15. Jeno

1.3K 190 43
                                    

"MARK JENO!! CEPETAN MANDI TERUS SOLAT!!"

Doyoung dan Jaehyun telah sampai di rumahnya sejak pukul dua belas malam tadi. Dan sekarang Doyoung bangun pukul empat, ia harus membangunkan anak anaknya dan terlebih suaminya yang begitu sulit untuk bangun pagi. Namun ia merasa sedikit ringan, setidaknya Jaehyun tidur dalam keadaan sudah melaksanakan ibadah solat subuhnya.

Ia tak menyangka jika rumahnya akan berantakan seperti ini, di sisi lain ia memang tak heran karena dua anaknya itu memang pemalas. Bahkan nasi yang ada di penanak nasi menjadi keras, mungkin tak mereka buang setelah kering atau memang mereka kurang air untuk memasaknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.

Jeno menggeliat di kasurnya, samar samar ia mendengar suara teriakan nyaring maminya. Ia pikir ia hanya salah dengar karena ia tidak tahu orang tuanya sudah pulang.

"JEN BANGUN JEN!!" Teriakan Doyoung semakin terdengar jelas di telinga Jeno namun ia tak kunjung beranjak dari kasurnya.

Ia masih menganggap suara itu hanya halusinasinya saja, ia menutup telinganya dengan bantal kemudian menarik selimutnya untuk menghalangi angin yang terasa dingin yang menerpa langsung tubuhnya yang tak memakai kaos.

"Yatuhan ini anak satu budegnya," Doyoung sudah berada di kamar Jeno, ia justru mendapati Jeno masih meringkuk di kasurnya seolah tidak ada beban apapun.
"JUNG JENO ANAKNYA BAPAK JUNG JAEHYUN!!!"

Jeno membuka matanya, teriakan ini begitu nyata dan bukan mimpi, suaranya begitu mirip dengan Doyoung.

"Loh mami? kok disini?"

"Masih pagi buta lu bikin gue kesel aja, bangun, mandi! abistu solat!" Doyoung menarik selimut yang menutup tubuh Jeno kemudian melipatnya.

Jeno tak mengambil handuk yang berada di kursi meja belajarnya, ia justru mendekati Doyoung kemudian memeluknya dari belakang.

"Kenapa lu hah? kangen mami kan pasti," Doyoung mengusap pipi Jeno, sebetulnya ia merindukan anak anaknya namun malas mengatakannya.

"Alah ya mami perginya lama, Jeno nggak mau ya punya adek,"

"Gak lah, punya lu sama Mark trus bapaklu itu aja gue depresi,"

"Hehe, soalnya masa nanti cucu sama anak seumuran," Jeno tak sadar, ia keceplosan soal Haechan yang sedang hamil. Doyoung memang belum mengetahuinya.

"Udah sana mandi, modus bae kaya Jaehyun,"

Jeno bernafas lega, Doyoung sepertinya tak mendengar ucapannya. Ia mengambil handuk, pergi ke kamar mandi untuk mandi kemudian melaksanakan apa yang Doyoung suruh tadi.

"Cucu... Haechan hamil...?"

Doyoung terdiam di kamar Jeno, ia menggigit jarinya kemudian duduk di kasur Jeno yang masih berantakan. Ia belum bisa membayangkan ia akan dipanggil dengan sebutan nenek oleh anak Haechan dan Mark nanti. Dan ia tidak tahu bagaimana Mark nanti, mau tidak mau pasti Mark harus keluar dari sekolah untuk bekerja. Tidak mungkin kan menikah diam diam sampai lulus? perut Haechan pasti lama kelamaan semakin membesar.

HARD FOR ME - JAEDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang