TUJUH

17.7K 2.4K 364
                                    

Jaemin dan Jeno memandang tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Renjun dan Haechan sedang bertengkar dengan dan posisi mereka kini berada di depan kelas. Haechan dan Renjun saling menarik rambut satu sama lain.

"HUANG RENJUN!"

"LEE DONGHYUCK!"

"BERHENTI KALIAN!"

Tanpa mendengarkan perkataan keduanya, Renjun dan Haechan masih saling bertengkar. Jeno dan Jaemin saling mengembuskan napas masing-masing. Berjalan mendekat dan menarik mereka ke dalam pelukan.

"Huang Renjun! Kubilang berhenti!" Jaemin memeluk erat Renjun yang masih berontak untuk menghajar Haechan.

Sedangkan Jeno melakukan hal yang sama. Menahan Haechan yang sama-sama memberontak. "Haechan! Berhenti!"

"LEPAS!" Renjun berontak dalam pelukan Jaemin. "AKU HARUS MENGHAJAR BABI SIALAN ITU!"

Haechan menatap tajam saat dirinya dikatakan seekor babi oleh Renjun. "AKU TIDAK MENGATAIMU SEJAK TADI RUBAH SIALAN! SINI KAU KUHAJAR BADAN KURUS BERTULANGMU!"

Jaemin dan Jeno benar-benar terlihat kesusahan menahan Renjun dan Haechan yang sama-sama memberontak satu sama lain. Tubuh Renjun memang kecil, tapi tenaganya tidak main-main. Sedangkan Haechan, dengan tubuh yang lebih berisi memiliki tenaga yang cukup besar.

"Jaemin. Kau bawa Renjun pergi dari kelas Haechan. Aku akan menahan Haechan di sini."

Jaemin mengangguk dan berusaha menarik Renjun menjauh dari Haechan. "Renjun hentikan. Kita keluar sekarang."

"TIDAK! AKU HARUS MENGHABISI BABI BRENGSEK ITU! LEPAS! LEPAS JAEMIN! LEPAS!"

"RUBAH SIALAN! SINI KALAU BERANI!"

"Haechan berhenti. Jangan seperti ini."

Haechan masih mengabaikan perkataan Jeno. Ia masih memberontak dan pelukan Jeno semakin kuat. "KUBILANG LEPAS! AKU HARUS MEMBERI PELAJARAN PADA RUBAH SIALAN ITU!"

"KUBILANG BERHENTI, LEE DONGHYUCK!"

Habis sudah kesabaran Jeno. Ia membentak Haechan. Dan merasakan tubuh kekasihnya bergentar. Jeno meruntuki apa yang telah dilakukannya barusan. "Haechan. Maafkan aku. Ak—"

"Kau membentakku? Kau membentakku?"

Jeno melepas pelukan Haechan. Membawa kekasihnya itu duduk di salah satu kursi. Berjongkok tepat di depannya dan menggenggam lembut tangan Haechan. "Aku tidak membentakmu. Tidak, Sayang."

"Kau membentakku."

Jeno berdiri dan membawa tubuh Haechan ke dalam pelukannya. Suara tangis Haechan mulai terdengar dan membuat hati Jeno terasa seperti teriris.

"Kau ... hiks ... hiks ... membentak ... hiks ... ku ... selama ini ... hiks ... aku ... hiks ... sabar ... hiks ... deng ... hiks ... dengan ... sikap ... hiks ... ding ... dingin ... hiks ... mu ...."

Jeno mengelus rambut Haechan. Kekasihnya benar-benar menangis. Dan ini karena dirinya sendiri. Janji yang dulu ia katakan seakan hancur begitu saja. Ia berjanji tidak akan membuat Haechan menangis dan nyatanya sekarang, janji itu ia ingkari sendiri.

"Echannie," panggil Jeno yang sudah melepaskan pelukannya dan kembali berjongkok.

"Maafkan Jenjen, ya. Maaf Jenjen sudah membentak Echannie." Jeno menangguk wajah Haechan dan menyeka air matanya.

Kedua netra Jeno masih lekat memandang kedua netra Haechan. Mata itu terlihat begitu terluka. Dan Jeno tidak suka dengan ini. Biarkan dirinya yang terluka, bukan kekasih besarnya ini.

AYO KITA BERTUKAR (00LINE NCT DREAM) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang