FAKE ENDING (1/2)

18.4K 1.5K 171
                                    

Setelah kejadian di taman, Renjun benar-benar tidak menyangka Jaemin akan melepaskan tangannya dengan kasar. Walaupun sebenarnya Renjun tahu hal itu akan terjadi. Dan hujan telah menjadi saksi atas hubungannya yang berakhir.

Kini di depannya matanya, Jaemin tengah tertawa bahagia bersama seseorang. Seseorang itu adalah mantan sahabatanya. Orang yang telah ia buat malu sedemikian rupa. Lee Donghyuck.

"Apa kau putus dengan Jaemin?"

Renjun mengalihkan atensinya kepada Jeno yang kini telah duduk di sampingnya. "Kau bagaimana?"

Jeno hanya mengangkat kedua bahunya. "Aku tidak tahu. Haechan benar-benar mengatakan pmutus kemarin sore. Dan paginya dia benar-benar mengusirku dari rumahnya."

"Saat aku datang ke rumahnya, ternyata Jaemin sudah ada di sana dengan motor miliknya. Ketika aku akan keluar dari mobil, aku hanya bisa mendengus melihat Jaemin yang mengusak rambut Haechan. Mereka terlihat begitu bahagia dan aku mengurungkan niat untuk menghampiri mereka berdua."

"Mereka terlihat bahagia, bukan?" tanya Renjun yang tersenyum melihat senyum mantan kekasihnya.

"Kau tahu, Jeno. Dulu senyum itu milikku. Senyum yang selalu aku dan Jaemin tunjukkan. Dan sekarang aku yakin, senyum itu telah menjadi milik Haechan."

"Apa kita masih memiliki kesempatan kedua?" tanya Jeno.

"Entahlah," jawab Renjun.

"Yang kuingat hanya satu. Jaemin menatapku dengan benci. Bahkan hari ini dia pindah tempat duduk," jelas Renjun.

"Mungkin kesalahan kita tidak bisa mendapatkan maaf dari mereka berdua." Jeno berdiri meninggalkan Renjun.

"Kau tahu, Renjun. Asalkan Haechan berbahagia, aku juga pasti bahagia melihatnya."

***

"Jaemin! Kau akan membawaku ke mana?"

Haechan terus bertanya kepada Jaemin yang menariknya begitu saja dari luar kelas. Jam tanda pulang sekolah memang berbunyi. Dan sudah satu bulan lebih Haechan semakin dengan Jaemin. Jeno? Hubungannya benar-benar telah selesai bulan lalu.

"Kita makan enak! Kau harus banyak makan biar lemakmu semakin banyak."

"Ya! Aku tidak ingin bertambah gemuk!"

Haechan benar-benar pasrah di bawa Jaemin secara tidak berperikemanusiaan. Bayangkan saja, ia ditarik layaknya sapi yang akan diarak ke mana-mana. Dan mata Haechan secara tidak langsung bertemu dengan Jeno dan Renjun yang melihat keduanya. Sudah dua lebih Haechan tidak melihatnya keduanya.

Jaemin benar-benar membawa motornya seperti orang kesetanan. Dan membuat Haechan memeluknya begitu erat. Bahkan, Jaemin benar-benar mendapatkan umpatan demi umpatan dari Haechan dan juga pukulan di helm serta kepalanya.

"Kita sampai. Kau turunlah dulua. Cari meja atas nama Na Jaemin, ya, Donghyuck."

Haechan mendengus. "Kau membuatku masuk ke restoran seperti ini dengan pakaianku yang tidak karuan? Ya Tuhan! Aku membencimu, Na Jaemin!"

Jaemin tertawa. "Aku menyayangimu, Lee Donghyuck."

Wajah Haechan memerah mendengar perkataan Jaemin. Sampai kapan dia akan mengatakan itu! Aku tidak suka!

"Cari parkirannya jangan yang susah! Aku mau ke dalam, mencari meja pesananmu."

Haechan berjalan meninggalkan Jaemin. Merapikan seragam miliknya dan rambutnya yang terbentuk seperti helm.

"Selamat siang," sapa seorang pramusaji yang melihat Haechan masuk.

"Siang. Saya mau ke meja atas nama Na Jaemin," kata Haechan yang langsung membuat pramusaji itu kembali membungkuk.

Haechan mengikuti si pramusaji. Matanya melirik sekilas ke arah belakang hanya memastikan Jaemin sudah menyusulnya. Tetapi, ia benar-benar tidak menemukannya sosok Jaemin.

Haechan memandang bingung sebuah pintu yang berada di depannya. Pramusaji itu membuka pintu dan memintanya untuk masuk. Haechan hanya mengikuti dan duduk di tempat yang sudah disediakan. Bangku yang menghadap pintu ruangan.

Kakinya terus bergerak. Jarinya terus bermain di atas meja. "Kemana Jaemin? Aku sudah menunggunya sepuluh menit. Memangnya mencari parkiran bisa sampai selama ini? Aku sudah lapar!"

"Kalau aku pesan sekarang, terus nyatanya Jaemin tidak datang juga. Aku yang bayar? Melihat harga makanannya saja sudah menghabiskan uang saku untuk satu mingguku!"

Haechan terus menggerutu. Hingga pintu terbuka dan menampilkan sebuah kostum boneka besar berbentuk singa yang berjalan ke arahnya. Haechan menyipit seakan tidak asing dengan bentuk singa itu. Kenapa mirip boneka singa milik Jaemin?

Musik mulai terdengar. Dan kostum boneka singa itu menari-nari tidak jelas menurut Haechan. Hingga lampu padam dan kembali menyala. Haechan terkejut saat orang yang ada di dalam kostum boneka singa itu adalah Jaemin yang telah melepas kepala singanya.

"Aku yakin ini tidak romantis. Tapi aku berusaha sebisa mungkin," kata Jaemin yang tersenyum.

"Mungkin kau berpikir kalau perkataanku mengenai aku menyayangimu dan mencintaimu itu adalah bualan belaka," lanjut Jaemin yang mengeluarkan sebuah buket bunga mawar merah di bawah meja dan membuat Haechan memandang Jaemin tidak percaya.

"Kali ini aku akan berkata serius kepada, Donghyuck." Jaemin tersenyum.

"Maukah kau menjadi kekasihku? Kekasih Na Jaemin yang selalu banyak berbicara. Kekasih Na Jaemin yang selalu bertingkah seperti anak kecil. Kekasih Na Jaemin yang selalu ingin saling bercerita satu sama lain. Dan Kekasih Na Jaemin yang berbagi kisah cinta bersama."

Haechan tetunduk malu. Ia menggigit bibir bawahnya. Mengangkat kepalanya dan memeluk Jaemin. "Aku mau! Aku mau!"

"Terima kasih, Donghyuck. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Jaemin."

***

FAKE ENDING JAEMHYUK DONE!

Sesuai janjiku kemarin. Aku buat fake ending untuk pertama dan terakhir.

Jadi, untuk ceritaku yang lain tidak akan ada fake ending lagi.

Terima kasih untuk semuanya :)

Sampai berjumpa lagi di certiaku yang akan on going selanjutnya.

AYO KITA BERTUKAR (00LINE NCT DREAM) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang