Setelah pelajaran berakhir, Sasuke pergi menemui pemuda yang teramat ia rindukan. Entah lah, Sasuke merasa ia membutuhkan seseorang yang siap menerima segala keluh kesah nya, dan orang pertama yang muncul dalam benaknya Toneri, yah... Toneri memang selalu siap mendengar segala keluh kesah Sasuke.
Mereka bertemu di cafe yang sering mereka kunjungi. Saat Sasuke sampai sana, Toneri sudah ada disana dengan menu makanan kesukaan Sasuke sudah terhidang diatas meja.
"Maaf mengganggu waktu istirahat mu, Tone-kun." Ucap Sasuke seraya menduduki kursi itu. Toneri menggeleng dengan senyum tulus terpatri diwajah pucatnya.
"Apapun demi permaisuri ku." Goda Toneri.
Mereka menghabiskan makan malam mereka dengan sesekali mereka berbincang, tertawa dan bersantai tanpa beban. Bahkan Sasuke sampai lupa waktu, saat ia melirik jam tangannya itu sudah menunjukan pukul 11 malam, asrama sudah ditutup.
Dan terpaksa Sasuke menginap di rumah mewah Toneri. Toneri sudah mapan, ia sudah memiliki segalanya terkecuali pasangan hidup, Toneri masih menginginkan Sasuke sebagai pendamping hidupnya. Mungkin jika Sasuke sudah menikah dengan orang lain baru Toneri akan menyerah.
Malam itu menjadi malam yang panjang bagi keduanya. Toneri belum dapat tidur, karena ia mengidap insomnia. Dan Sasuke menemani Toneri dengan menonton film atau drama Jepang.
Sasuke bersandar di bahu kekar Toneri membiarkan tangan Toneri mengusap Surai nya dengan lembut, Sasuke menikmati film dan drama yang ia tonton. Sampai entah mengapa, bibirnya memanggil nama pemuda Otsutsuki itu.
"Tone-kun." Toneri hanya berdeham. Mata mereka masih terfokus pada film yang mereka tonton saat itu.
"Apa aku masih dapat menjawab pertanyaan mu? Apa aku masih memiliki kesempatan untuk menjawabnya?" Sambung Sasuke. Kali ini Toneri mengalihkan pandangannya pada pemuda yang lebih kecil darinya.
Ia sedikit terkejut saat Sasuke mengecup bibirnya, hanya sekilas namun mampu membuat Toneri bingung.
"Ayo kita menikah." Sambung Sasuke. Ia mengikis jarak, namun sebelum bibir tipis nan kecil milik Sasuke menyentuh bibir Toneri, Toneri sudah lebih dulu menutup bibir Sasuke dengan telapak tangannya.
"Ada apa dengan mu?" Tanya Toneri heran. Sebenarnya ia menyukai saat Sasuke mengajaknya menikah, namun ia yakin Sasuke memiliki masalah.
"Aku baik-baik saja, hanya aku tidak dapat menahan perasaan ku lagi." Bohong Sasuke.
"Aku menyukaimu, ayo kita menikah." Lanjut Sasuke. Dan saat itu juga Sasuke mencium bibir kissable Toneri, dan kali ini Toneri tak menolaknya. Ia membalas ciuman itu dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Kalian tau? Mencintai lebih menyakitkan daripada di cintai. Sasuke tak ingin menyesali hidupnya hanya karena ia mencintai murid sialannya, ada pemuda yang setia menunggu Sasuke, jadi untuk apa Sasuke bersama pemuda lain yang bahkan menganggap dirinya menjijikan.
Selama 4 Minggu itu, Sasuke disibukan untuk mengurus pernikahan ia dengan Toneri, mulai dari fitting baju, penyewaan gedung, catering dan lain sebagainya. Toneri juga bahkan memaksa Sasuke untuk perawatan kulit sebelum menikah, dan perawatan kulit itu sangat menyita waktu dan sangat menghamburkan uang.
...
"Maaf aku tak sempat memberi tau kalian, kemarin aku pergi karena aku harus mengurus pernikahan ku dengan Toneri. 2 hari lagi kami menikah." Jelas Sasuke.
Naruto membeku. Jadi ini alasan mengapa Sasuke sangat sibuk? Jadi karena ia mengurus pernikahannya dengan pemuda yang sama sekali tidak Naruto kenal.
Entah mengapa dada Naruto begitu sesak, seakan ia sulit atau mungkin lupa cara untuk bernafas. Mengapa begitu menyakitkan mendengar bahwa Sasuke akan segera menikah.
"Jadi pemuda yang waktu itu bersama dengan mu dicafe adalah kekasih mu? Suke?" Tanya Kiba penasaran.
"Tidak. Saat itu kami belum berkencan. Namun, ia sudah pernah melamar ku, jadi kemarin aku menemuinya untuk memberi jawaban." Sahut Sasuke tersenyum manis.
"Aku turut bahagia, Sensei." Ucap Gaara tersenyum senang.
"Terima kasih,Gaara." Sahut Sasuke.
"Aku iri padamu, Suke. Kapan aku akan menikah?" Oceh Kiba.
"Bukankah Sensei sudah bersama Shikamaru?" Sahut Gaara.
"Sepertinya aku tertinggal banyak berita tentang kalian, Kiba." Jawab Sasuke ikut menggoda.
Dan setelahnya hanya diisi oleh perbincangan ketika uke itu, Naruto diam karena merasa dadanya begitu sesak. Sangat sesak. Ini lebih menyakitkan daripada saat ia dibuang oleh keluarganya. Naruto menertawakan nasibnya yang tak pernah berubah.
...
Hari pernikahan itu terlaksana. Sasuke dengan taxedo putih dan begitu juga dengan Toneri, yang menghadiri pernikahan hanya orang terdekat saja, seperti kerabat Toneri dan teman dan murid khusus Sasuke.
Sasuke tampak begitu manis, dan entah mengapa Naruto berharap jika dirinya yang berada disamping Sasuke, seharusnya Naruto yang mengucap janji suci itu bersama Sasuke, seharusnya Naruto yang menyematkan cincin itu dijari manis Sasuke. Tapi, semua itu hanya angan yang tak mungkin Naruto dapatkan.
Naruto melihat betapa bahagianya Sasuke saat Toneri mengucapkan janji suci pernikahan, melihat senyum bahagia Sasuke yang tak pernah pudar saat Toneri menyematkan cincin, melihat betapa serasinya mereka menjadi pasangan sehidup semati.
"Aku mencintaimu, Suke." Bisik Toneri menyatukan dahi mereka. Sasuke melingkarkan tangannya pada leher kekar Toneri dan berbisik. "Aku lebih mencintai mu, Tone." Sasuke mengecup sekilas bibir Toneri dan tertawa kecil, Naruto tak pernah melihat tawa bahagia Sasuke yang seperti itu, ya mungkin Sasuke akan bahagia jika bersama dengan Toneri.
Toneri menarik pinggang ramping Sasuke dan mencium lembut bibir Sasuke. Suara tepuk tangan mengiri ciuman lembut mereka, hari yang membahagiakan bagi Sasuke dan Toneri tapi tidak dengan Naruto. Ini hari yang paling buruk yang pernah ada dalam sejarah hidupnya.
Setelah pernikahan itu, Sasuke tak kembali ke asrama, bahkan ia juga mengundurkan diri dan tentu Toneri yang membayar denda itu. Yah... Meski Sasuke berjanji sesekali ia akan mengunjungi murid-murid nakalnya, dan ia juga akan menunggu undangan pernikahan dari Kiba dan Shikamaru. Mereka terlihat begitu serasi.
Tamat.
Masih ada bonus chapter ShikaKiba, Jean mau buat Chapter bonus buat Sasuke sama Toneri takutnya readers pads ga seneng, maaf ya kalo akhirnya Sasuke jadinya sama Toneri, yang ada dibenak Jean emang kaya gitu akhirnya. Sad ending buat Naruto, tapi happy ending buat Sasuke and ToneriJeanTheRapper
KAMU SEDANG MEMBACA
Uptention🔚
FanfictionSasuke terjebak di sekolah yang cukup terkenal, menangani empat murid nakal dan bar-bar bersama salah satu temannya, Kiba. Dua murid diantaranya bersih keras untuk menyetubuhi Sasuke maupun Kiba, entah apa yang ada di otak anak muridnya.