Mark melamun di tangga. Ucapan Doyoung sama sekali tidak ia pedulikan. Ia memikirkan hal yang ia dan Haechan lakukan tadi, kejadian itu terus terngiang ngiang di otaknya.
"Mark?! Kenapa kau itu, mami kau marah marah dari tadi pun kau diam saja," Jaehyun menatap Mark bingung. Seharusnya Mark tampak senang karena baru saja pergi bersama Haechan.
"Takpa lah pa, gak papa aku cuma pusing, mami aku makan nanti aja ya? Mau tidur aja aku sekarang ni," Mark pergi ke kamarnya tak bersemangat sambil menyeret jaketnya.
Mark menghempaskan tubuhnya ke kasur. Ia menatap langit langit kamarnya, menghela napas kemudian menatap jendela kamarnya yang terbuka. Ia tidak tahu harus melakukan apa.
"Oy bang, kenapa Lu?" Jeno masuk ke kamar Mark menatap Mark bingung. Ia lihat Mark terus diam dan melamun.
"Gatau aku ni, berdosa betul lah aku," Mark mendudukkan tubuhnya kemudian menatap Jeno frustasi.
"Lah? Berdosa? Tiap hari kan lu berdosa bang,"
"Beda yang ini Jen, bingung aku kek mana lagi nantinya," Mark menjambak rambutnya sendiri merasa frustasi. Namun setidaknya ada Jeno yang bisa menjadi tempat berceritanya.
"Ya cerita makanya sama gue!"
"Aku habis itu sama si Haechan..." Mark berkata lirih, sedangkan Jeno sendiri melotot menatap Mark tak percaya dengan yang Mark katakan.
Namun sedetik kemudian Jeno tertawa terbahak bahak karena benar benar tidak percaya pada Mark.
"We jangan bercanda bang, serius nanya gue tadi,"
"Asu kali lah kau ni, serius aku, habis perawanin Haechan aku tadi," Mark mengusap kasar wajahnya sendiri.
*flashback
"Iya mi iyalah we,"
Mark keluar rumahnya mengendarai motornya untuk ke kost Haechan. Ia menatap jalanan sambil memikirikan Haechan. Tak sabar bertemu sekaligus khawatir Haechan kenapa kenapa. Karena Haechan sejak dua hari lalu masih sama kacaunya.
Ia sampai di depan kost Haechan, ia melihat teman kost Haechan sedang menetik daun tanaman yang kuning dan tidak melihat adanya Haechan di sekitarnya.
"We, Haechan ada nggak di dalam?" Mark bertanya pada Xiaojun, alias teman kost Haechan sekaligus pacar Hendery.
"Ono, neng njero, melbu ae," (Ada, di dalam, masuk aja) Xiaojun menunjuk pintu kamar Haechan kemudian melanjutkan pekerjaannya.
"Sape tu Dejun sayang?" Hendery muncul entah darimana, ia menatap Xiaojun dan seseorang alias Mark yang pergi ke kamar Haechan.
"Mark, nopo kowe rene rene?" (Ngapain kamu kesini sini?) Xiaojun melepaskan tangan Hendery yang mengelus rambutnya.
"Cakap ape lah kau ni ha... amboy..!!" Hendery berjongkok di samping Xiaojun.
"Yang tadi itu si Mark, ngapain kamu kesini sini?" Xiaojun memicing tajam sambil berbicara dengan logat jawanya yang medhok, ia memang kurang suka jika pacarnya datang ke kos kosannya.
"Takpe la aku ni nak ajak kau tengok bioskop mau tak?" tanpa sadar tangan Hendery ikut merecoki tanaman yang sedang Xiaojun perbaiki membuat Xiaojun hampir melempar pot tanaman ke arah Hendery.
"Bajingan tenan lah kowe ki!" (bajingan sekali kamu ni)
Mark masuk ke kamar Haechan, pertama kalinya datang ke kamar Haechan. Ia melihat kamar Haechan yang ternyata serapi ini. Beda sekali dengan kamarnya yang begitu berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD FOR ME - JAEDO
Fanfictionterlalu sulit untuk Doyoung hidup bersama keluarga gajelasnya