16

1.2K 129 22
                                    

Pagi yang cerah, langit begitu indah tanpa adanya awan yang menggangu, embun pagi masih membasahi rerumputan hijau. Masih begitu sejuk.

Naruto dan Shikamaru sudah ada diruang kelas, tidak seperti biasanya.

Dan kesempatan itu digunakan dengan baik oleh Shikamaru, mereka hanya berdua saja. Jadi, Shikamaru memutuskan untuk mengatakan jika dirinya mundur dalam taruhan. Ia tak ingin menyakiti Kiba lebih dari ini, jujur saja, Shikamaru menyukai Kiba. Perasaan yang baru ia sadari akhir-akhir ini.

"Kau serius? Kau menyukai Kiba-sensei?" Tanya Naruto masih tak percaya. Yah... Bagaimana ia bisa percaya? Mungkin saja akal-akalan nya Shikamaru agar Naruto juga mundur dari taruhannya.

"Aku serius, dan bagaimana dengan mu? Bukankah kau juga menyukai Suke-sensei?" Sahut Shikamaru. Naruto tertawa setelah mendengar hal itu, oh sungguh perkataan Shikamaru menggelitik perutnya.

"Ayolah, Shika. Mana mungkin aku menyukai jalang seperti si Teme itu. Masih banyak yang lebih baik darinya." Sahut Naruto di selingi tawa.

Shikamaru mendengus, mengapa dia bodoh sampai percaya jika Naruto menyukai Sasuke? Itu tidaklah mungkin. Naruto pemuda yang tidak punya hati, segala perasaannya sudah ia buang semenjak ia dilecehkan oleh orangtuanya dan dibuang begitu saja. Itu sangat menyakitkan, terlebih saat ia dilecehkan oleh ayah kandungnya sendiri. Sungguh Naruto sangat membenci hal itu, dan Naruto membenci pemuda seperti Sasuke yang dengan mudah tidur dengan pria sana-sini demi uang. Sangat menjijikan Dimata Naruto.

"Maaf jika kalian harus diajarkan oleh jalang menjijikan ini." Mata Sasuke menyiratkan kebencian, dingin tanpa ekspresi.

Ruang kelas menjadi lebih hening, terlebih Naruto yang membeku karena tak menyangka Sasuke akan datang sepagi ini. Naruto tak dapat berkata-kata, seakan semua yang ada dalam otak nya meluap diudara.

Tak terlalu lama, Kiba datang. Memecahkan keheningan yang ada, tapi tidak dengan aura hitam kelam Sasuke.

Sungguh, hari itu terasa begitu mencekam. Kiba tak mengerti dan ia tak ingin bertanya mengapa Sasuke lebih pendiam dari biasanya dan bahkan lebih dingin. Ia sendiri tak berani mendekati Sasuke, aura yang dikeluarkan Sasuke seakan ia siap untuk membunuh siapa saja yang mendekatinya.

Setelah kelas berakhir, Sasuke pergi entah kemana. Bahkan ia tak berpamitan pada Kiba. Sasuke tak mengatakan sepatah katapun kecuali saat ia menjelaskan materi.

Sejujurnya Naruto merasa bersalah, ia ingin meminta maaf pada Sasuke namun pemuda Uchiha itu sudah pergi entah kemana. Naruto juga sempat mengunjungi asrama Sasuke dan Kiba, tapi hanya ada Kiba dan Shikamaru disana, bertanya pada Kiba juga Naruto tak mendapat jawaban.

Entah mengapa Naruto menjadi gelisah, karena perkataannya ia melukai perasaan Sasuke. Seharusnya Naruto tak mengatakan kalimat bodoh itu, Naruto memang membenci jalang seperti Sasuke, tapi entah mengapa Naruto tak dapat membenci Sasuke seperti jalang yang lainnya. Ada apa dengan dirinya?

Malam itu, Sasuke tidak kembali ke asrama, kemana ia pergi tak ada yang tau. Bahkan dihari berikutnya Sasuke tak hadir, tak memberi materi di kelas.

Kiba sempat menghubungi Sasuke, dan Sasuke hanya menjawab bahwa ia memiliki urusan yang sangat penting sehingga tidak dapat memberikan materi. Entah apa itu, Sasuke tak memberi tau Kiba.

Naruto semakin merasa bersalah, jika saja ia bisa menjaga mulut sialannya ini, pasti Sasuke masih ada didepan kelas memberikan materi. Naruto meruntuki kebodohannya.

...

Sudah hampir seminggu Sasuke tak mengisi kelas, membuat Kiba kerepotan karena banyak tugas yang menumpuk. Bahkan Naruto sudah mulai membuat ulah dengan memukuli Guru kelas Reguler. Tidak ada hari tanpa masalah dalam hidup Naruto, hari sebelumnya Naruto mengikuti balapan liar dengan motor anak kelas Reguler yang ia curi. Kelakuan Naruto semakin menjadi.

Belum lagi Shikamaru yang terus meminta Kiba menjadi kekasihnya. Bahkan Shikamaru sempat membicarakan masa depan mereka, oh ayolah! Kiba akan dikasih makan apa jika hidup bersama pemuda pemalas seperti Shikamaru? Kiba bisa mati kelaparan.

Dan hari terus berganti, tanpa terasa kini sudah hampir 3 Minggu semenjak Sasuke pergi. Entah kemana Sasuke, tak ada yang mendapat kabar tentang pemuda Uchiha itu, bahkan Kiba mencoba menghubungi nya, tapi Sasuke selalu sibuk.

Namun, pagi itu Sasuke kembali. Memberikan materi seperti biasa, bahkan Sasuke selalu tersenyum dan sering kali bercanda dengan murid-muridnya. Seakan ia tak pernah memiliki masalah dengan keempat muridnya.

Itu membuat Naruto sedikit lega, setidaknya Sasuke tidaklah marah, dan lagi Sasuke baik-baik saja.

Naruto menghampiri Sasuke yang kala itu berjalan sendiri di koridor sekolah menuju asrama, karena memang ini waktunya untuk kembali ke asrama.

Sasuke masih tersenyum manis, dan hal itu membuat Naruto semakin merasa bersalah.

"Eh... Maaf." Naruto sedikit tertunduk menyesal akan apa yang telah ia katakan sebelumnya.

"Untuk apa?" Tanya Sasuke sedikit bingung.

"Karena perkataan ku beberapa Minggu lalu." Sasuke tersenyum ramah menanggapinya, ia bahkan mengacak Surai pirang Naruto sambil tertawa.

"Tak apa itu bukan masalah." Sahut Sasuke. Mereka kembali melangkah, berjalan beriringan sampai tepat depan asrama Sasuke.

Sasuke menawari Naruto untuk masuk, ia tau ada Gaara didalam, karena semenjak Gaara pindah asrama, pemuda Sabaku itu sering kali mampir sekedar main.

Naruto tak menolak, karena jujur Naruto merindukan satu gurunya ini. Dan lagi katanya Sasuke ingin mengatakan sesuatu. Entah apa itu.

Mereka masuk kedalam, dan benar saja Gaara dan Kiba sedang memasak di dapur kecil mereka. Keduanya sempat menoleh, tapi tak lama mereka kembali fokus pada makanan mereka.

Naruto mendudukkan dirinya di karpet berbulu sedangkan Sasuke sudah melesat ke kamar mandi untuk mengganti pakaian, seharian mengenakan kemeja membuat tubuhnya menjadi sangat lelah.

Setelah selesai, Kiba dan Gaara menghidangkan makan malam mereka, mereka juga mengajak Naruto untuk bergabung. Naruto tidak akan menolak, ia belum makan malam, jadi tak masalahkan?

Tak terlalu lama, Sasuke kembali dengan pakaian santainya. Bergabung dengan Kiba dan yang lain, menyantap makan malam dalam keheningan. Sampai suara Sasuke memecah keheningan diruangan itu.

"Ah! Aku lupa memberi tau kalian." Sasuke bangkit dan melenggang pergi, mengambil sesuatu dalam tas hitam kerja miliknya.

Setelahnya, Sasuke memberikan apa yang ia bawa pada Kiba, Gaara dan Naruto. Mereka bertiga membaca nama yang tertera diatas kertas berwarna gold itu.

"Maaf aku tak sempat memberi tau kalian, kemarin aku pergi karena aku harus mengurus pernikahan ku dengan Toneri. 2 hari lagi kami menikah." Jelas Sasuke.

...

JeanTheRapper.

Uptention🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang