[13] rumit antara dua sahabat

1K 227 57
                                    

Memang sudah kebiasaan, kalau setiap ada kelas, pasti Yohan selalu mengambil tempat duduk dekat dengan Hyewon. Entah di depannya, di belakangnya atau di mana pun, pokoknya Yohan masih bisa melihat Hyewon dengan jelas. Tapi, tidak bisa duduk di sampingnya, nanti kena omel lagi sama Bu Yoonjung. Katanya bukan muhrim.

Begitu juga dengan hari ini, Yohan yang datang sedikit terlambat karena sibuk mencari baju koko hitamnya, yang dikira nyelip di lemari atau masih ada di jemuran belum diangkat, tapi ternyata malah dipakai tanpa ijin sama Hyeongjun. Yohan sampai rela nyogok Dohyon dengan tahu petis saat takjil nanti, biar Dohyon mau pindah duduk, dan Yohan dapat duduk tepat di belakang Hyewon.

Tujuannya, ya jelas, biar bisa ngobrol tipis-tipis sama Hyewon, padahal Hyewon juga tidak pernah benar-benar menghiraukan Yohan. Cuma Yohan saja, yang pantang menyerah.

Hyewon yang belum apa-apa sudah merasa risih, sebenarnya mau pindah tempat duduk, menjauh dari lelaki itu, tapi Bu Soyou sudah keburu datang.

Ya sudah lah, tahan sejenak untuk hari ini.

"Hyewon." Panggil Yohan pelan.

"Apa?"

"Menurut lo, kalo lagi puasa tapi lupa minum es degan itu hukumnya apa?"

"Kalo bener lupa ya gapapa."

"Terus kalo udah inget, tapi malah diterusin makan nasi padang?"

Karena bunyi pertanyaannya tidak penting, Hyewon kembali menghadap depan.

"Hyewon, Hyewon." Panggil Yohan lagi.

"Apa lagi?"

Yohan cuma nyengir.

"Gabut ya lo?"

"Udah makan?"

"Lagi puasa." Jawab Hyewon cepat.

Yohan ngangguk-ngangguk aja, "Oh iya betul, tadi, kan, sahurnya bareng gue ya."

"Hye, Hyewon."

"Apa, lagi, sih?"

"Kenapa berbuka cukup pake tiga kurma? Kenapa gak tiga jeruk? Kenapa gak tiga durian?"

Hyewon nyesel masih mau menyahut panggilan Yohan, padahal Hyewon sendiri sudah tau, kalau ujung-ujungnya, pasti gak jelas.

"Hyewoonnn."

Hyewon menoleh ke belakang, menghadap Yohan dan melempar lelaki itu dengan tutup bolpoin.

"Kok lo makin cantik, sih?"

"Ya emangnya lo, jelek terus tiap hari."

Yohan cuma nyengir. Emang suka judes, sih, Hyewon ini, tapi ya itu daya tariknya.

"Padahal banyak yang bilang gue ganteng loh, baru lo doang bilang gue jelek." Yohan ternyata masih belum jera.

"Iya ganteng," Balas Hyewon, "Ganteng kalo dilihat lewat lubang sedotan, dari ujung Monas."

Lagi-lagi, Yohan cuma cengengesan.

"Hyewon-"

"Lo gangguin gue mulu, gue aduin ke Pak Anjaya ya, kalo lo yang kemarin masukin tikus got ke ruang kerjanya Pak Anjaya." Ancam Hyewon kesal.

"Mau jadi pacar gue gak?"

Kalimat yang diutarakan Yohan, masih dengan nada pelan agar tak mengganggu yang lain itu, seketika membuat Hyewon terdiam.

"Hye.."

Yohan cuma bercanda, sih, asal ngomong saja. tapi kalau-kalau saja benar diterima, ya Yohan akan langsung sujud syukur, nih, saat ini juga.

"Hyewon-"

"Hye, bantuin gue balikin Qur'an ke masjid yok." Sela Hangyul yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Hyewon, dan meletakkan beberapa Qur'an ke atas meja, tempat Hyewon duduk.

Hyewon yang bangun dari keterkejutannya langsung berdiri dan mengiyakan permintaan Hangyul.

Dan Yohan yang melirik Hangyul kesal, lalu berbisik tanpa suara, "Gangguin gue aja lo."

"Bodo amat." Balas Hangyul pun tanpa bersuara.

"Jangan deket-deket sama Yohan."

Ucapan Hangyul yang memecah keheningan antara keduanya. Hangyul yang masih menatap lurus ke depan, dan Hyewon yang langsung menolehkan kepala menghadap Hangyul.

"Ya gimana, dia terus yang deketin." Balas Hyewon.

Hangyul melirik, "Aku gak suka ya, kalo kamu deket-deket terus sama Yohan," Tawa Hangyul kemudian.

Sebuah kalimat, yang dibalut dengan tawa, tapi Hyewon bisa mengerti kalau Hangyul benar-benar serius dengan itu.

Panggilan 'Aku' dan 'Kamu' antara Hangyul dan Hyewon, yang membuat keduanya memilih untuk menutupi sejauh apa hubungan di antaranya yang telah terjalin belakangan ini.

Karena Hangyul dan Hyewon hanya tidak ingin mendapat sorakan dan respon heboh, yang sudah bisa dibayangkan bagaimana.

Terlebih lagi, Yohan.

Hubungan ini, jadi lebih rumit, kan?

Di mana semua orang tau bagaimana hubungan Yohan dan Hyewon dahulu, di mana Yohan benar-benar menunjukkan bagaimana perasaannya lada Hyewon tanpa malu, dan posisi Hangyul sebagai sahabat baik Yohan.

Walaupun hubungan Yohan dan Hyewon sudah terlewat, sudah tidak ada apa-apa lagi di antara keduanya, Hyewon juga mengatakan kalau ia sudah tak lagi memiliki perasaan yang sama dengan Yohan, tetapi Hangyul hanya tidak ingin merusak persahabatannya.

Tidak, hubungan Hangyul dan Hyewon belum sejauh itu. Mereka hanya.. dekat, hanya sebatas dekat.

Karena, keduanya masih belum berani untuk memutuskan dan melangkah lebih jauh dari ini.




remaja masjid




maaf ya, ini aku nulis apa sih, remaja masjid apa tukang ojek pengkolan, kok tikung-tikungan gini 😭

remaja masjid 3― x1 ; izone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang