02; camp

22.8K 2.7K 283
                                    

• h a p p y r e a d i n g •

Rose hari ini sibuk banget, acara pensi 2 bulan lagi, mau gak mau Rose harus stay terus di ruang Osis seharian karena banyak yang harus di selesaikan.

Hari ini hari pengambilan nomor urut untuk tampil di pensi nanti, jadi masing masing perwakilan ekskul harus datang menjumpai Rose untuk mengambil nomor urutnya.

Dia sedari tadi sudah duduk di meja yang ada di ruang Osis, di mejanya ada gorengan kantin yang dipesan oleh Eunwoo, katanya untuk Rose karena pasti nanti laper.

Masih 2 ekskul yang ambil nomor urutnya dari 5 ekskul di sekolah ini. Rose harus menunggu 3 perwakilan ekskul lagi.

Dengan mata yang sudah hampir terpejam, Dia sedikit terlonjak karena ada suara yang membuat ngantuknya hilang.

"Permisi—eh?"

Itu Jaehyun, dia juga ikut kaget karena Rose terpelonjak.

Anjir ganteng banget.

"Sorry sorry," kata Rose meminta maaf.

Rose kemdian menyodorkan kotak yang berisi kertas yang sudah di lipat sedemikian rupa. Tangan Jaehyun masuk untuk mengambil salah satu kertas.

Jaehyun membuka kertas tersebut, "Nomor 2," ucapnya sambil membaca angka yang tertera di kertas tersebut.

Dia menganggukan kepalanya dan menuliskan angka 2 pada kolom 'ekskul dance'.

"Gladi bersih kapan ya?" Tanya Jaehyun sambil melipat kertas itu kembali.

"H-1 satu pensi biasanya, tapi coba lo tanya lagi sama Eunwoo," ucap Rose seadanya karena mereka belum menentukan gladi bersihnya.

"Oh oke, makasih." Ucap Jaehyun kemudian pergi.

Gadis itu mengangguk sambil melihat kepergian Jaehyun dari ruang Osis. Dan tunggu—dua kali bertemu Jaehyun tapi kenapa Rose merasa pernah melihat Jaehyun dan bahkan merasa pernah dekat?

Dia menggelengkan kepalanya, ga mungkin pernah kenal, batinnya.

Eunwoo datang sambil membawa kotak kertas kemudian disusul oleh anggota Osis lainnya. Rose hanya melihat mereka dan tak ada niat membantu karena mager hehe.

"Ini proposal untuk pensi Rose, ini udah di print sesuai jumlah siswa kelas 12, tolong di lipatin dulu ya, gue mau ambil amplop sama mau manggil anak Osis yang lain." Jelas Eunwoo panjang lebar dan hanya di angguki lemas oleh Rose.

Selepas Eunwoo pergi, Rose turun dari bangkunya dan ikut lesehan bareng anggota Osis lainnya. Nyatanya dia membantu mereka melipat proposal.

Jujur deh, Rose lebih suka belajar daripada keluar kelas seharian gini yang buat otaknya mau meledak karena banyak pikiran.

"Kak Chaeyeon sekarang jarang Osis kak, padahal kan kita butuh dia untuk ngatur kas Osis," ujar salah satu siswi kelas 10 kepada Rose, Ryujin.

Rose tersenyum simpul, "Udah capek deh dek bilanginnya, niat ga niat dia sebenernya. Udah dibilangin ambil ekskul satu aja, eh dia ngerangkap dance juga." Sahut Rose sambil melipat kertasnya.

Memang di sekolah ini, siswa dibolehkan untuk mengambil dua ekskul tetapi jadwalnya tak boleh bertabrakan.

"Tapikan gaboleh gitu ya kak?" Ujar Ryujin itu lagi.

"Nyeritain gue?" Tanya Chaeyeon yang tiba tiba datang.

Rose terkejut, kemudia mengelus dada nya. "Gaada yang harus lo marahin, salahin gue aja." Ucap Rose sambil berdiri.

Chaeyeon mencampakkan amplop ke sembarang arah, "itu kas Osis, gue ngundurin diri." Ucap nya sinis kemudian keluar dari ruang Osis.

Gadis itu memijat kepalanya, sudah dibilang dia lebih suka belajar daripada harus banyak berfikir seperti ini.

Ryujin hanya diam dan melanjutkan pekerjaannya, tampaknya dia juga sangat takut karena Chaeyeon punya dua sifat.

ㅊㅊ

Karena kelas 12 sedang masa masa ujian, Masing masing ketua ekskul sepakat untuk adain camping ekskul di puncak selama 3 hari 2 malam.

Bukannya gak seneng, tapi Rose males banget kalau udah camping tuh ujung ujungnya gak bakal mandi karena jauh banget mau mandi, faktor suhu yang dingin juga ngaruh.

Tapi ambil positifnya aja, dia bisa muncak lagi setelah sekian lama. Dan ini mereka camping dipuncak yang gak terlalu puncak, you know what i mean lah hehe.

"Lo ikut kan?" Tanya Rose sambil merangkul pundak Lisa.

Yang ditanya mengangguk, "Ikut lah, ini acara yang gue tunggu tunggu!"

"Bilang aja sih mau liatin Jungkook," seru Rose asal kemudian ikut duduk disamping Lisa.

Gadis itu melotot, "Ci anjing, berisik banget???"

"Ck tapi kita jadi misah tenda,"

Lisa menatap Rose kemudian menaikkan salah satu sudut bibirnya, "Ya terus?"

"Gue gaada temen lah anjrit," sambung Rose.

"Lis—KAMPRET!"

Iya, Lisa ga sengaja nyembur wajah yang sering di panggil Bambam itu karena refleks, akibatnya air yang masih sisa di mulutnya keluar dari hidung.

Lisa masih batuk batuk, sedangkan Bambam ambil tisu yang ada di meja kantin untuk mengelap wajahnya yang terkena semburan maut Lisa. Rose yang melihat itu tertawa sampai tak bersuara.

"Lagian lo ngapain sih? Ngejutin aja."

"Ngejutin apanya? Gue cuman nepuk bahu lo doang kok, emang kaget apanya sih? Muka gue terlalu gant—"

Belum sempat melanjutkan omongan nya, Lisa nyodorin bakwan ke mulut nya Bamban, "Hehe, tau aja lagi laper."

Lisa nyengir, trus dia bangkit sambil ambil lengan Rose, dia juga nepuk pundak Bamban yang udah duduk di bangku kantin sambil makan bakwan nya, "Makasih traktirannya Bam! Gue do'ain lo cepet pinter!"

"TEMEN BANGSAAAT."

Kedua gadis itu berlari keluar kantin sambil cekikikan melihat ekspresi Bambam tadi. "Lis kalo kena karma gue gamau ikutan ya,"

"Iya udah santai,"

• h e a v e n a t t a c k s •

cantik ; jaerose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang