11

184 9 0
                                    

Setelah Alvin membaca pesan dari Via, ia jadi melamun tanpa henti. Sampai dipanggil Nova pun ia tak berkutik. Karena geram melihat Alvin melamun, akhirnya Nova memukul bahu Alvin.

"Alvin!!!" Nova teriak sambil memukul bahu Alvin.

"Aduhhh..." Alvin kesakitan sambil memegangi bahunya.

"Kamu kenapa sih? Kok ngelamun?" tanya Nova penasaran.

"Gapapa kok." jawab Alvin bohong
.
"Kamu ga sakit kan?" ucap Nova khawatir.

"Nggak beb, tenang aja." jawab Alvin meyakinkan.

"Beneran?" tanya Nova sekali lagi.

"Astaga sayang, beneran. Aku ga kenapa-napa. Ayo kita pulang." Alvin mencolek pipi Nova lalu merangkulnya.

"Ihh..." Nova sedikit risih saat pipinya dicolek oleh Alvin. Karena ia sama sekali tidak pernah dicolek pipinya. Bagian wajah Nova yang pernah dicolek yaitu hidungnya. Dan yang mencoleknya itu seseorang yang ia cari setelah lulus SMA. Tiba-tiba ia merindukan sosoknya di dalam kehidupan nya.

Di dalam mobil mereka diam tanpa suara. Hanya suara tape di mobil Alvin yang berbunyi. Mereka bergelut dengan pikiran masing-masing. Nova sedang teringat oleh kejadian Alvin mencolek pipinya yang membuat ia ingat akan seseorang yang ia cari. Sedangkan Alvin sedang memikirkan maksud dari pesan yang dikirim Via tadi. Sampai akhirnya salah satu dari mereka sadar akan kesunyian di mobil itu.

"Vin." Suara Nova membuyarkan pikiran Alvin.

"Eh iya, beb?" jawab Alvin.

"Kamu kenapa sih? Kok daritadi diem aja?" Nova makin ganyaman sama sikap Alvin saat ini.

"Gapapa kok, lagi banyak pikiran aja." Alvin berusaha senyum didepan Nova.

"Banyak pikiran?"

"Udahlah lupain. Ini kamu langsung pulang kan?" tanya Alvin sambil mengalihkan pembicaraan.

"Iya sih. Pengennya mau nongkrong bentar sama kamu, tapi kamu lagi banyak pikiran. Ya udah aku tunda dulu." jawab Nova sedih.

"Kamu mau nongki bentar?" tawar Alvin.

"Gajadi deh. Nanti kamu makin buruk. Cukup detik ini aja kamu diemin aku." Nova sedikit ngambek.

"Janji deh aku ga diem lagi." Alvin membujuk Nova agar ia tidak ngambek.

"Ga ah. Anterin pulang aja. Terus kamu istirahat." ucap Nova.

"Aku terharu deh." ucap Alvin sambil menahan tawa.

"Yeee... Malah dikira ngelawak."

"Hehehe... Kamu ngoceh aja sih sampe ini udah mau sampe rumah." Alvin pun tertawa lebih kencang.

"Kamu tuh emang ya." Tiba-tiba Nova memukul Alvin karena tingkahnya. Tapi usahanya nihil karena mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti.

"Stoppp... Udah sampe nih." Alvin menghentikan mobilnya agar Nova juga berhenti memukulnya.

"Awas aja sampe kamu ulangi lagi. Ini masih berlanjut kalo kamu ulangi." ancam Nova.

"Ampunn ratu. Hamba tidak akan mengulanginya lagi." Alvin menundukkan kepalanya bak memohon agar Nova mengampuninya.

"Terserah lo deh, Vin." ucap Nova kesel.

"Aku pulang dulu ya, beb. I Love You." Alvin mengucapkan kata I Love You sambil kiss bye.

Betapa senangnya Nova melihat tingkah menggemaskan pacarnya itu. Ia pun membalasnya dengan lambaian tangan dan senyuman lebar. Alvin pun pergi meninggalkan rumah Nova.

Unexpected Love [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang