Han | The Guardian's

169 70 11
                                    

"Kemarikan bekalmu!" hardik Felix kecil pada Veronika yang mungil diruang bermain taman kanak-kanak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemarikan bekalmu!" hardik Felix kecil pada Veronika yang mungil diruang bermain taman kanak-kanak.

Saat ini mereka tengah istirahat makan siang, setelah dari pagi belajar dan bermain bersama guru TK mereka.

"Dengar aku tidak?" bentaknya lagi, "Berikan aku wortelmu!"

Veronika menggeleng ketakutan, matanya merah hendak menangis. "Tidak boleh. Dad susah payah menyiapkan bekal ini untukku."

Felix menggeram, "Cepat! Aku juga ingin makan wortel!"

"Aku bisa berbagi denganmu." Veronika tersenyum cerah sambil memindahkan beberapa potong wortel ke kotak bekal Felix. Sepintas ia tersenyum haru, namun tidak berlangsung lama.

"Kau mau tahu tidak? Wortel yang kau makan itu adalah monster Jingga. Setelah kau menelannya, dia akan membunuhmu dari dalam." Felix menakut-nakuti Veronika. Sehingga gadis kecil itu mulai mengisak karena ketakutan.

"Ayahmu itu hendak membunuhmu dengan Monster Jingga." Tambahnya kembali. Detik itu juga sebuah suara tangisan menguasai taman kanak-kanak tersebut.

"Hei! Kenapa kau mengganggu perempuan, hah?!"

Jisung kecil yang sedari tadi tidak tahan melihat perundungan Felix terhadap Veronika segera mendorongnya hingga terjungkal. Felix yang terjerembab dilantai menatap sengit kearah Jisung.

"Aku akan mengadukanmu pada ayahnya!"

Setelah mengatakan itu, Jisung menghampiri Veronika yang sedang terisak-isak.

"Ero-ah, It's okay. Wortel tidak akan membunuh gadis cantik sepertimu." Kata Jisung lembut, tangan mungilnya menyeka pipi Veronika yang basah dengan air mata.

"Benarkah?"

Jisung mengangguk kemudian mengelus pucuk kepala Veronika dengan hangat.

Semenjak hari itu Jisung selalu melindungi Veronika dari gangguan Felix yang nakal. Bahkan perkataan Felix menyisakan trauma pada diri Veronika. Jisung sering memergoki Veronika menyisakan potongan wortel alih-alih memakannya.

Waktu berlalu begitu cepat. Setamatnya dari bangku kanak-kanak, Jisung kehilangan Veronika. Gadis itu pindah ke Korea Selatan, sementara Jisung tetap di Amerika. Namun, Jisung dapat bernafas lega. Sebab tidak ada Felix yang akan mengganggu gadis itu.

Meski bertahun-tahun lamanya perasaannya terhadap Veronika berkecambah menjadi cinta pertama yang gagal, Jisung tidak akan pernah melupakan gadis itu. Rasa cintanya tertanam begitu dalam.

"Dia adalah raga yang tak tergenggam, indah parasnya hanya dapat ku pandang" Itulah sebaris kalimat yang menetap di celah hati Jisung. Karena Jisung adalah pakarnya dalam mencintai tanpa pembalasan.

Jisung senantiasa menjaga dan mengawasi Veronika dari jauh seumur hidupnya. Apakah Jisung adalah penjaga yang diutus langit untuk membuat Veronika bahagia?

Singgah X [K-Pop Idol] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang