"Berapa biaya untuk satu malam?" Bisik Neji. Sasuke membeku, jujur saja ia sedikit takut, terlebih Neji menyentuh area sensitif nya.
Naruto yang melihat raut wajah Sasuke yang berubah, langsung memukul kepala Neji tanpa ampun, Naruto saja belum menyentuh Sasuke dan Neji berniat menyewa Sasuke satu malam. Hell No! Itu tidak akan pernah terjadi!
Naruto menarik tangan Sasuke, memeluk tubuh mungil itu dengan sangat posesif. Ia mendelik tak suka pada Neji, Naruto harus total jika ia ingin memenangkan taruhan ini dengan Shikamaru.
"Dengar ya! Kau sudah memiliki satu jalang, urus saja dia, jangan sentuh milik ku!" Tegas Naruto.
Neji berangsur mundur, tak ingin menjadi korban dari keganasan Naruto.
Pintu terbuka, Kiba datang bersama dua muridnya. Gaara dan Shikamaru, asrama Kiba dan Sasuke menjadi lebih ramai.
Kiba membalut luka ditangan Naruto dan Neji dengan kain kasa, terkadang terdengar candaan dari Shikamaru dan Neji, tentu mereka tengah meledek Naruto. Bagaimana dengan Naruto sendiri? Sekarang mungkin Naruto hanya diam, tapi nanti jika hanya mereka bertiga saja, Naruto tidak akan segan-segan membiarkan mereka melihat mentari lagi. Bahkan untuk menarik nafas lagi, Naruto tidak akan membiarkannya.
Setelah puas bermain dan memberantaki kamar Sasuke dan Kiba, mereka terlelap tidur. Ada yang hanya beralaskan karpet berbulu halus, ada yang langsung menyentuh lantai bahkan ada yang tidak tau diri tidur di ranjang single size Sasuke Dan Kiba. Sekarang Sasuke dan Kiba harus tidur dimana?
Dengan berat hati Sasuke tidur di ranjang nya yang, memepet pada tubuh kekar Naruto. Ingin sekali Sasuke menendangnya turun dari ranjang, tanpa Naruto saja ranjang Sasuke terasa sempit dan sekarang, bocah kuning ini dengan tidak tau dirinya tidur ditengah ranjang kecil itu.
Kiba juga melakukan hal yang sama, hanya saja ia sedikit lebih kejam. Ia menendang Shikamaru turun dari ranjang, Shikamaru terbangun namun ia merangkak naik lagi dan malah memeluk tubuh mungil Kiba.
Dan mereka semua terlelap.
...
Malam hari, Sasuke terbangun karena ada suara aneh yang berasal dari kamar mandi. Naruto memeluk tubuh kecilnya dengan posesif, Sasuke jadi sulit untuk bangkit, terlebih saat Sasuke menggeser tangan kekar itu, ia malah dipeluk lebih erat oleh Naruto.
Sasuke sedikit jengah, ia bergerak tak nyaman dalam dekapan itu. Ia tak bisa tidur karena suara desahan yang memuakkan, ia ingin tau siapa pelaku yang mengeluarkan suara laknat itu.
"Berhenti bergerak, Teme. Hiraukan saja, mereka memang seperti itu. Melakukannya setiap saat." Bisik Naruto mempererat pelukannya.
Jadi, Naruto juga terbangun? Karena suara sialan itu. Dan mengapa Naruto hanya diam?
"Lepas! Aku ingin buang air kecil." Bohong Sasuke.
"Ku sarankan, kau tidak melakukannya. Jika kau mengganggu kegiatan mereka, Neji tidak akan segan-segan memperkosa mu didalam sana." Sahut Naruto, meski itu juga kebohongan.
Naruto tak ingin melepas pelukan nyamannya. Ia menyukai harum tubuh Sasuke, membuatnya tenang. Seakan aroma tubuh Sasuke adalah aroma terapi bagi Naruto, ia merasa bisa mengendalikan emosinya saat dekat dengan Sasuke, entah karena apa, Naruto tidak pernah memikirkan alasan dibalik semua itu. Selama ia merasa nyaman, ia akan tetap menempel pada Sasuke, tak peduli jika dirinya akan dianggap parasit.
Sasuke yang mendengar perkataan itu hanya bisa diam, niatnya untuk menghentikan kegiatan panas dua pemuda dibawah umur itu tak jadi ia lakukan. Meskipun dulu Sasuke lelaki penghibur, yang siap di bayar hanya untuk melakukan sex, tapi Sasuke terpaksa melakukannya. Tentu alasannya karena kondisi ekonomi, mencari pekerjaan sangatlah sulit, terlebih Sasuke hanya lulusan SMA dengan nilai pas-pasan. Tidak ada yang mau menerima Sasuke, hanya club malam saja yang mau menerimanya, tapi sebagai pelacur.
Sasuke menyamankan posisinya, seakan ia tengah mencari kehangatan diperlukan Naruto.
Tanpa Sasuke sadari, Naruto menyeringai saat Sasuke mengusak kepalanya pada dada bidang Naruto. Ada sesuatu didalam perut Naruto yang seakan menggelitik, memaksa Naruto untuk tersenyum, bahkan jika bisa tertawa puas. Naruto merasa sangat amat bahagia.
...
Kiba terbangun pagi-pagi sekali, ia menyadari ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang. Ia menoleh dan mendapat wajah damai Shikamaru.
Mata Kiba menelusuri wajah tampan Shikamaru, telinga Shikamaru ada beberapa tindikan dan anting yang terbilang keren dan terkesan berandalan.
Kembali Kiba teringat saat Shikamaru membisikan sesuatu beberapa hari lalu, saat dirinya akan memberi hadiah atau mungkin hukuman pada Shikamaru.
"Aku menginginkan mu, bukan sebagai guru, tapi sebagai masa depan ku."
Wajah Kiba memerah kala kalimat itu berputar layaknya kaset rusak.
Apa-apaan Shikamaru ini? Mengatakan kalimat itu dengan begitu ringan. Kalimat yang mengatakan perasaannya pada Kiba.
Tunggu! Mengapa Kiba jadi salah tingkah sendiri?! Sadarlah Kiba, Shikamaru itu murid mu!
Dengan cepat Kiba beranjak dari sana, pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Saat Kiba memasuki kamar mandi, ia dikejutkan oleh dua muridnya yang tertidur pulas disana, terlebih mereka tidak mengenakan busana.
Dengan kesal, Kiba membangunkan Neji dengan menendang-nendang lengannya pelan. Kamar mandinya jadi berantakan oleh sperma, entah sperma siapa.
"Hei, Neji! Bangun!" Ucap Kiba berusaha membangunkan.
Neji membuka matanya dan seketika ia memeluk tubuhnya sendiri, menatap horor Kiba yang kini menatapnya santai.
"Kenapa Sensei Ada di kamar mandi ku?!" Ucap Neji. Kiba menghela nafas, apa ia begitu bodoh sampai lupa ia berada di asrama siapa?
Kiba hanya diam sampai Neji sendiri tertawa, betapa bodohnya dia sampai lupa jika ia berada di asrama sang guru. Kiba menggelengkan kepala, begitu ajaib sikap muridnya.
Kini ia beralih pada Gaara yang terlihat begitu mengenaskan.
"Pakaikan dia baju, setelahnya bawa dia keluar. Dan kau Neji! Bersihkan kamar mandi ku!" Tegas Kiba sebelum meninggalkan Neji dan Gaara.
...
Naruto terbangun, ia tatap Sasuke yang masih tertidur pulas dalam pelukan hangatnya. Wajah damai Sasuke, kulit mulus porselen nya, bulu mata panjang dan lentik, hidung mungil yang mancung dan bibir tipis nan kecil itu. Bagaimana rasanya bibir merah muda itu, apakah manis? Apa akan membuat Naruto kecanduan?
Tangan Naruto mengusap pelan Surai raven Sasuke, lalu tangannya menyusuri wajah Sasuke, pipinya terasa begitu lembut seperti kulit bayi. Tangan Naruto berhenti di sudut bibir Sasuke, mengusapnya lembut. Dan satu hal yang membuat Naruto terkejut, Sasuke menghisap jempolnya. Apa Sasuke sedang menggodanya?
Tanpa pikir panjang, Naruto mencium bibir kecil itu, menekan tengkuk Sasuke dengan lembut.
Alangkah baiknya jika setiap hari Naruto bisa mencium bibir kecil manis Sasuke. Naruto menyukai rasa manis bibir itu.
Naruto menyudahi acara morning kiss nya. Bertepatan dengan itu, Sasuke membuka matanya, menatap horor Naruto yang malah tersenyum manis.
"Pagi, Teme." Bisik Naruto sebelum ia mendaratkan satu ciuman lagi, kali ini lebih dalam karena mulut Sasuke sempat terbuka, membuat Naruto memuaskan untuk bergulat lidah diroga hangat Sasuke.
...
JeanTheRapper.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uptention🔚
FanfictionSasuke terjebak di sekolah yang cukup terkenal, menangani empat murid nakal dan bar-bar bersama salah satu temannya, Kiba. Dua murid diantaranya bersih keras untuk menyetubuhi Sasuke maupun Kiba, entah apa yang ada di otak anak muridnya.