Tujuh hari lagi, sebelum hari raya Idul Fitri datang. Sabtu ini adalah weekend terakhir ke dua puluh tiga anggota inti Remaja Masjid Brokoli Ijo menghabiskan waktu mereka sebagai peserta didik pesantren kilat di Sobat Gurun Village.
Iya, weekend terakhir, karena rencana mereka menetap di Sobat Gurun Village selama tiga puluh hari penuh terpaksa dikurangi, karena sejak beberapa hari kemarin, Hyeongjun setiap malam mengigau, terus menerus memanggil, "Mama.. mama.." dalam tidurnya.
Efek kangen mungkin. Biasanya, setiap bulan ramadhan selalu dihabiskan bersama keluarga, tiap sahur dan berbuka. Tapi, untuk tahun ini, harus ditahan dulu, untuk memenuhi tugasnya sebagai anggota inti remaja masjid.
Jadi, atas akal-akalan Chaeyeon, Yohan dan Chaewon yang melebih-lebihkan cerita, para pengurus memutuskan untuk menerima permintaan mereka untuk memotong waktu sebagai peserta pesantren kilat.
Padahal juga setelah Hyeongjun menelepon mamanya sambil nangis-nangis bilang kangen, permasalahannya sudah selesai, tapi diada-adain aja masalahnya, digede-gedein, soalnya mereka sudah mulai bosan di sana. Mau pulang, mau balik ke rumah.
Dan di hari ke dua puluh dua ini, mereka diberi kesempatan untuk absen menerima materi dan pergi liburan.
Dengan bus mini bermuatan tiga puluh orang, juga Yohan, Hangyul dan Seungyoun yang bergantian sebagai supir hari ini, ke dua puluh tiga anggota remaja masjid inti itu, memulai liburan mereka hari ini.
Jangan tanya bus mini ini punya siapa, jelas menyewa dengan uang yang keluar dari kantung sendiri. Sebenarnya, para anggota inti remaja masjid ini sebagian besar tergolong menengah ke atas. Terlebih Chaewon, Hangyul, Dohyon dan Wonyoung, dari tempat tinggalnya di Ashiap Garden City sudah bisa dikira-kira seberapa kaya keluarga mereka. Seungwoo, Eunbi, Seungyoun dan Wooseok juga sudah punya penghasilan sendiri.
Ya, walaupun gaya Hangyul terlihat jauh lebih sederhana dari kenyatannya, soalnya Hangyul suka banget cosplay jadi orang susah, padahal duit di dompet ada, tapi kerjaannya nunggak duit kas terus.
Selepas sahur dan melaksanakan sholat subuh, semuanya tidak lagi kembali tidur, langsung mandi dan mempersiapkan segala perbekalan yang akan dibawa. Mulai dari baju ganti, kompor mini yang diambil diam-diam dari dapur asrama, makanan dan minuman untuk berbuka nanti, payung, kamera go pro sampai sunblock juga sudah dipersiapkan.
Padahal, mereka belum menentukan tujuan, mau dihabiskan ke mana liburan kali ini?
Mau ke pantai, tapi yang cewek-cewek udah ngeluh duluan.
"Panas!"
"Kalo gue item nanti gimana?"
"Percuma gue tiap hari rajin pake skincare pagi, sore, sampe malem, nanti kulit gue kena sinar matahari langsung jadi kering."
Dan berbagai keluhan lainnya.
Padahal cuma ke pantai. Pesisir pantai juga tidak sepanas itu. Mau ke pantai ini ke pantai, bukan ke neraka.
Terus, ada yang menyarankan ke puncak, kan, enak, adem.
Tapi, puncak jauh, apalagi sekarang weekend. Walaupun menurut kabar, weekend ini puncak tidak seramai biasanya, tapi tetap saja, pasti jalan ke sana macet. Ujung-ujungnya mereka terjebak dan capek di jalan duluan sebelum bersenang-senang.
Jadilah mereka sekarang semua cuma muter-muter di jalan tanpa tujuan.
"Mau ke mana, nih?"
"Terserah."
"Gue ngikut lo semua aja."
Tiap ditanya, jawabnya selalu begitu, terserah, ikut aja, tapi giliran ada yang memberikan satu usulan, ada saja alasan buat menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
remaja masjid 3― x1 ; izone ✔
Fanficmaaf, kita lagi puasa. | kpoplokal ©2020 syyouth- Parallel universe}