"Dokter Alfin!" Mahasiswa magang dengan jas lab putih itu akhirnya menemukan Kepala Departemen Kejiwaan tersebut.
"Ada apa, Lino?" Tanya Alfin sambil membenarkan letak kacamatanya. Pria paruh baya bercambang tipis itu menatap Lino yang tampak awas.
"Be-begini, Dokter." Lino terbata-bata.
Alfin merasakan ada sesuatu yang tidak beres, "Cepat katakan, Lino-ah. Aku sedang banyak pekerjaan. Masih ada pasien Bipolar yang harus aku terapi."
Mendengar perkataan Alfin, Lino menelan saliva karena gugup. "Pasien bernama Abigail Moon tersebut melarikan diri."
"Apa?!" seru Alfin mendadak murka, "Maksudmu dia kabur?"
Lino mengangguk penuh ketakutan, namun tangannya menyerahkan sebuah surat kepada Alfin. "Dia meninggalkan ini, Dokter Alfin."
Alfin membaca surat tersebut, seketika tengkuknya menegang karena Abigail berulah lagi.
"Bagaimana caramu mengurus pasien, hah?!" bentak Alfin, "Cepat! Cari dia sekarang."
Setelah mengatakan itu Alfin berjalan meninggalkan Lino dalam kebingungan. Pemuda itu memandangi surat yang ditulis Abigail dengan gusar.
"Abby, bagaimana bisa kau kabur seperti ini?!" Lino mengacak rambut frustasi, lantas melepaskan jas lab putihnya dan mulai mencari keberadaan Abigail.
***
Masih dengan mengenakan jas lab putih curiannya, Abigail tertawa puas setelah berhasil berkamuflase dan kabur dari cengkeraman dokter-dokter yang selalu merecokinya dengan berbagai obat dan terapi. Ia terkikik penuh kemenangan, sambil menghirup lepas udara musim gugur yang lembab.
"Akhirnya aku bebas!" teriak Abigail puas. Lantas berlari sejauh mungkin agar tiada siapapun yang bisa menemukan jejaknya.
Sekitar 30 menit berjalan tidak tentu arah, Abigail merasa kelelahan. Tak sengaja matanya menangkap sebuah perpustakaan kecil bergaya vintage berdiri kokoh dihadapannya. Gadis itu memilih masuk kedalam sana dan merehatkan diri sebentar, sambil harap-harap cemas semoga tidak ada yang berhasil menemukannya disini.
Bel yang disematkan di daun pintu berdenting, mengawali langkah Abigail menelusuri seluk beluk perpustakaan kecil bernama Al Kaffah ini. Kakinya berjalan menuju rak penuh dengan buku dongeng yang memanjakan mata.
"The Little Mermaid?" Abigail membaca judul buku bergambar putri duyung yang dikelilingi dengan buih-buih lautan.
"Ceritanya sedih," sebuah suara seolah-olah melepaskan rasa penasaran Abigail terkait buku tersebut. Seorang gadis cantik berhijab biru langit tersenyum ke arah Abigail.
"Maksudnya?" Abigail mengernyitkan kening tidak mengerti.
"Putri duyung mengorbankan segala yang dia punya, namun dia harus menghilang dan berubah menjadi buih di lautan." Jelas gadis itu yang tampaknya sudah paham betul isi buku tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah X [K-Pop Idol] ✓
ContoSinggah memiliki makna berhenti sebentar di suatu tempat ketika dalam perjalanan. Sementara perasaan merupakan tempat manusia merasakan pertimbangan batin, baik suka maupun duka. Namun, apa jadinya jika perasaan tersebut hanya sekadar singgah dalam...