Karena jumlah peserta yang membludak, melebihi jumlah yang ditargetkan oleh panitia acara, setelah pendaftaran lomba secara online ditutup, acara lomba Voice of Ramadhan yang awalnya direncanakan hanya berjalan satu hari, akhirnya diputuskan untuk diperpanjang menjadi dua hari.
Acara lomba hari ini dimulai lebih pagi daripada kemarin. Sebenarnya, kemarin lomba juga seharusnya sudah dimulai jam 9 pagi. Tapi, karena Pak Anjaya, yang menunjuk dirinya sendiri untuk memberi kata sambutan di awal acara sampai jam 10 lebih tidak kunjung datang, lomba jadi molor dan baru bisa dimulai jam 11. Itu juga setelah Wooseok menggedor pintu ruang kerja Pak Anjaya, dan ternyata si tua berkacamata itu lagi asyik telefonan sama teman SMA-nya, sampai lupa kalau ada agenda memberi kata sambutan di acara.
Karena acara kemarin yang molor sampai dua jam, waktu selesainya juga otomatis jauh lebih terlambat dari apa yang direncanakan. Di rundown acara tertulis penampilan band terakhir tampil jam setengah lima sore, atau paling lambat jam 5 sudah penutupan. Tapi, jam 7 malam baru semua peserta menyelesaikan penampilan.
Akibatnya, Seungwoo dan Eunbi sebagai penanggung jawab acara harus menerima omelan dari semua pengajar di Sobat Gurun Village, juga warga sekitar dan jamaah masjid.
"Sudah lewat waktu buka puasa, kalian semua ini bukannya sholat berjamaah, malah genjrang-genjreng jedar-jeder mengganggu orang yang sedang ibadah!"
Apalagi yang bisa dikatakan selain permintaan maaf. Yang salah siapa, yang menanggung siapa.
Sudah lah, siap-siap saja jajaran panitia ini dihabisi saat eval nanti. Yang penting, acaranya selesai dengan baik dulu.
Pembagian tugas masing-masing panitia masih sama seperti kemarin. Hanya Seungyoun yang tinggal menunggu pengumuman pemenang sore nanti, dipekerjakan juga bersama Hangyul dan Yohan sebagai staff panggung.
"Ih, Kak Chaewon, disamperin ya sama tunangannya."
Chaewon yang sedang sibuk dengan kertas rundown acara dan walkie talkie di tangan kanannya langsung menoleh ke belakang, menyahuti panggilan Nako dan Eunsang yang yang lewat sambil menaik turunkan kedua alisnya, menggoda Chaewon.
"Hah?" Balas Chaewon bingung begitu Nako dan Eunsang sudah menghilang berbelok.
Wonyoung yang berdiri di samping Chaewon langsung menyenggol lengannya pelan, dan jarinya menunjuk ke satu arah. Satu peserta yang kini sedang menyiapkan alat di atas panggung bersama enam anggota band yang lain.
Chaewon hanya bisa memperhatikannya dari belakang saja, karena seseorang itu memunggunginya sekarang.
Lalu, ketika seseorang yang diperhatikan itu berdiri, mempersiapkan diri, merilekskan tubuh sebelum tampil, Chaewon hanya bisa diam, dengan mata yang terbuka lebar.
Dan Chaewon memastikan lagi, dengan memeriksa kembali rundown yang tertulis nama semua penampil.
Oh, padahal Chaewon sudah memegang rundown itu sejak kemarin. Tapi, kenapa Chaewon baru sadar jika satu nama familiar itu terselip di sana.
"Kak Jungmo ikut lomba juga?" Tanya Wonyoung.
Chaewon hanya diam. Matanya masih menatap lurus ke arah Jungmo dan rekan satu band-nya yang sedang tampil.
Sebentar, kenapa dia tiba-tiba ada di sini, sih?
"Iya, kan, gue yang daftarin kemaren." Sahut Minhee tiba-tiba.
Dan Chaewon baru mengingat, jika Jungmo dan Minhee itu rekan satu band, bersama dengan Hyeongjun juga, serta enam teman-temannya yang lain.
Minhee dan Hyeongjun sengaja tidak ikut tampil lomba hari itu, karena mereka kira, sebagai panitia tidak bisa ikut lomba juga, jadi mereka absen di penampilan hari ini. Tapi, ternyata Seungyoun diperbolehkan tampil kemarin sebagai peserta. Kalau tau begitu, kan, Minhee sama Hyeongjun ikut tampil juga.
Tapi, kenapa Minhee atau Hyeongjun tidak mengatakan apapun pada Chaewon tentang keikut sertaan Jungmo dalam lombanya kali ini?
"Gue kira lo udah tau, Kak. Emang Kak Jungmo gak bilang apa-apa?" Sahut Minhee lagi, setelah memperhatikan kekagetan Chaewon, yang sepertinya tak menduga kehadiran Jungmo di sini.
Seharusnya seperti itu, seharusnya Jungmo memberi tau Chaewon tentang keikut sertaannya dalam lomba band, di mana Chaewon menjadi panitianya. Seharusnya juga Chaewon menyadari sejak awal, kalau nama Jungmo tertera jelas di sana.
Tapi, keduanya tampak clueless.
Karena memang, keduanya tidak sedekat itu. Walaupun status sudah saling mengikat satu sama lain.
Perjodohan antara dua keluarga. Dari sana semuanya bermula.
Chaewon dan Jungmo yang tidak pernah mengenal satu sama lain, tiba-tiba saja sengaja dipertemukan dalam sebuah pesta bisnis orang tuanya. Keduanya hanya sekedar bertukar nama dan melempar senyum, tanpa mengetahui jika sepasang orang tua itu sudah menyusun skenario untuk keduanya.
"Jalan dulu, sambil kenalan. Kalau cocok, ya lanjut. Tapi, kalau pada akhirnya tetap sama, kita gak maksa untuk melangkah ke arah yang lebih serius."
Bilangnya tidak memaksa, tapi nyatanya, sekarang cincin itu sudah tersemat di jari manis masing-masing.
Uh, tidak. Karena hubungan ini masih banyak ditutupi oleh keduanya, Jungmo dan Chaewon sama-sama sepakat untuk memasang cincin tunangan mereka sebagai liontin kalung yang terpasang di leher masing-masing.
Di saat Chaewon sedang dekat dengan lelaki lain. Entah bagaimana Jungmo, apakah lelaki itu juga sedang dekat dengan orang lain? Atau mungkin sudah memiliki pacar? Chaewon tak begitu tau, karena memang Jungmo tidak pernah bercerita banyak padanya.
Untuk ukuran title sebuah pasangan, Jungmo dan Chaewon tidak cukup saling mengenal.
Bahkan ketika Jungmo dan teman-temannya sudah menyelesaikan penampilannya, lalu turun panggung, melewati Chaewon yang masih berdiri diam di tempatnya sejak tadi, keduanya tak saling menyapa.
Jungmo yang sebenarnya sudah langsung mau kembali ke backstage, langsung menghentikan langkahnya ketika Hyeongjun menarik kerah kemeja Jungmo.
"Hoi! Ngobrol kek. Diem-dieman aja kayak orang main catur." Sahut Yena heran.
Geregetan aja gitu, setelah mengetahui kabar mengejutkan ini, akhirnya mereka semua bisa melihat sepasang tunangan ini dalam satu waktu yang sama. Tapi, giliran ketemu, malah saling melewatkan tanpa bertegur sapa.
"Cantik juga tunangan lo. Sewa dukun mana, Mo?" Sahut rekan satu band Jungmo, dengan tag nama Serim di dadanya.
"Bagus, penampilannya.."
Entah ada setan lewat yang datang darimana, Chaewon mengucapkan itu tanpa sadar.
"Oh, makasih.."
Jungmo dan Chaewon sama-sama diam kemudian. Jungmo dan Chaewon sama-sama salah tingkah.
remaja masjid
KAMU SEDANG MEMBACA
remaja masjid 3― x1 ; izone ✔
Fanfictionmaaf, kita lagi puasa. | kpoplokal ©2020 syyouth- Parallel universe}