Hari terakhir di Bulan Ramadhan tahun ini. Sudah mencapai titik puncak setelah selama ini menjalani nikmatnya hari-hari dengan berpuasa, sahur, berbuka dan shalat tarawih.
Senang, sih, karena besok sudah bisa menyicipi opor ayam dan ketupat sayur tanpa harus menunggu adzan maghrib berkumandang. Bisa nyemilin nastar, yang kemarin-kemarin nyomot satu aja tangan langsung digeplak dengan alasan, "Jangan dimakan sekarang, kue buat tamu besok!"
Tapi, ada sedihnya juga, karena euforia satu bukan sekali dalam setahun itu akan berakhir sebentar lagi.
Dan di ujung bulan penuh berkah ini, dua puluh tiga anggota inti Remaja Masjid Brokoli Ijo ini berencana untuk membagikan sembako untuk para transpuan, atau yang akrab dipanggil banci-banci stasiun. Para kaum dengan taraf hidup menengah ke bawah, tapi minim perhatian dari masyarakat luas karena profesi mereka yang 'berbeda'.
Sering tidak dimanusiakan karena pekerjaannya, padahal mereka juga manusia. Dan keterpaksaan itu pun memaksa mereka untuk berlaku seperti ini.
Awalnya, sih, mereka berencana untuk membagikan sumbangan sembako gratis untuk para tukang becak, supir angkot atau tuna wisma di jalanan. Tapi, setelah mendengar berita prank terhadap transpuan yang heboh beberapa saat lalu itu, dua puluh tiga anggota inti Remaja Masjid Brokoli Ijo ini terpikirkan, bagaimana kalau target pembagian sembako ini diganti.
Tenang saja, Hyeongjun yang selalu membawa kamera dan berbagai perlengkapannya itu memang akan merekan kegiatan mereka hari ini untuk mengabadikan momen dan menjadikannya konten yang akan diunggah di youtube channel mereka. Tapi, ini bukan prank konyol kok. Isi setiap kardus ada mi instan, telur, abon sapi dan beras, bukan sampah.
Kegiatannya sengaja dilakukan malam hari, sehabis mereka berbuka puasa di Masjid Tombo Ati dan melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Karena memang para banci stasiun itu kan keluarnya baru saat malam hari. Pokoknya kalau ke pengkolan stasiun, terus ada bunyi kecrek-kecrek sama suara nyanyian, nah berarti jam kerjanya sudah mulai.
Dua puluh anggota inti Remaja Masjid Brokoli Ijo ini menggunakan dua mobil, milik Seungyoun dan Eunbi. Wonyoung, Sakura, Yuri, Yujin dan Yena masuk ke mobil Eunbi. Nako, Hyewon, Hitomi, Minju, Chaewon dan Chaewon naik ke mobil Seungyoun. Ditambah satu lagi, mobil Seungwoo yang mengangkut seluruh kotak berisi sembako yang akan dibagikan. Yang cowok-cowok sisanya, boncengan naik motornya masing-masing.
Tadinya yang cowok-cowok udah protes, "Kenapa harus kita yang naik motor? Kok gak adil? Kalau mau ya semua naik mobil, atau sekalian semua naik motor biar kayak mau konvoi sekalian."
"Ya udah, semua naik mobil, tapi yang cowok naik di atas kap."
Malah makin ngawur, kan. Sudah bagus, mending jalan beriringan pake motor aja. Jangan mepet-mepet jalannya, nanti dikira mau demo lagi.
Tidak sulit untuk menemukan temlat di mana para target ini mangkal. Soalnya Chaeyeon tau betul di mana mereka biasa berkeliaran.
Eh, bukan maksudnya Chaeyeon suka main-main di sana, cuma Chaeyeon pernah ke sana buat melakukan penelitian sosial untuk tugas kuliahnya.
"Ini, sembako dari kami, Remaja Masjid Brokoli Ijo, untuk kalian semua. Semoga membantu dan bermanfaat."
Responnya? Tentu saja mereka semua senang menerimanya. Apalagi di saat bulan puasa ini. Mereka yang biasanya ngamen kelilingan sambil menggenjreng bass betot juga pemasukannya menurun. Dan gak tau lagi lah pekerjaan lainnya apa, itu urusan mereka.
"Makasih ya, Adek-Adek imut, semoga kebaikan berbalik pada kalian semua." Salah satu penerima bantuan itu sampai berurai air mata.
"Jangan nangis, Mas eh Mbak eh Tante Om.. Nanti make up luntur itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
remaja masjid 3― x1 ; izone ✔
Fanficmaaf, kita lagi puasa. | kpoplokal ©2020 syyouth- Parallel universe}