20 (Spesial ToneSasu)

1.6K 101 13
                                    

Sasuke terbangun, ini sudah 3 bulan setelah ia menikah dengan Toneri, dan selama itu juga Sasuke harus bersabar karena sekarang ini Toneri sangat sibuk mengurus jadwal actor yang ia tangani, ada banyak fans meet dan belum lagi syuting untung drama baru actor itu. Toneri selalu pulang larut, ketika Sasuke sudah tertidur lelap. Dan bahkan Toneri harus berangkat pagi-pagi sekali, hanya memberi kecupan ringan dikenang Sasuke lalu berangkat.

Dan sepertinya Sasuke harus lebih berdebar karena Toneri harus melakukan perjalanan selama 1 Minggu, actor yang Toneri tangani akan mengadakan fans meet di Bangkok, Australia, Vietnam dan China. Hah~ Sasuke ditinggal untuk seminggu kedepan.

Sasuke merasakan tangan seseorang yang memeluk pinggang rampingnya, ah~ jadi Toneri belum berangkat? Tidak seperti biasanya, padahal mentari sudah sangat tinggi, hampir menerangi seluruh kota yang ada di Jepang.

"Pagi, sayang." Sapa Toneri. Sasuke tersenyum kecil, sudah lama sekali ia tak mendengar suara sang pasangan hidupnya.

"Pagi. Kau tidak pergi bekerja?" Tanya Sasuke membalik tubuhnya dan menatap wajah Toneri. Toneri menggelengkan kepala sambil mengeratkan pelukannya.

"Aku ingin menghabiskan waktu bersama mu." Jawab Toneri. Tanpa sadar Sasuke tersenyum senang, kalimat sederhana Toneri mampu membuat begitu kupu-kupu didalam perut Sasuke.

"Aku sebenernya sudah memberi surat cuti beberapa bulan lalu, tapi aku baru mendapatkannya sekarang." Jelas Toneri.

"Benarkah? Berapa lama kau mengambil cuti?" Tanya Sasuke antusias. "2 Minggu." Sahut Toneri.

Sasuke tersenyum senang dan langsung memeluk Toneri lebih erat, merapatkan kalimat 'terima kasih' sebanyak yang ia bisa.

Toneri merasa gemas akan sikap Sasuke, oh sungguh! Toneri harus menahan nafsu 3 bulan terkahir, semenjak ia menikah dengan Sasuke, belum pernah ia menyentuh Sasuke. Hanya sesekali ia memberi kecupan di bibir tipis Sasuke. Toneri masih menunggu saat yang tepat untuk menyentuh Sasuke.

Sasuke mengangkat kepala dan menatap wajah tampan pasangan hidupnya. Ia sempat mengecup sekilas bibir Toneri, dan tersenyum membuat matanya menyipit membentuk bulan sabit yang indah nan menggemaskan.

"Jadi apa yang akan kita lakukan selama dua Minggu kedepan?" Tanya Sasuke masih tersenyum. Toneri ikut tersenyum dan mengecup sekilas bibir Sasuke.

"Menurut mu?" Sasuke terkikik. "Apapun." Sahut Sasuke.

"Bagaimana jika kita sarapan?" Tawar Toneri. Sasuke mengangguk dan segera turun dari ranjang, berjalan keluar hanya dengan mengenakan kemeja kebesaran milik Toneri. Sasuke sangat menyukai aroma kemeja Toneri, jadi ia selalu memakainya saat tidur. Apa Toneri keberatan? Tentu saja tidak. Sasuke semakin menggemaskan dengan kemeja kebesaran miliknya, terlebih terkadang dada putih porselen Sasuke terekspos, semakin terlihat menggemaskan dan sedikit menggoda iman Toneri.

Toneri turun dari ranjang, ia kini dapat lihat Sasuke yang sibuk di dapur, memotong sayuran, mencuci dan sebagainya.

Entah mengapa melihat Sasuke didapur sana membuat Toneri tidak lapar, ia merubah pikirannya, mungkin melakukan adegan panas diatas ranjang itu lebih baik. Toneri menggelengkan kepalanya, ini masih terlalu pagi untuk melakukan hal seperti itu.

Sasuke melirik Toneri yang kini sudah duduk di kursi meja makan. Sasuke tersenyum manis, sungguh ini pertama kali Sasuke diperhatikan oleh Toneri saat sedang memasak sarapan. Sasuke merasa bahagia karena tatapan lembut yang dilontarkan Toneri.

Kembali fokus pada masakan, sarapannya akan segera matang.

Setelah selesai, Sasuke menyajikannya dalam dua piring, ia menatanya diatas meja. Sasuke duduk tepat dihadapan Toneri, membiarkan Toneri menyuapkan satu sendok kedalam mulutnya. Sasuke menunggu komentar dari Toneri.

"Sudah ku duga, masakan mu akan sangat pas dengan selera ku." Ucap Toneri. Sasuke tersenyum senang dan menyuap satu sendok kedalam mulutnya, onyx Sasuke tak pernah lepas dari Toneri. Dan begitu Toneri, mereka menghabiskan kegiatan sarapan mereka dengan tertawa dan bercanda. Pagi yang begitu hangat, sehangat mentari pagi.

Setelah selesai dengan sarapan itu, Toneri dan Sasuke bermalas-malasan sambil menonton acara tv. Sasuke membiarkan kepala Toneri berada di pangkuannya, tangan Sasuke dengan sendirinya mengusap dan memainkan Surai putih Toneri.

"Aku bosan." Ucap Sasuke. Acara tv tidak begitu menarik perhatiannya, entahlah Sasuke menginginkan kegiatan lain untuk mereka lakukan.

Jujur saja, Sasuke juga sangat menanti Toneri mencumbu nya. Mereka hanya pernah berciuman, Toneri selalu bisa menahan nafsunya. Dan itu sungguh membuat Sasuke kesal bukan main.

"Hn... Kau menginginkan sesuatu?" Tanya Toneri memberikan seluruh perhatiannya pada Sasuke. Tangan Toneri terulur dan mengusap Surai Sasuke, begitu lembut, sebelum tangannya turun mengusap pipi Sasuke, sedangkan ibu jadi Toneri mengusap sudut bibir Sasuke. Bibir tipis nan merah itu sangat menggoda, Toneri ingin sekali merasakan bibir manis itu lagi.

Sasuke tak menjawab, ia langsung mengecup bibir Toneri meski hanya sekilas. Wajah Sasuke memerah, ia sedikit malu jika meminta Toneri untuk menyentuhnya.

"Aku sudah menanti sejak 3 bulan lalu." Ucap Sasuke dengan wajah memerahnya. Toneri bangkit dan menatap Sasuke, wajah memerah Sasuke yang begitu menggemaskan.

Kembali Toneri menangkap wajah Sasuke, memaksa Sasuke untuk menatap wajah pucatnya. Hidung Toneri menyapu pipi Sasuke, sebelum akhirnya bibir Toneri melumat bibir tipis Sasuke.

Jantung Sasuke berdebar bukan main, tubuhnya terasa seperti terbakar kala Toneri merubah ciuman itu menjadi bergairah, bahkan Sasuke tak sadar jika tangan Toneri sudah menjelajahi tubuhnya.

Sasuke menarik tengkuk Toneri untuk memperdalam ciuman panas mereka, dan entah sejak kapan Sasuke sudah berada dipangkuan Toneri, tubuh Sasuke bergerak dengan sendirinya.

Toneri melepaskan ciumannya, ia beralih pada leher jenjang Sasuke, membuat beberapa tanda kepemilikan disana.

Wajah Sasuke sudah sepenuhnya memerah, nafasnya pun sedikit terengah. Sungguh, setiap sentuhan Toneri membuat tubuhnya terbakar, Sasuke seakan kehilangan akal sehatnya, ia menginginkan hal lebih dari ini.

Toneri mendorong tubuh Sasuke tanpa melepas cumbuan nya, sesekali suara desahan Sasuke terdengar, dan suara itu sungguh membuat Toneri semakin gila. Toneri ingin sekali mendengar suara kenikmatan Sasuke, begitu indah di telinganya.

Toneri menghentikan kegiatannya, ia mengangkat tubuh Sasuke dan membawanya pergi ke kamar mereka.

Toneri merebahkan tubuh Sasuke, melepas satu persatu pakaian Sasuke. Dan begitupun dengan dirinya.

Toneri menindih tubuh Sasuke, mencium bibir Sasuke dengan lembut namun sungguh membuat Sasuke bergairah.

Toneri kembali menyudahi ciumannya, ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah manis Sasuke. "Aku mencintaimu." Bisik Toneri. "Aku sangat mencintaimu, Tone." Sahut Sasuke. Toneri tersenyum, ia mengecup bibir Sasuke, pipi lalu menjilat daun telinga Sasuke.

Sasuke memeluk Toneri, membiarkan Toneri membuat ruam memerah disekitar leher, dada atau mungkin perutnya. Sesekali Sasuke mendesah, memanggil nama Toneri atau merapatkan kata 'aku mencintai mu.'

Setelahnya mereka menghabiskan waktu hanya berdua, melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan setelah menikah.

Tamat.

JeanTheRapper.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uptention🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang