17. Menjadi Babu di Hutan Dyrad

49 26 7
                                    

1588 Words

Huh menyebalkan! Kenapa aku harus jadi pelayan sebuah pohon, sih?

Kata Ratu Dyrad, aku harus melayani si Pohon selama 2 hari. Otomatis, 4 hariku terbuang sia-sia, dong? Tinggal tersisa waktu 10 hari lagi kalau harus melayani pohon manja ini.

"Sabar ya Mikha, soalnya aku gak bisa bantu kamu." Augi tiba-tiba mendatangiku dan memasang wajah prihatin.

Aku menoleh pada Augi. Kenapa dia berkata seperti itu?

"Kenapa kamu gak bantuin aku? Dasar gak setia kawan!" aku mengentak-ngentakkan kaki dan pergi menjauhi Augi.

"Mikha, dengarkan aku!" teriaknya sebelum menyusulku.

Augi terbang sebentar dan berhasil menyusulku. Dia memegang pundak dengan sayapnya berusaha untuk menghentikan. Aku akhirnya berbalik dan menghadap si manusia separuh burung itu.

"Aku niatnya mau bantu kamu, Mikha. Tapi kata Ratu Dyrad hanya kamu yang boleh menyentuh pohon itu, sedangkan aku tidak."

Aku mendelik kesal. "Iya deh iya. Aku bakal nyelesain tugas ini sendiri. Tapi jangan tinggalin aku, ya. Kalau gak nanti aku umpanin kamu ke Ogre loh," ancamku pada Augi. Tapi sepertinya tidak mempan. Buktinya dia tertawa seakan-akan mengejekku. Dia lalu mengepakkan sayapnya dan terbang meninggalkanku sendirian.

"Woy, Augi!! Jangan pergi!!"

🍃🍃🍃

Tak terasa malam hari pun tiba, dan esok aku harus mulai melayani ibu 7 tanaman Dyrad. Sebenarnya sangat malas dan tak ingin menjadi babu, apalagi ini di dunia Immortal. Tapi mau bagaimana lagi? Demi dunia Manusia aku harus menjalankan perintah ini.

Kira-kira, di dunia Manusia sekarang keadaannya bagaimana, ya?

Aku mencoret-coret tanah dengan telunjuk dan menciptakan pola abstrak, se-abstrak isi pikiranku saat ini.

Saat sedang asyik-asyiknya mencoret tanah, tiba-tiba ada seorang pelayan istana yang datang menghampiri. Awalnya aku tak tau kalau ada orang lain, karena pelayan itu mengubah dirinya menjadi daun untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain. Dia memberikan secarik kertas dengan sangat sopan, lalu dia meminta izin untuk pergi. Aku mengizinkannya.

Ku bolak-balik kertas itu berharap ada sebuah tulisan, karena yang terlihat hanyalah kertas kosong tanpa goresan pena setitik pun. Aku mengibar-ngibarkan kertas itu dan akhirnya muncul sebuah tulisan. Tapi kok tulisannya gini, ya?

Ini tulisan apa sih? Seumur-umur, aku belum pernah melihat tulisan seaneh ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini tulisan apa sih? Seumur-umur, aku belum pernah melihat tulisan seaneh ini. Sekilas mirip dengan huruf-huruf mesir pada zaman dulu. Tapi ini sangat berbeda. Terlihat ada gambar putri duyung di sini. Hanya itu gambar yang aku tahu.

WHEN MOON AND STARS SHAPE MAGIC ELEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang