Jake | If You're Happy and You Know It, Clap Your Hands

58 32 0
                                    

Hujan bulan September mulai turun, bersamaan dengan embusan angin sejuk yang merasuk belulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan bulan September mulai turun, bersamaan dengan embusan angin sejuk yang merasuk belulang. Hari itu rintik-rintik hujan menjadi orkestra menarik sepanjang siang di sekolah. Savannah tidak akan pernah melupakan hari itu, sebab senior tampan sekaligus petenis muda kebanggaan SMA Daehan, Jake Shim, muncul di ambang pintu ruangan klub melukis dengan wajah datar.

"Permisi, siapakah ketua klub melukis?" tanya Jake dengan nada dingin.

"Yang jelas bukan aku, sunbae," sahut Jiah acuh, sambil menyapu kuas ke kanvas yang telah dipenuhi dengan warna, "coba tanyakan pada perempuan blasteran di depan sana."

Savannah yang memakai celemek penuh cat, kemudian berdiri dan menghampiri Jake di depan pintu.

"Ada apa mencariku, sunbae?" tanya Savannah, sambil membenarkan beberapa helaian anak rambut di pelipis matanya.

"Lebih tepatnya kau dicari oleh Yoo sonsaengnim di ruang guru,"

"Sekarang?"

Jake mengangguk kecil, kedua tangannya tersembunyi rapat di saku celananya. Savannah segera melepaskan celemek yang melilit pinggangnya, kemudian merapikan seragamnya sebelum menemui guru pembimbing tersebut.

"Ikut aku."

"Terima kasih, sunbae," ucap Savannah sopan.

Jake tidak menjawab, ia segera berjalan pergi menelusuri lorong yang sepi. Savannah turut berjalan di belakang senior itu, sembari memperhatikan punggung lebar di hadapannya. 

Di sepanjang perjalanan menuju ruangan guru, hujan terlihat semakin deras dari balik jendela. Jake memiliki langkah yang cukup besar sehingga membuat Savannah tertinggal sedikit jauh.

Sebenarnya Savannah tidak keberatan berjarak seperti ini, karena ia tidak ingin berjalan berdampingan dengan mega bintang dambaan semua kalangan. Bisa-bisa nanti dia mendapatkan tatapan maut dari pemuja Jake garis keras.

Ketika berjalan beberapa waktu, kini mereka melewati lobi penuh dengan para siswa dan siswi. Dalam sekejap Savannah menundukkan kepalanya. Sebisa mungkin ia tidak ingin bersitatap dengan mereka yang memadati lobi, hanya untuk mengagumi ketampanan seorang Jake. Jujur saja, gadis mana yang tidak menyukai pemuda tampan dengan sejuta pesona seperti Jake? Bahkan Savannah yang anti romantic club, sempat terpana melihat sosok legendaris tersebut.

Bisa dikatakan ini adalah kali pertama Savannah berinteraksi dengan Jake. Mengingat agak sulit bagi kalangan biasa sepertinya, memiliki momen dengan harta karun sekolah yang cukup fenomenal ini. Sangking langkanya, orang-orang menyebutnya berkah Tuhan yang turun dari langit.

"Sudah sampai," kata Jake, ketika mereka berada di depan pintu ruangan guru.

"Terima kasih, Sunbae," Savannah membungkuk hormat kepada Jake yang menanggapi dengan anggukan kecil.

Singgah X [K-Pop Idol] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang