Setelah melewati masa-masa sebagai siswa cupu di tahun pertama Sekolah Menengah Atas dan menjadi siswa penuh kebebasan, pemegang kekuasaan terdepan sekolah, yang waktu untuk belajar malah lebih sedikit karena sibuk dengan kegiatan organisasi masing-masing saat menginjak kelas sebelas.
Kini saatnya untuk quintet kelahiran 2002 itu menjalani masa-masa mereka sebagai pejuang di akhir waktu wajib sekolah. Kelas 12, yang belum dijalani saja tapi rasanya sudah berat.
Junho, Minhee, Dongpyo, Eunsang dan Hyeongjun yang satu tahun lagi akan menjabat sebagai mahasiswa baru. Itu pun kalau satu tahun ini benar-benar dimanfaatkan dengan baik untuk belajar.
Mungkin, Eunsang dan Minhee bisa bernafas sedikit lebih lega, karena nilai rapot mereka sejak kelas sepuluh sampai sekarang bisa terbilang stabil.
Beda sama Junho, Hyeongjun dan Dongpyo. Ada nilai yang tiba-tiba menanjak, lalu terjun payung di semester berikutnya. Ada juga yang stabil, tapi stabil jeleknya.
Sebenarnya, sejak awal kelimanya sudah ditanya, kalau terpilih jadi anggota inti remaja masjid Brokoli Ijo masih tetap mau ikut lanjut, atau memilih untuk meletakkan jabatan dan mengalihkannya pada orang lain? Mengingat kewajiban untuk menjalankan pesantren kilat selama satu bulan penuh ini. Di mana, waktu satu bulan ini sebenarnya bisa mereka manfaatkan untuk belajar lebih lagi untuk materi Ujian Nasional atau materi ujian tes masuk perguruan tinggi nanti.
Tapi, lima-limanya tetap ngotot mau jadi anggota inti remaja masjid.
"Demi mencetak remaja-remaja berkualitas, remaja-remaja yang dirindukan surga karena gemar meramaikan masjid dengan sholat berjamaah." Katanya begitu.
Padahal tidak harus menjadi anggota remaja masjid dulu untuk bisa meramaikan masjid. Kalau mau sholat berjamaah di masjid, ya tinggak datang saja. Gak ada yang ngelarang juga.
Cuma alasan saja itu, selama bulan puasa gak di rumah, biar gak disuruh ini itu bantuin orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Biar gak kenal omel mama kalau pas puasa kerjaannya cuma rebahan di kasur.
Padahal kegiatan selama menjadi remaja masjid ini akan lebih padat kedepannya.
Dan untuk menyiasati kegiatan belajar kelimanya yang terhalang karena mengemban kewajiban sebagai remaja masjid inti ini, Junho, Minhee, Dongpyo, Eunsang dan Hyeongjun setiap harinya selalu menyempatkan waktu untuk menghubungi tentor les privat mereka dan membuka materi yang dikirimkan, lalu membahasnya sedikit.
Mereka berlima memanggilnya Bu Miru. Tentor privat yang sudah menjadi turun temurun di Kelurahan Brokoli Ijo, karena cara mengajarnya yang menyenangkan, mudah dimengerti dan bonusnya Miru itu cantik.
Setahun lalu, Miru jadi tentor privatnya Hitomi, Nako, Minju dan Yuri, dan terbukti mereka berhasil lulus dengan nilai memuaskan, masuk ke fakultas dan jurusan yang diinginkan. Dari rekomendasi ini akhirnya lima orang ini jadi muridnya Miru sekarang.
Miru ini orangnya cerdas, sangat pintar di segala mata pelajaran. Kata Bu Miru, dalam setahun ia bisa sampai mengajar lebih dari sepuluh murid, tapi karena dihantam oleh teknologi bimbingan belajar online dengan harga lebih terjangkau dan waktu yang fleksibel, pemasukan sebagai tutor jadi berkurang drastis.
Tapi, quintet remaja masjid ini tetap memilih Bu Miru sebagai alternatif belajar mereka. Soalnya apa, susah belajar sambil pegang HP atau laptop. Bukan dengerin materi, malah jadi buka aplikasi lain. Bukannya memahami materi yang dijelaskan, bisa-bisa malah ditinggal tidur.
Mendengar penjelasan materi secara langsung memang pilihan terbaik.
Seperti malam ini juga, selesai sholat tarawih, saat yang lain melanjutkan kegiatan malam mereka dengan tadarus Al-Qur'an, Junho, Minhee, Dongpyo, Eunsang sama Hyeongjun ijin untuk pamit undur diri lebih dulu. Mau belajar. Belajar, kan, juga ibadah.
"Assalamualaikum semuanya! Gimana kegiatannya hari ini?"
"WAALAIKUMSALAM BU MIRU!" Balas kelimanya kompak.
Duduk berjejer menghadap satu laptop di atas meja, dengan kamera depan menyala, dan berkomunikasi dengan Miru melalui Google Meet.
"Males Bu Miru, hari ini aku diomelin sama Bu Yoonjung, guru di sini, padahal yang ketauan ngobrol bukan aku sendiri." Keluh Hyeongjun.
"Ya gimana, orang Bu Yoonjung lagi jelasin tafsir ayat, lo malah ngakak-ngikik sendiri, mana kenceng banget lagi. Untung lo gak didamprat sama Bu Yoonjung." Sahut Minhee.
Miru di ujung sana cuma tertawa menanggapi keributan anak muridnya.
"Bu Miru, boleh jelasin lagi latihan soal kemarin yang nomer 15? Kok aku ngerjain lagi gak ketemu jawabannya ya?" Eunsang mengembalikan obrolan mereka kembali ke pelajaran.
Dan Miru mulai untuk menjelaskan materi kembali, sesuai dengan tugas utamanya.
"Soal yang ini, nih, Bu Miru. Kok beda cara ngerjainnya sama yang kemarin?" Giliran Junho yang bertanya.
"Kalo buat soal yang ini emang harus sering-sering latihan, nanti makin sering ngerjain jadi makin familiar sama jenis-jenis soalnya. Karena gak semua soal pakai rumus yang sama, tergantung apa yang diketahui dan ditanya." Jawab Miru, sebelum kembali menjelaskan cara penyelesaian.
"Eh eh, ini bukannya ikut tadarusan, malah di sini nongkrong," Wooseok yang lewat, tiba-tiba ikut jongkok di samping Dongpyo, "Nonton apa? Yang enggak-enggak ya?"
Dan ketika pandangan mata Wooseok bertemu dengan Miru lewat, keduanya sama-sama kaget, ternyata ada orang asing di seberang sana.
"Bu Miru, Bu Miru!" Dongpyo menarik Wooseok mendekat dan menunjuk lelaki itu dengan heboh, "Ini loh Bu Miru, yang aku bilang waktu itu."
Miru tampak bingung, begitu juga dengan Wooseok.
"Kenapa, Pyo?"
"Itu Bu Miru, yang bilang 'Ngapain masih les begitu, gak praktis, mending daftar bimbel online aja jaman sekarang, enak, lebih fleksibel bisa sambil tidur bisa belajar kapan aja' itu Bu." Dongpyo makin heboh, "Kak Wooseok juga, yang ngojok-ngojokin kita biar gak usah les sama Bu Miru lagi."
"Oh." Miru melirik Wooseok dengan tatapan tak suka.
Iya bagaimana tidak kesal, sih, kenal saja enggak, tau kualitas mengajarnya bagaimana juga tidak, kok sudah sok tau dengan menjatuhkan begitu.
Wooseok, bukannya merasa bersalah, lelaki itu malah ikut-ikutan membalas tatapan itu tak kalah judes.
Wooseok memang bekerja sebagai tutor di lembaga bimbingan belajar online. Bisnis yang sedang didalaminya sekarang memang sedang berkembang-berkembangnya.
Dan sebenarnya, apa yang diucapkan Dongpyo tidak salah, cuma Wooseok bilangnya juga tidak seberlebihan itu.
Tapi, benar, kan? Segalanya lebih mudah dengan online sekarang. Jadi, Wooseok juga tidak salah, kan?
Namanya juga promosi bisnis. Kalau harus menjatuhkan lawan, ayo sekalian ribut.
remaja masjid
KAMU SEDANG MEMBACA
remaja masjid 3― x1 ; izone ✔
Fanfictionmaaf, kita lagi puasa. | kpoplokal ©2020 syyouth- Parallel universe}