7. Kejadian

1.8K 241 38
                                    

Pak Jung selesai dengan tugasnya tepat sehari setelah kepergiannya dari rumah. Ia berangkat sekitar pukul dua belas malam dan kembali ke rumah pukul sepuluh. Ia menatap seisi rumahnya yang cukup gelap namun tidak dengan kamarnya dan Doyoung. Masih terang dan terdengar suara air yang mengisi bathub.

"Mi?" Jaehyun memasukkan kepalanya ke celah pintu. Ia melihat Doyoung yang sepertinya baru selesai mandi dan hanya memakai bathrobenya.

"Eh? Udah pulang, mandi dulu pa, udah mami siapin tuh pake air anget,"

"Tumben kali baik sama aku," Jaehyun melepas kemejanya membuat Doyoung menutup hidungnya, bau keringat, obat obatan, bau pengharum mobil bercampur menjadi satu.

"Bacot lagi air angetnya gue buang, sana mandi," Doyoung mengelus punggung Jaehyun kemudian mendorongnya masuk ke kamar mandi.

Doyoung hanya menunggu Jaehyun hingga selesai mandi. Ia duduk di kasurnya tanpa berniat untuk mengganti pakaian. Ia hanya memakai bathrobenya dan memakai celana dalam.

Tak lama Jaehyun keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya.

"Mi tengok kolor papa yang motif kepala semut itu dimana?" Jaehyun menatap Doyoung setelah membuka lemari pakaiannya.

"Mana gue tau, udah sini kesini dulu gue mau ngomong," Doyoung mengibaskan tangannya, bau Jaehyun setelah mandi sangat ia sukai. Ia ingin memeluk Jaehyun sebentar untuk melepas rindu.
"Cepetan!"

"Alah mami, dimana lah kau letakkan itu kolor aku," Jaehyun mulai merengek pada Doyoung membuat Doyoung jengkel. Ia menarik handuk Jaehyun membuat Jaehyun telanjang.
"Ish kau ini janganla perkosa aku dulu, carikan kolor aku dulu," Jaehyun menutup bagian selatannya dengan tangannya.

"Siapa yang mau perkosa juga njir, sini badan papa mami pijitin takutnya sakit kecapean,"

"Wah tumben kali kau ini mau pijat aku, pasti kau mau tas prada yakan?" Tanya Jaehyun menyelidiki, tangannya yang satu meraih handuk yang Doyoung pegang.

"Oh gamau gue elus?" Tanya Doyoung menunjukkan senyum nakalnya.

"Ooh? Hehe,"





Mark masih terjaga di depan laptopnya. Ia terus berbalas pesan singkat dengan Haechan. Ia hanya khawatir dengan Haechan yang masih saja murung. Ia selalu bersama dengan Haechan akhir akhir ini tetapi mengapa Haechan tidak mau menceritakan masalahnya.

Jeno pun kini juga di kamarnya dengan alasan takut karena baru saja bermain game horor. Jeno sudah berbaring di kasur Mark sedangkan Mark masih duduk di depan laptopnya.

"Nggak tidur lu bang?"

"Masih kepikiran Haechan aku ini," Mark menutup laptopnya. Ia kemudian ikut berbaring di kasurnya.

"Nggak usah dipikirin dulu lah itu si gembul, mending pikirin gue aja bang," Jeno menaik turunkan alisnya menatap Mark.

"Macam gak ada kerjaan kali aku pikirkan kau itu, sukak kau sama aku ha?" Mark kemudian membelakangi Jeno dan menutup matanya, berdoa semoga hari esok Haechan semakin membaik.

Jeno berbeda dengan Mark, ia sekarang memainkan ponselnya, berbalas pesan dengan dua bidadarinya. Entahlah ia sebenarnya tidak tahu apa yang Renjun dan Jaemin bahas.



Grup Cet Istri Jeno

Sayang 1 (Renjun)
Jen besok jalan sama aku ya

Sayang 2 (Jaemin)
Jangan mau Njun sama Jeno
Jaket dia bau seblak basi

Sayang 1 (Renjun)
Yaudah besok kita main bareng ya
na? Besok aku yang bawa motor

HARD FOR ME - JAEDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang