Yangyang | Our Mid-Autumn Night

53 22 0
                                    

“Apakah kau tahu? Setiap tanggal 15 bulan ke-8 menurut kalender imlek dan kepercayaan orang Tionghoa, bulan yang berada di posisi paling dekat dengan bumi melambangkan bersatunya pria (matahari) dan wanita (bulan), seperti Yin dan Yang,” ucap Yangyang, seorang pemagang di sebuah stasiun radio Korea yang memilih menjadi penyiar radio pengganti di malam pertengahan musim gugur.

“Bagi masyarakat Tionghoa, perayaan ini disebut sebagai Festival Kue Bulan atau Mooncake Festival. Dan ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk pulang ke kampung halaman. Kembali berkumpul dengan keluarga, dan menikmati kue bulan bersama,” sambungnya dengan suara khas selembut kapas.

“Lagu terakhir yang akan diputar adalah lagu yang cocok untuk menemani perayaan malam ini,” lanjut Yangyang. “Silakan duduk bersama keluargamu, menikmati makan malam, berbagi kue bulan, dan menikmati bulan bersama.”

Detik berikutnya seorang pengarah musik memutarkan tangan kanannya ke udara. Yangyang mengerti bahwa sebentar lagi sebuah lagu akan diputar.

"Sekarang tutup matamu, menunggu angin, menunggu hujan, menunggu salju, dan menunggu bulan purnama," perintah Yangyang. "Aperture oleh Wang Jing Wen dan Xiao Le Ge. Selamat mendengarkan.”

Setelah itu lagu penutup untuk para pendengar Autumn’s Happy berputar. Yangyang pamit undur diri, mengambil ranselnya di sofa, berjalan keluar dari stasiun radio, kemudian menyusuri jalanan kota seorang diri.

Tatap matanya begitu sedih melihat kota yang begitu terang benderang. Semua orang tersenyum bersama keluarga masing-masing dan terlihat bersinar dalam kebahagiaan. Sementara hanya dia yang terlihat suram tak bercahaya. Yangyang masih tetap berjalan di trotoar, hingga akhirnya ia berhenti dan memasuki kedai tenda yang menjual berbagai macam makanan jalanan yang populer.

"Selamat datang," sambut seorang Nenek berpakaian Cheongsam berwarna hijau tua, dan menyelipkan tusuk konde di rambutnya.

Yangyang sempat terkejut melihat para pelanggan yang memenuhi tenda kecil ini, padahal dari luar kedai tenda ini terlihat sepi.

"Silakan duduk di sini," ujar Nenek itu sambil menuntun ke meja bulat khusus dua orang.

"Tapi di sini sudah ada pelanggan, Nek," kata Yangyang menunjuk seorang gadis yang duduk di kursi tersebut.

Wajahnya dipenuhi oleh tekanan, terlihat jelas sedang memikirkan sesuatu. Yangyang tidak ingin mengganggu, walaupun cuma sekadar menumpang duduk untuk makan dengan tenang.

"Permisi, bolehkah pemuda ini duduk bersamamu?" tanya Nenek pemilik kedai. "Lihatlah, semua meja sudah terisi. Kebetulan kau sendirian, bolehkah dia bergabung?"

Gadis itu tidak banyak bicara, ia hanya mengangguk pelan dan membiarkan Yangyang bergabung dengannya.

"Terima kasih," ucap Yangyang.

Sekali lagi gadis itu tidak mengeluarkan satu patah katapun dari bibirnya. Ia hanya mengangguk kecil, dan meneguk kembali soju-nya. Sementara itu Yangyang merasa canggung duduk berhadapan dengan gadis dingin ini.

"Baiklah, kau terpilih hari ini," kata Nenek berkonde itu, sambil memberikan sepotong kue bulan untuk Yangyang.

"Aku tidak memesan ini," ujar Yangyang. "Bahkan aku belum memesan apapun di sini."

"Hari ini peringatan apa?"

Yangyang mengernyitkan kening mendengar pertanyaan tak terduga itu.

"Festival Pertengahan Musim Gugur?"

"Benar! Itu artinya kau harus memakan kue bulan di hari istimewa ini," jelas Nenek tersebut. "Sambil menunggu hidangan lain, makanlah kue bulan ini dahulu. Cepat dimakan, ya."

Singgah X [K-Pop Idol] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang