Sepulang sekolah adalah waktu yang pas untuk berbaring bagi Jeno. Ia membaringkan tubuhnya di sofa setelah sampai di rumahnya. Tangannya masih setia memegang ponsel, membuka instagram untuk scrol beranda.
"Udah pulang bukannya salam malah rebahan," ayahnya, alias Jaehyun datang dari dalam kamar dan rambutnya basah. Mungkin bapak Jung baru selesai mandi.
"Hm, assalamualaikum,"
"Telat!"
"Bukannya dijawab malah bilang telat, ngajak berantem?" Jeno menatap Jaehyun kesal.
"Waalaikumsalam, kau mandi sana, bau sofanya nanti," Jaehyun menatap Jeno balik. Entahlah, keduanya tak pernah akur.
"Cih jinja,"
Jeno baru saja berjalan beberapa langkah melewati Jaehyun. Jaehyun menarik tangan Jeno untuk menghadapnya kembali.
"Apa?"
"Abang kau mana? Udah jam segini belum pulang juga," tanya Jaehyun pada Jeno. Biasanya keduanya pulang bersama ketika hari Senin namun hingga sore hari ini Mark belum pulang juga.
"Mana aku tau, ngapelin anak nya tante Ten kali,"
Jaehyun memutar bola matanya malas. Selalu saja seperti ini.
Jeno mengernyitkan dahinya ketika mencium bau rokok di hidungnya. Aneh sekali, ia tadi tidak mencium bau ini ketika berada di sofa. Seketika ia menyeringai ke arah Jaehyun.
"Papa ngerokok lagi ya? Aku bilangin mami nih, tau rasa," ancam Jeno menatap Jaehyun sengit. Jaehyun memang lemah jika Jeno sudah mengancamnya seperti ini.
"Nggak usah macam macam kau," ucap Jaehyun menarik tangan Jeno.
"Kenapa? Takut?"
"Mana ada aku takut mami kau,"
Cklek...
Sepasang ayah anak itu menoleh ketika pintu terbuka. Tampak Doyoung datang dengan tangan yang membawa belanjaan.
"Ngomongin gue?" Tanya Doyoung menatap keduanya curiga.
Jaehyun seketika menggeleng, lain dengan Jeno yang mulai membuka mulutnya untuk mengatakan kebenaran tentang ayahnya tersebut.
"Enggak kok mi, enggak, mau papa bantuin bawain?" Tawar Jaehyun sok perhatian, ia bahkan mengambil belanjaan Doyoung dari tangannya dan membawanya ke dapur.
"Sok perhatian," cibir Jeno di sebelahnya. "Mami, Mami tau nggak? Masa ya, papa, udah dibilangin beberapa kali masih aja nge- hmpttt!"
Jaehyun membekap mulutnya ketika akan mengadu pada Doyoung.
"Nge apa?"
"Nggak kok mi, biasa lah, anakmu ini kan hidupnya selalu diselimuti dengan ketidakjelasan, gausah didengerin lah,"
Jaehyun menyeret Jeno ke dapur. Jeno menatap Jaehyun kesal, ia kan ingin lihat Jaehyun dimarahi oleh Doyoung, tidak lebih.
"Ish papa!"
"Nggak usah lah kau itu pakai mengadu mami segala, senang betul liat papa kau dimarahi mami," Jaehyun menggerutu ketika ia menata bahan makanan di kulkas.
"Gak peduli aku pokoknya mau kasih tau mami kalo papa ngerokok," ucap Jeno mengancam.
"Asu betul lah kau jadi anak," Jaehyun merogoh celananya, mengambil dompet yang selalu ada di celananya tersebut dan membuka dompetnya. Ia mengambil beberapa lembar uang seratus ribu rupiah dan memberikannya pada Jeno. "Nih, uang tutup mulut, awas kalau kau ngadu sama mami,"
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD FOR ME - JAEDO
Fanfictionterlalu sulit untuk Doyoung hidup bersama keluarga gajelasnya