9. Bertemu Sang Ratu

84 39 8
                                    

1631 kata

Aku terperangah melihat istana yang berdiri gagah di depan. Besarnya yang tak terkira membuatku harus mendongakkan kepala ke atas dan sedikit mengintip bagian dalamnya. Namun aku tak berhasil melakukannya.

Tembok luarnya berwarna pucat, tapi tak menghalangi keindahan dan kegagahan bangunannya. Bagian gentengnya—menurutku—berwarna biru tapi lebih menyala. Entahlah bagaimana aku harus mendeskripsikannya, sangat megah, besar sekaligus menakutkan, tapi menakjubkan.

Karena Gward adalah penasihat istana yang paling disegani kerajaan, maka Gward selalu mendapatkan izin untuk keluar dan masuk istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena Gward adalah penasihat istana yang paling disegani kerajaan, maka Gward selalu mendapatkan izin untuk keluar dan masuk istana. Aku dan Gward pun memasuki istana kerajaan sihir.

Lagi-lagi mataku dimanjakan berbagai dekorasi dan ruangan kerajaan yang sangat indah.

Setelah melewati berbagai tempat, akhirnya kami sampai di ruang singgasana. Suasana mendadak berubah, menjadi misterius dengan sekeliling yang gelap karena minimnya pencahayaan. Apa sang ratu menyukai hal seperti ini?

"Yang Mulia, penasihat Gward ingin bertemu dengan Anda, dengan seorang gadis yang ada di sampingnya," lapor penjaga ruang singgasana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang Mulia, penasihat Gward ingin bertemu dengan Anda, dengan seorang gadis yang ada di sampingnya," lapor penjaga ruang singgasana.

"Perintahkan mereka untuk memasuki ruangan ini. Mungkin gadis yang dibawa Gward adalah orang yang selama ini kita cari-cari."

Dengan izin dari sang ratu, Gward dan aku memasuki ruang singgasana. Lagi-lagi aku terperangah melihat seseorang yang sedang menduduki kursi singgasana. Ia terlihat sangat cantik, anggun, bijak, dan penuh wibawa. Ia mempunyai rambut berwarna putih berkilau. Wajahnya terlihat sangat muda, sampai—sampai aku mengiranya sebagai putri kerajaan. Iris mata berwarna abu membuat tatapannya terlihat meneduhkan sekaligus menakutkan. Alisnya yang tidak terlalu tebal, kulit putih tapi tidak pucat, hidungnya yang mancung, juga bibir berwarna merah muda sedikit pucat membuat ia terlihat sangat memesona. Tapi nampaknya semua kata-kata yang terdeskripsikan olehku masih jauh sempurna untuk orang seperti dia.

"Yang Mulia," sapa Gward dengan penuh rasa hormat. Dia berlutut, aku jadi merasa harus mengikuti gerakannya. "Saya membawakan seorang gadis yang menjadi kambing hitam dalam kekacauan dunia Mortal," tuturnya. Aku yang mendengarnya meringis pelan, ternyata keberadaanku sedang gencar-gencarnya dicari oleh seluruh penghuni istana.

WHEN MOON AND STARS SHAPE MAGIC ELEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang