Sore yang cerah membuat keluarga Jung duduk bersantai di ruang keluarga. Sang kepala keluarga toxic alias bapak Jung tampak menikmati menonton animasi beruang berjudul We Bar Bar. Ia duduk menyandarkan kepalanya ke bahu Doyoung. Ia hanya memakai celana bahan bekerja tadi dan tanpa atasan apapun. Sedangkan sang mami galak memakai celana pendek setengah paha dan kaos milik suaminya.
Sedangkan anak anaknya asik bermain game di sudut ruangan tepatnya di dekat wifi berada. Doyoung dalam suasana hati yang baik oleh karena itu ia memperbolehkan anak anaknya main game.
"Mark Jeno nggak ada pr kelen?" Tanya Jaehyun sambil fokus dengan animasi di televisi.
"Nggak ada.."
"Awas kalo mami tau kalian punya pr gak dikerjain, gue ulek hape lu berdua," ucap Doyoung santai. Ia tidak pernah main main dengan ucapannya. Ia bahkan pernah melempar ponsel lama Jeno karena pernah saat ada pengecekan ponsel tiap bulan rutin di rumahnya untuk anak anak, salah satu file Jeno terdapat video tidak senonoh, video yang seharusnya tidak Jeno tonton.
"Doy, anak bungsu si Taeyong itu pulang ke mari, kau nggak pergi?" Tanya Jaehyun tiba tiba. Doyoung yang sejak tadi mengelus bahunya tiba tiba terdiam dan mengembangkan senyumnya.
"Seriusan pa? Papa kata siapa?" Tanya Doyoung balik, ia bangkit dari duduknya menatap Jaehyun antusias.
"Kata Taeyong, tadi abis pulang dari rumah sakit, aku jumpa Taeyong pulang kerja bawa Jisung, Taeyong kalau Sabtu suka pulang cepet dari kantornya jadinya ya tadi sempet ketemu terus ngobrol," ucap Jaehyun menjelaskan, ia mengelus bisepnya sendiri, entah mengapa udara mendadak terasa dingin.
"Kalo gitu mami mau ke rumah Taeyong ah, mau liat Jisung sekarang kaya apa,"
Doyoung pergi, tersisa Jaehyun yang hanya pasrah dengan Doyoung. Doyoung begitu menyayangi Jisung seperti anaknya sendiri. Jisung begitu imut di matanya dan setelah empat tahun ia tidak melihat Jisung lagi karena Jisung sekolah di kota tempat neneknya hingga kelas empat sekolah dasar. Taeyong dan Ten hidup di rumahnya yang cukup besar, Jisung yang tinggal di rumah orang tua Ten dan Haechan yang selalu sibuk dengan kuliahnya membuat keduanya kesepian.
Jisung tampak sedang bermain di halaman rumahnya bersama Haechan dan Ten sedangkan Taeyong sibuk dengan laptopnya sambil menikmati secangkir kopi buatan Ten.
Doyoung yang kebetulan membuat puding membawa puding tersebut ke rumah Taeyong. Wajahnya begitu cerah ketika menatap Jisung yang sudah lama tidak ia lihat. Jisung menatap Doyoung balik, namun ia hanya mengernyit menatap Doyoung seperti merasa asing. Ya tidak heran Jisung jika benar lupa dengan Doyoung, ia tidak melihat Doyoung sejak masuk sekolah dasar.
"Ngapain lu?" Tanya Ten menatap Doyoung datar, heran saja, Doyoung jarang keluar untuk sengaja mengobrol dengan tetangga. Doyoung lebih sering keluar untuk ke supermarket, mall bahkan salon.
"Yaelah, mau tengok Jisung gue, ih dah gede ya ternyata... gemes banget guee sama anak lu Ten, oiya nih puding buat Jisung," ucap Doyoung memberikan pudingnya pada Ten.
"Oh thanks, Jisung sayang nih dikasih puding sama tante Doy... sini!!" Ten berteriak pada Jisung yang sibuk mengusili Haechan di pojok teras.
Haechan sejak tadi terus menatap kontak Mark di ponselnya. Ia ragu untuk menghubungi Mark meskipun rumahnya bersebelahan. Haechan sudah lama menunggu Mark untuk menyatakan cintanya namun Mark justru menganggap semua kode Haechan itu karena Haechan tidak suka padanya, pantas ia tidak berani menyatakan cintanya.
"IIIHH KAKAK PACARAN YAA!!" Jisung berteriak di telinga Haechan sedangkan Haechan sendiri terus menarik ponselnya yang ditarik oleh Jisung.
"Awas ihh! Maa adek ganggu nih!!" Haechan berteriak memanggil Ten karena Jisung terus mengacaukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD FOR ME - JAEDO
Fiksi Penggemarterlalu sulit untuk Doyoung hidup bersama keluarga gajelasnya