[6] ampas kopi hitam

1.2K 249 38
                                    

Sekesel-keselnya para anggota remaja masjid sama Bu Yoonjung, yang tiap hari kerjaannya cuma bisa marah-marah dan ngomel. Segondok-gondoknya para anggota remaja masjid sama Pak Jaeseung yang kalau sudah nyindir orang, ucapannya bisa nyelekit sampai ulu hati. Semales-malesnya para anggota remaja masjid sama Pak Seunggi, yang sukanya ngelucu tapi lawakannya garing, mau gak ketawa kok takut menyinggung, mau ketawa tapi ya emang gak ada yang pantas ditertawakan. Dan, segereget-geregetnya para anggota remaja masjid sama Bu Yumi, yang suka lupa kalau ngasih tugas, kemarin bilangnya tolong hafalkan surah ini ayat sekian sampai sekian, tapi besokannya lagi malah beda.

Percaya deh, mereka semua lebih gak suka lagi sama satu orang, yang kini menjabat sebagai Dewan Guru Pesantren Sobat Gurun Village, yang memang bisa dibilang punya kedudukan cukup tinggi dalam struktur organisasi, jadi punya kuasa lebih.

Tapi, kadang, kuasa yang dipegang itu malah dipakai berlebihan. Bahkan urusan di luar kuasanya pun kadang dia ikut campur.

Namanya Pak Anjaya. Nama panjangnya Anjaya siapa deh terserah, bodo amat, gak peduli. Tapi, maunya dipanggil Pak AJY, Pak Ajeye, biar keren katanya. Tapi, semuanya lebih memilih memanggilnya Pak Anjay, terdengar lebih cocok dan nyaman di telinga.

Orangnya pakai kacamata. Rambutnya keriting nanggung. Mukanya ngeselin. Kerjaannya ketawa senyum terus, tapi senyum-senyum nyebelin. Bukan bikin hati adem, malah bikin pengen nabok aja.

Ketidak sukaan mereka pada Pak Anjaya ini bukan tanpa alasan, tapi, memang Pak Anjaya dan kelakuannya saja yang suka bikin naik darah.

Contoh kecilnya saja kemarin, Hitomi sama Chaewon yang dapat giliran mencuci mukena dan sarung di masjid, setelah kering langsung dilipat. Tapi, pas waktu tarawih, sarung kesayangannya Pak Anjaya hilang entah ke mana, padahal mereka yakin sudah melipat dan menyimpan semuanya sesuai di tempatnya.

Akhirnya Hitomi sama Chaewon yang disuruh nyari sampai kelilingan Sobat Gurun Village, eh ujung-ujungnya, ternyata Pak Anjaya sendiri yang lupa kalau sebelumnya sarungnya sempat dipakai setelah dicuci dan diletakkan di dalam tasnya sendiri.

Kalau Hitomi berani, sudah beneran diinjek itu kacamatanya, dipatahin sekalian.

Itu cuma contoh kecil. Ada lagi kasus besarnya, sebenarnya ini sudah kasus lama, sih. Tapi, hal ini bener-benar membuat banyak orang kehilangan respect padanya.

Entah berapa tahun lalu tepatnya, seorang ketua remaja masjid yang sedang menjalani masa pesantren kilat setelah terpilih, seperti dua puluh tiga remaja masjid ini, dipecat dengan tidak hormat atas kesalahan yang sama sekali tidak ia lakukan.

Ia tuduh melakukan tindakan bully kepada salah satu siswa di pesantren, yang pelaku sebenarnya adalah temannya sendiri. Tapi, karena orang tua si pelaku ini adalah orang yang 'berpengaruh' dan punya jabatan, jadilah mereka meminta kepada Pak Anjaya untuk membersihkan nama anaknya, dan cara yang dipilih adalah dengan melimpahkan kesalahan pada orang lain.

Hampir semua orang mengetahui masalah ini secara dalam, siapa pelaku dan siapa yang sebenarnya tak bersalah. Tapi, tidak ada yang berani buka mulut.

Saking kesalnya, Junho pernah sengaja pura-pura kesandung batu di depan Pak Anjaya yang lagi jalan di pinggir lapangan, pura-pura kaget dan teriak, "WOI DAKJAL!" di depan mukanya Pak Anjaya langsung.

Tapi, Pak Anjaya cuma senyum-senyum aja terus bilang, "Lain kali hati-hati kalau jalan."

Padahal Junho berharap Pak Anjaya tetsinggung terus marah, biar puasanya batal.

Hari ini, kebagian Wooseok yang nyiapin takjil buat Pak Anjaya. Seperti biasa, Pak Anjaya cuma mau berbuka pakai kopi hitam dengan gula dua setengah sendok yang diaduk tiga puluh tiga kali. Ribet, tapi aturannya memang sudah begitu.

Dan, rencana kecil sudah disusun. Kopi berbuka buat Pak Anjaya bukan pakai bubuk kopi baru, tapi pakai ampas kopi yang entah bekas punya siapa, diambil diam-diam sama Yujin di warung tadi.

Tidak cuma itu, sebelum disajikan kepada Pak Anjaya, tidak lupa kopinya diaduk dulu, diaduk pakai jari telunjuknya Yohan yang gak tau habis megang apaan aja.

"Aturan masukin obat mules aja."

"Ah, kalo boleh gue campur sianida juga, nih."

Tapi, mereka masih waras, masih mau hidup tenang. Jadi, sebaiknya jangan macam-macam.

Walaupun tak sebanding dengan perbuatannya selama ini, tapi ngejailin Pak Anjaya begini, cukup menyenangkan.




remaja masjid




tau dong siapa yang jadi bapak anjaya 😂

remaja masjid 3― x1 ; izone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang