09

171 10 0
                                    

Sore ini Rio berniat untuk me refreshing kan semua pikirannya dari kejadian pahit waktu itu di kamarnya tanpa ada yang mengganggunya sedetik pun. Ia juga sudah mengatakannya pada sang Mama bahwa jangan mengganggunya hari ini. Dia melamun melihat langit-langit kamarnya sambil memikirkan kejadian waktu itu. Ia berpikir bahwa tindakan yang ia lakukan waktu itu, belum pernah ia lakukan sama sekali ke cewek, apalagi orang yang ia cintai. Sebenernya ia bisa aja menerima Ify kembali, tapi dia udah muak dengan sikap dan perilaku Ify yang sama sekali tidak menghargainya. Tapi Rio selalu berpikir, semua itu adalah rencana Tuhan yang terbaik buat Rio dan Ify tentunya. Pasti suatu saat akan ada jawaban yang jauh lebih indah daripada kemarin.
Karena sedang asyik bergelut dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba sang Mama mengetuk pintu kamarnya.

"Rio, ada temenmu datang. Nyari kamu nih." ucap Mama Rio.
"Siapa, Ma? Kan Rio udah bilang ke Mama." jawab Rio mendengus kesal.
"Shilla, Nak. Tadi Mama udah bilangin, tapi katanya dia cuma sebentar kok." jawab Mama Rio.
"Hmm... Ya udah, Ma. Suruh nunggu."

Rio segera beranjak dari kamar tidurnya lalu jalan ke ruang tamu.

"Ada apa, Shil? Tumben lo kesini, sendirian pula." tanya Rio cuek.
"Gue mau ngomong sama lo."
"Soal Ify?" tebak Rio asal.
"Ngapain lagi sama tu bocah." lanjut Rio sambil memalingkan muka.
"Yo, kenapa lo nyerah gitu aja sih? Kenapa lo nyakitin hati Ify sedangkan Ify gatau kalo lo suka sama dia." ucap Shilla.
"Gue nyakitin hati Ify? Bukannya kebalik ya. Dia yang udah nyakitin hati gue, Shil. Walaupun dia gatau kalo gue suka sama dia, setidaknya dia hargai perjuangan gue selama ini."
"Dia terlalu mentingin egonya daripada hatinya." lanjut Rio makin kesal mendengar nama itu lagi.
"Iya, Yo. Dia udah bilang ke gue kalo dia salah. Dia juga udah minta maaf sama lo kan." ucap Shilla gamau kalah.
"Iya gue juga udah maafin. Tapi kalo urusan kembali, gue gabisa." ucap Rio tegas.
"Ayolah, Yo. Ify bakal berubah kalo lo mau nerima dia lagi."
"Kalo gue ga nerima dia, berarti dia ga berubah dong?"
"Udahlah, Shil. Keputusan gue udah bulat. Gue udah cukup nahan sakit hati selama ini. Pasti lo bisa ngerasain apa yang gue rasain sekarang." ucap Rio panjang lebar.
"Yo, ayolah." Shilla memohon dengan menggoyangkan pergelangan tangan Rio.
"Maaf, Shil. Gue gabisa. Sorry gue sibuk." Rio langsung meninggalkan Shilla tanpa memedulikan Shilla.

***

Rio terdiam di kamarnya. Tanpa sadar dia memikirkan sesuatu. Disaat Shilla memohon untuk menerima Ify kembali. Memang dia tidak bisa menerima ajakan Shilla untuk kembali pada Ify. Tetapi hatinya berkata lain saat melihat sikap Shilla yang bikin hatinya tersentuh.

"Sorry kalo gue nolak ajakan lo buat balik lagi ke Ify. Tapi gue gini karena hati gue milih lo kali, Shil." oceh Rio tak sadar.

Beberapa saat dia terdiam kemudian terkejut menyadari kata-kata yang meluncur tanpa sadar.

"Gue ngomong apa tadi? Astaga... Gue kalo ngomong ga aturan banget sih." ucap Rio sambil memukul kepalanya.

Dia langsung mengambil hpnya dan membuka instagram hanya untuk sekedar meleburkan pikirannya yang lagi lelah mungkin.
Bisa dibilang kebetulan atau tidak, saat dia melihat snapgram Lintar yang berisi sebuah quotes, menjawab seluruh pikiran Rio barusan.

lintarmorgen

lintarmorgen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unexpected Love [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang