6. Pamitan

2K 257 20
                                    

Mark masih menatap langit malam melalui jendela kamarnya. Entahlah mengapa ia memikirkan Haechan yang tampak murung, tidak biasanya. Ia justru lebih tenang melihat wajah jutek seorang Haechan ketika berhadapan dengannya daripada menatap wajah sedihnya.



"Woy cepat tidur, tengok apa kau malam malam cem ni ha? Tutup jendela kau itu, bisa masuk nanti nyamuk nyamuk," Jaehyun datang sedikit mengejutkannya.

"Ck, nggak bisa tidur aku ini, gak tau mikir apa lah we..." Mark menatap Jaehyun malas, ia bangkit dari kasurnya kemudian menutup jendela.

"Bisa mikir pula kau ini? Seingatku kau ini mana ada otak," Jaehyun tertawa sambil memukul mukul tembok luar kamar Mark membuat Mark menutup telinganya.

"Bah berisik kali, dimarahin mami baru tau papa," Mark malas mendengar ucapan Jaehyun, Jaehyun benar benar mengganggunya.

"Cepatlah tidur kau itu sudah jam sepuluh ini, sembilan jam lagi kau sekolah nanti telat cepat tidur kalo gak mau papa tiduri," Jaehyun mendumal di pintu kamar Mark lalu hendak menutupnya.

"Asu,"

"We cakap apa kau barusan ha?"

Mark menutup wajahnya dengan bantal, tak peduli dengan omelan Jaehyun setelahnya.



Sedangkan Jaehyun berjalan ke kamar Jeno, ia menatap Jeno yang masih setia di depan komputernya untuk bermain game. Telinganya menggunakan headset membuatnya tak mendengar apapun selain suara dari game dan musik yang ia nyalakan. Ia pun tak sadar jika Jaehyun terus menatapnya di ambang pintu.

"Jeno we tidur kau itu,"

"We bodat!"

"Apa betul lah anak ini, kupanggil masih duduk depan komputer, sikit lagi ku tuker kau sama tempe di pasar,"

Jaehyun menatap Jeno kesal, ia berjalan mendekati Jeno lalu menarik headset yang terpasang di telinganya kemudian meletakkannya ke meja.

"Bandel kali kau ini, dah berapa kali aku bagi tau, jangan main game malam malam, rusak mata kau nanti, mau mata kau aku tukar pakai mata ayam?" Jaehyun memarahi Jeno membuat Jeno terpaksa berhenti bermain game.

"Iya iya Jeno nggak main game lagi, Jeno matiin ini,"

"Nah bagus, cepat lah kau tidur, sembilan jam lagi kau sekolah nanti telat,"



Jaehyun kini berjalan ke kamarnya, namun berhenti karena melihat Doyoung di dapur entah melakukan apa. Ia mendekati Doyoung kemudian menatap Doyoung yang ternyata sedang membuat kopi.

"Wah mami baik betul, untuk aku kan itu?" Tanya Jaehyun percaya diri, ia hendak meraih kopi itu namun Doyoung menepis tangannya.

"Enak aja, ini punya gue, mau begadang mami mau liat siapa yang menang di liga dangdut nanti," Doyoung membawa kopinya ke kamar, Jaehyun hanya menatap Doyoung lesu kemudian berjalan membuntutinya.



Doyoung duduk di kasurnya setelah meminum setengah kopi dari cangkirnya. Ia mematikan lampu kemudian menyalakan televisi, mengganti saluran televisi menjadi ondesiar. Menatap soimah yang sedang mengomentari peserta liga dangdut.

Jaehyun terus menatap Doyoung bosan, ia bersandar di headboard kemudian bangkit dan mendekati Doyoung. Ia meletakkan kepalanya di paha Doyoung. Doyoung biasanya akan memukul wajahnya jika ia melakukan hal ini, namun hari ini tidak. Doyoung menerima dengan suka hati kemudian bersandar di headboard sambil mengelus rambut Jaehyun.

Jaehyun ikut menikmati acara televisi sambil sesekali menatap wajah Doyoung. Mengingat kemungkinan ia nanti akan membantu operasi pasien yang mungkin juga tidak akan selesai dalam satu hari, ia ingin menghabiskan waktu dengan Doyoung sekaligus meminta izin.



HARD FOR ME - JAEDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang