Pemuda manis itu berjalan dibawahnya sinar mentari pagi, jalanan dipadati oleh pejalan kaki dan kendaraan umum. Mereka mulai melakukan aktivitas mereka, bekerja dan sebagainya.
Ini hari pertama bagi pemuda uchiha itu bekerja, setelah ia memutuskan untuk keluar dari dunia malam, ia menerima pekerjaan disalah satu sekolah swasta yang memang cukup terkenal karena kualitas anak-anak nya.
Pemuda bernama Sasuke itu sendiri tak mengerti mengapa ia yang dulu notabennya sebagai penari tiang atau pemuas nafsu disalah satu club pinggir jalan dapat ditarik menjadi guru disana, bukankah masih banyak orang yang lebih layak? Dan terlebih Sasuke hanya mengajar kelas khusus. Kalian bisa bayangkan? Sasuke hanya mengajar kelas khusus, dan terlebih bayarannya sangat mahal. Sasuke hanya perlu mengajar 4 siswa kelas khusus. Dan Sasuke yakin jika ke empat muridnya itu sangat pintar sampai bisa masuk kelas khusus.
Sasuke memasuki area sekolah, begitu banyak siswa maupun siswi yang berlarian dan ada juga yang berjalan santai sambil bercanda dan berbincang hangat.
Kaki Sasuke membawanya kesalahan satu ruangan yang paling dalam dan mewah disana, tertera papan nama didepan kelas itu.
VIP Area.
Tak salah lagi ini kelas yang ia cari. Sasuke menarik nafas panjang sebelum membuka pintu itu.
Namun...
"Ne--" suara apa itu?
Sasuke terpaku ditempat, apa ia baru saja mendengar suara desahan? Yang benar saja! Ini adalah area sekolah, seharusnya mereka tak melakukan hal memalukan seperti itu.
Sasuke mendapatkan kesadarannya kembali, dengan langkah berat Sasuke masuk, pemandangan pertama yang ia lihat adalah dua pemuda yang sedang berciuman panas dan satu pemuda yang tertidur pulas, tidak menghiraukan kegiatan kedua temannya.
Sasuke berdeham keras, namun tak mendapat perhatian dari ketiga murid barunya.
"Apa yang kalian lakukan?" Bukan, itu bukan suara Sasuke, melainkan seorang pemuda tinggi dengan rambut yang di kuncir tinggi. Setidaknya disini ada yang normal.
Pemuda berbeda Surai itu menghentikan kegiatan mereka, menoleh kedepan dan tersenyum bodoh. Mereka merapikan seragam mereka yang sedikit kusut karena kegiatan mereka.
Pemuda iris kuaci itu memasuki ruang kelas, duduk disamping pemuda yang masih setia tertidur. Bahkan pemuda iris kuaci itu membangunkan sang teman dari mimpi indahnya, pemuda surai pirang itu membuka kelopak mata yang menyembunyikan iris biru jernih dan indah itu.
"Tak biasanya." Ucap pemuda iris kuaci itu. Sedangkan si pirang tertawa bodoh dengan menggaruk kepala bagian belakangnya.
"Aku hanya sedang bosan saja, Shika." Sahut si pirang masih tertawa bodoh.
Sasuke kembali berdeham, menarik perhatian keempat pemuda yang kini sudah duduk rapi di kursi mereka masing-masing. Mereka yang ada disana menatap Sasuke.
"Aku Uchiha Sasuke. Kalian bisa memanggilku Suke-sensei, mulai hari ini aku yang akan mengajar kalian. Mohon kerja samanya." Sasuke tersenyum manis.
"Ada pertanyaan?" Tanya Sasuke.
Pemuda bernama Shikamaru itu mengangkat tangan, ada senyum-- tidak. Itu seringaian yang terpatri diwajah tampannya.
"Apa Sensei sudah memiliki kekasih?" Tanya Shikamaru.
Itu terlalu pribadi sebenarnya, tapi apa salahnya? Toh mereka laki-laki tidak akan mungkin menyukai Sasuke.
"Tidak. Aku tidak membutuhkannya saat ini." Sahut Sasuke ringan.
"Bagaimana dengan sex? Apa kau pernah melakukannya?" Kali ini yang bersuara pemuda pirang dengan iris sapphire indah itu. Uzumaki Naruto.
Sasuke terdiam. Kali ini pertanyaannya tidak masuk akal. Itu terlalu pribadi, Sasuke melakukan sex juga bukan urusan mereka bukan?
"Kau itu pihak atas atau pihak bawah?" Pemuda Surai merah itu bertanya dengan wajah polosnya. Sabaku Gaara.
Tunggu! Kemana arah pembicaraan mereka? Mengapa mereka menanyakan sesuatu yang sangat amat tidak masuk akal? Sasuke risih akan pertanyaan itu.
"Lalu, apa barang mu besar? Berapa ukuran diameternya?" Pemuda Lavender yang tadi mencium ganas bibir Gaara. Hyuga Neji.
"Ku rasa, itu pertanyaan yang sangat pribadi." Ucap Sasuke.
Terdengar helaan nafas dari keempat murid Sasuke, mereka menurunkan pundak mereka dan bersandar pada punggung kursi. Mereka melontarkan tatapan pada Sasuke, tatapan yang sangat aneh dan sulit untuk dijelaskan. Sasuke juga pernah mendapat tatapan seperti itu saat di klub malam tempat ia bekerja dulu, itu pertanda buruk baginya.
"Aku ingin melihatnya." Gumam Naruto yang masih dapat didengar oleh Sasuke.
Sasuke menatap murid-murid nya dengan horor. Mereka sudah bangkit dari kursinya, tapi tidak dengan Neji dan Gaara yang bahkan sekarang Gaara sudah ada dipangkuan Neji.
Shikamaru dan Naruto mendekat, Sasuke merasa bahwa dirinya sedang dalam bahaya besar. Ia harus pergi dan menemui kepala sekolah sialan itu, apa maksudnya? Mengapa murid-murid terlihat sangat liar? Jadi ini sebabnya ia ditarik dari klub malam hanya untuk menjadi pemuas nafsu anak-anak muridnya? Jadi Sasuke tidak akan mengajar melainkan menjadi jalang disekolah ini?
Hell no! Sasuke keluar dari klub malam karena ia tak ingin menjadi jalang lagi, itu sangat amat merugikan dirinya. Bayarannya memang mahal, tapi dalam hatinya ia tersiksa, sangat tersiksa. Entah berapa banyak pria yang bisa seenaknya menyentuh tubuh mulusnya, entah berapa banyak pria yang bisa meniduri nya setiap malamnya. Sasuke tak ingin masa kelam itu kembali lagi, Sasuke sudah cukup tersiksa akan hal itu.
Sasuke hendak berlari keluar ruangan, namun yang terjadi malah ia ditarik paksa ke sudut ruang kelas itu. Dilempar sampai punggungnya membentur dinding dengan begitu keras.
Sasuke terjatuh dilantai, tubuh nya gemetar ketakutan. Dua muridnya kini sudah berdiri dihadapannya, menatap Sasuke seakan menelanjangi nya. Entah ada apa dengan otak kedua muridnya ini, mengapa mereka bersikap seperti ini pada guru mereka sendiri? Mereka tak pantas untuk tetap tinggal di sekolah, mereka harus dibawa ke pihak yang berwajib, ini pelecehan namanya!
"Apa kau pernah melakukan threesome? Sensei?" Ucap Naruto.
"Jika belum, biar kami mengajari mu." Shikamaru menyeringai.
Sasuke memberontak saat kemeja birunya sudah disobek paksa oleh Shikamaru, Sasuke berteriak keras, berharap akan ada yang mendengar suara putus asanya.
"Berhentilah berteriak, kami hanya ingin mendengar suara desahan mu." Bisik Naruto menjilat telinga Sasuke.
Sasuke masih memberontak. Dibawah sana, Shikamaru berusaha melepas celana panjang miliknya. Ini sungguh menyakitkan, Sasuke tak menginginkan hal ini. Apa bedanya ia menjadi guru dan menjadi seorang pelacur di klub malam? Pada akhirnya ia hanya akan menjadi pemuas nafsu saja. Takdir hidupnya tidak akan pernah berubah, sekarang maupun dimasa yang akan datang, tidak akan ada yang menghargai Sasuke. Tidak ada yang menganggap Sasuke selain pelacur saja, betapa kejamnya dunia ini.
Sasuke sudah menangis, ia masih merontah berusaha melepaskan diri. Tapi kedua pemuda itu begitu kuat, bahkan Sasuke sudah kehabisan tenaganya. Berharap saja akan ada yang datang menolongnya dari siksaan kedua murid barunya.
...
JeanTheRapper.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uptention🔚
FanfictionSasuke terjebak di sekolah yang cukup terkenal, menangani empat murid nakal dan bar-bar bersama salah satu temannya, Kiba. Dua murid diantaranya bersih keras untuk menyetubuhi Sasuke maupun Kiba, entah apa yang ada di otak anak muridnya.