08

164 9 0
                                    

Kemarin adalah malam yang membahagiakan bagi Alvin dan Nova. Setelah mereka dinner kemarin, Alvin mengantar Nova pulang. Tapi disaat perjalanan, mereka melakukan sebuah perjanjian.

Flashback ON

"Nov, gue mau ngomong sama lo." ucap Alvin.
"Mau ngomong apa?"
"Kita kan udah jadian nih. Gue mau kita rahasiain hubungan kita. Gue gamau sampe temen-temen gue tau soal hubungan kita." jelas Alvin.
"Gue mau ngomong gitu, Vin. Eh udah keduluan." jawab Nova sambil ketawa.
"Kenapa lo juga mau main rahasia?" tanya Alvin.
"Gue gasuka ngumbar ke temen gue." jawab Nova.
"Oh, ya udah. Mulai sekarang kita kalo ketemuan di parkiran ya." ucap Alvin sambil mengelus lembut kepala Nova.
"Maksud lo gimana? Kita kan beda fakultas." jawab Nova sambil menatap Alvin dengan tatapan tidak enak.
"Astaga... Yaya, gue kok bisa lupa." ucap Alvin sambil nyengir kuda.
"Jemput di Fakultas Seni aja, kan deket Fakultas ku." usul Nova.
"Aduh... Jangan di Fakultas Seni deh, di Fakultas Teknik aja." sela Alvin.
"Emang kenapa sih kalo di Fakultas Seni?" tanya Nova penasaran.
"Temen gue ada yang disitu. Nanti kalo ketahuan, gue yang kena." jawab Alvin sambil memelas.
"Ohh gitu, oke deh. Gue manut aja." jawab Nova.

Flashback OFF

Jam pulang kampus

"Ko, lo kemana aja kemaren?" tanya Iel dengan tatapan serius.
"Gue ke toko buku kemaren. Terus pulang. Hehehe." jawab Alvin sambil senyum tanpa dosa.
"Ga biasanya, Ko. Lo kayak gini kemaren." ucap Aren curiga.
"Iya, Ko. Gue curiga lo nyembunyiin sesuatu dari kita." ucap Rio.
"Mungkin koko lagi banyak tugas kali gengs." sahut Lintar.
'Lintar, thank you udah nyelametin gue.' batin Alvin.
"Koko kesambet setan rajin?" ucap Aren.
"Astaga, Ren. Ada-ada aja deh lo." jawab Shilla.
"Eh, liat tuh. Cakka diem mulu ngeliatin Agni." tiba-tiba Deva mengalihkan pembicaraan.
"Cakka?!" ucap Shilla kaget dan bikin Cakka ikutan kaget.
"Ii..iya kak? Ada apa?" jawab Cakka.
"Lo suka sama Agni? Daritadi ngeliatin Agni mulu." tanya Deva.
"Apaan sih, Kak."
"Eh ges, gue ngantuk nih. Gue balik dulu ya." ucap Rio masang muka ngantuk.
"Kok malah balik sih, Yo. Ga seru ah lu." jawab Via yang masih sibuk sama makanannya tapi bisa ngoceh.
"Lo kan bisa sama Koko, gue balik dulu ah. Bye ges, see u." ucap Rio sambil nyelonong pergi.
"Yooooo!!! Dasar lu!!!" teriak Alvin sampai hampir lari ngejar Rio.
"Ko, lu kok jadi sensitif gini sih? Biasanya lo diem aja kalo digodain anak anak?" tanya Shilla heran.
"Iya nih, Koko berubah." sahut Aren.
"Ah gapapa, gue cuma kebawa emosi aja. Lagi badmood." jawab Alvin sambil melanjutkan membacanya lagi.
"Gamungkin, Ko. Lo berubah semenjak kemarin menghilang kek ditelan bumi." ucap Iel kesal melihat tingkah Alvin yang berubah 180°.
"Pasti Koko ada sesuatu yang belum diceritain ke kita kita ya?" ucap Deva tak kalah geram dari Iel.
"Kenapa sih ya ampun? Aku berubah gimana. Astaga bingung gue." ucap Alvin sambil meletakkan bukunya di atas meja sedikit dibanting.
"Kalo lo gamau cerita sama kita kita, coba deh cerita ke Lintar." ucap Ozy.
"Kok jadi gue?" jawab Lintar kaget.
"Gaes, gue itu gapunya masalah. Gue fine aja kok. Tenang aja kali." ucap Alvin meyakinkan.
"Awas lu, Ko. Kalo ada apa apanya, ga cerita." jawab Aren.
"Iya dedeq gemes." jawab Alvin sambil mencubit pipi Aren.

Setelah berjam-jam ngumpul, akhirnya mereka pulang.

Di parkiran Fakultas Musik

"Kak, mau bareng gue ga? Mumpung gue lagi sendirian." ajak Cakka ke Agni.
"Bukannya lo pulang sama Shilla ya?" jawab Agni.
"Kita bawa kendaraan sendiri-sendiri kali, Kak. Gimana?"
"Tapi gue bareng Lintar." jawab Agni pelan.

Karena Lintar mendengar obrolan mereka, akhirnya Lintar menyela.

"Kalo lo pulang bareng Cakka gapapa kok, Ni. Kan Cakka udah susah susah ngajak lo." ucap Lintar.
"Tapi, Lin..." jawab Agni sambil memasang wajah melas.
"Udah lah. Cak, anterin Agni pulang gih. Oh ya, kalo nyetir jangan ngebut. Nanti Agni jantungan." ucap Lintar sambil tertawa kecil.
"Oke kak, makasih. Ayo, Kak Ni." ajak Cakka.

'Lin, kok lo tega sih sama gue. Gue kan maunya sama lo doang.' batin Agni.
'Sabar, Lin. Agni is not your mine. Jangan cemburu.' batin Lintar.

***

Pukul 15.45 Iel datang ke rumah Shilla tiba-tiba tanpa memberitahu sang pemilik rumah.

Tok tok tok...

"Permisi... Shilla..." ucap Iel sambil mengetuk pintu rumah Shilla.
"Kak Iel? Ada apa kak?" jawab Cakka setelah membuka pintu.
"Shilla ada?" tanya Iel.
"Ada kok, Kak. Ayo masuk." ucap Cakka.
"Kak Shil, ada yang nyari lo nih." teriak Cakka.
"Siapa?" balas Shilla dengan teriakan pula.
"Liat aja sendiri."
"Iel? Ngapain lo kesini?" ucap Shilla saat sampai ke ruang tamu.
"Gue mau ngomong sama lo. Penting." jawab Iel serius.
"Oke. Gue ganti dulu ya. Tunggu gue di ayunan taman." ucap Shilla.
"Oke."

Di ayunan taman rumah Shilla.

"Mau ngomong apa, Yel?" tanya Shilla to the point.
"Perasaan gue udah menggebu-gebu dalam hati gue, Shil." ucap Iel sambil menatap Shilla lembut.
"Maksud lo?" jawab Shilla gangerti.
"Gue suka sama lo 2 tahun lalu. Waktu kita kelas 12."
"Hah?" ucap Shilla kaget.
"Gue mau lo jadi cewek gue." ucap Iel sambil memegang tangan Shilla.
"Yel?" jawab Shilla dengan mata berkaca-kaca.
"Shil, don't cry." Iel mengusap air mata Shilla.
"Gue ga nyangka lo suka sama gue dari jaman bocil." ucap Shilla.
"Karena lo beda dari yang lain, Shil."
"Gue mau. Tapi gue gamau temen temen kita tau tentang hubungan kita sebenernya."
"Kenapa?"
"Suasana bakal beda, Yel. Kalo mereka tau kita punya hubungan."
"Oke, gue lakuin mau lo. Thanks udah mau jadi cewek gue." ucap Iel sambil mengelus punggung tangan Shilla.
"Urwell, Yel. Thanks juga udah suka sama gue dari jaman bocil." ucap Shilla.
"Kok bocil terus sih? Mau buat bocil." jawab Iel sambil tertawa lepas.
"Apasih, Yel. Ya ampun.." teriak Shilla sambil memukul lengan Iel.

Haiii haiii...
Makasih udah stay tune di ceritaku:)
Tunggu terus kelanjutan ceritanya❤
See u on part 9...

Unexpected Love [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang