Naruto menyandarkan tubuhnya, menatap langit-langit penjara, entah sudah berapa banyak kali Naruto dan Shikamaru mendekam dalam penjara hanya karena hal sepele. Tapi, Naruto menyukainya, sangat. Naruto tak harus menjadi orang munafik, semua orang mengatakan bahwa dirinya itu nakal dan biang masalah, jadi untuk Naruto melakukan apa yang selama ini orang lain pikirkan. Dirinya remaja nakal mesum dan biang masalah.
"Hei, Shika!" Panggil Naruto.
Shikamaru yang saat itu tengah memejamkan matanya hanya mendeham menyahuti panggilan Naruto.
Entah mengapa otak licik dan nakal Naruto muncul, ide-ide gila mulai berputar dalam benak Naruto. Naruto merapat pada Shikamaru, mengguncang tubuh itu, mengusik Shikamaru agar segera bangun.
Shikamaru yang terganggu segera membuka matanya dan bangkit. Ia kenal betul Naruto, jika Shikamaru tidak segera bangun, Naruto akan mengganggunya tanpa henti.
"Aku memiliki ide, tapi ini akan memakan banyak waktu." Jelas Naruto. Shikamaru hanya diam, enggan untuk bersuara.
"Jadi, kau tau bagaimana orang lain menganggap kita? Aku ingin melakukan apa yang mereka pikirkan." Ada seringaian disana, entah apa yang ada dalam otak Naruto.
"Ayo kita taruhan, jika kau bisa meniduri Kiba-sensei, kau menang dan begitu sebaliknya. Aku akan meniduri Teme-sensei. Tentu saja dia yang meniduri lebih dulu dia yang menang, bagaimana?" Tawar Naruto.
Shikamaru tersenyum remeh, itu bukan hal sulit, ia bisa menaruh obat perangsang pada minuman atau mungkin makanan Kiba. Dan setelahnya, Shikamaru akan menidurinya dengan mudah.
"Aku yakin, aku yang akan menang." Sahut Shikamaru.
"Percaya diri sekali! Permainan ini tentu ada peraturan nya, jika kau bisa membuat Kiba-sensei menyukaimu, dan dengan senang hati membiarkan kau menusuknya, kau akan menang." Lanjut Naruto.
Membuat Kiba menyukainya? Pemuda galak dan ketus seperti Kiba bisa merasakan rasa cinta? Shikamaru tak yakin.
"Baiklah." Shikamaru menyetujuinya. Hanya membuat Kiba menyukainya dan meniduri Kiba, itu bukan hal yang sulit mengingat betapa tampannya dia, dengan satu kedipan mata Kiba juga akan dengan senang hati menghangatkan ranjang Shikamaru.
Dan bagaimana dengan Naruto? Ia sudah menyusun strategi sematang mungkin, dari raut wajah Sasuke, Naruto tau jika Sasuke tidaklah mudah untuk ditaklukkan. Naruto harus menyusun segalanya dengan rapi, tanpa cela. Kali ini Naruto akan memenangkan taruhannya. Tidak. Naruto memang selalu memenangkan taruhannya dengan Shikamaru, maupun Neji.
Naruto dulu sering mengajak kedua temannya itu taruhan, dengan Gaara sebagai jaminannya. Neji memberikan Gaara begitu saja, sedangkan Shikamaru akan memberikan uang jajannya selama 1 bulan full buat yang memenangkan taruhan, dan Naruto? Ia menjadikan dirinya sebagai jaminan, yang menang bisa menjamah tubuhnya sampai puas. Dan Naruto menang, ia mendapat uang jajan full dari Shikamaru dan Gaara sebagai pemuas nafsu selama 1 malam.
...
Saat kembali ke sekolah, Naruto mendapat hadiah dari kedua targetnya.
Sasuke mengantarkan kotak besar yang berisi makanan pada malam hari, Naruto sebenarnya tak menaruh curiga pada makanan kesukaannya itu. Namun, setelah beberapa suap ia melahapnya, ia merasa tubuhnya menjadi panas dan terlebih dibawah sana sudah sedikit mengeras. Naruto tak bodoh sampai tak mengetahui jika Sasuke menaruh obat perangsang pada makanannya.
Saat hendak Sasuke ingin pergi, Naruto menarik lengan kecil itu. Kulit Sasuke terasa begitu halus dan lembut, seperti kulit bayi. Naruto membanting tubuh mungil Sasuke keatas ranjang single size miliknya, menindih tubuh itu dan mengunci kedua tangan Sasuke diatas kepala.
Wajah Naruto semakin dekat, ia ingin tau bagaimana rasa bibir kecil dan tipis itu. Apakah manis? Apakah akan menjadi candu?
Namun, Sasuke terus menggelengkan kepalanya, menghindari ciuman Naruto. Naruto jadi gemas sendiri, ia menangkap wajah Sasuke, hendak mendarat kan bibirnya diatas bibir tipis itu. Tapi yang terjadi, Sasuke mendorong kepalanya keras, terlebih kini kaki Sasuke menendang-nendang tidak karuan.
Naruto terpaksa beranjak dari hadapan Sasuke jika masa depannya ingin selamat.
Sasuke bangkit dan menatap Naruto penuh amarah, Naruto tidak takut karena tatapan itu terlihat begitu menggemaskan.
"Dengar ya, bocah! Kau itu belom cukup umur untuk mengerti hubungan dewasa! Tugasmu hanya belajar! Setelah kau lulus jadilah orang yang berguna, jangan hanya menjadi sampah masyarakat!" Omel Sasuke sebelum meninggalkan kamar Naruto.
"Dan! Habiskan makananmu!" Sasuke menutup pintu kamar Naruto dengan kasar.
Naruto tertawa melihat sikap menggemaskan Sasuke, sudah ia duga jika Sasuke tidak semudah yang ia bayangkan. Sasuke itu galak, sangat galak. Dan itu membuat Naruto semakin penasaran.
Dan bagaimana dengan Shikamaru?
Saat ia baru saja selesai mandi, ia menemukan Kiba duduk disana dengan kotak besar yang Shikamaru yakini berisi makanan.
Otak Shikamaru berpikir cepat, ia ingat saat memasukan obat perangsang kedalam makanan sang guru, mungkinkah ini hadiah sekaligus hukuman untuknya?
Kiba menyodorkan kotak itu. Shikamaru membukanya. Dan dugaannya benar.
"Kau masukan apa kedalam makananku?" Tanya Shikamaru tepat sasaran. Wajah Kiba berubah, dan ia tau jika yang Kiba campurkan bukan sesuatu yang baik.
Ingat! Shikamaru bisa mengetahui orang berbohong atau tidak melalui gerak-gerik nya. Itu sangat mudah bagi Shikamaru mengetahui jika sekarang Kiba bingung untuk berbohong atau berkata jujur.
"Habiskan saja makananmu, aku harus pergi." Shikamaru sempat tertawa, Kiba begitu menggemaskan.
Shikamaru melangkah cepat saat pintu itu hendak terbuka, ia mendorong pintu itu lagi. Tak membiarkan Kiba keluar dari kamar asrama nya. Ia menghimpit tubuh kecil Kiba diantara dinding dan tubuh kekarnya.
"Bukankah kau akan memberiku hukuman? Bagaimana dengan membuatku lelah diatas ranjang, Kiba?" Suaranya ia buat seberat mungkin, dan dengan otak jahil dan mesumnya, ia meniup telinga Kiba yang sedikit memerah tanpa lupa menjilat telinga mungil Kiba.
Shikamaru mengangkat tubuh yang terasa begitu ringan, membanting tubuh kecil Kiba diatas ranjang.
Tangan Shikamaru membelai lembut wajah lembut Kiba, bahkan kini hidung mancungnya menyapu wajah Kiba. Menggoda Kiba menjadi kesenangan tersendiri bagi Shikamaru sekarang, hatinya bergejolak, ingin melihat Kiba lebih dari sekedar menggigil takut.
"Aku menginginkan mu, bukan hanya sebagai guru, tapi sebagai masa depan ku." Bisik Shikamaru sebelum mendaratkan kecupan manis di dahi, hidung, kedua pipi Kiba dan bibir merah muda itu. Ah~ bahkan bibir Kiba terasa begitu manis, Shikamaru ingin segera menyesapnya, menggigitnya dengan lembut dan sedikit bermain-main dengan lidah hangat didalam rongga mulut kecil itu.
"Maaf membuatmu takut, Sensei." Setelahnya Shikamaru pergi, meninggalkan Kiba yang masih membeku ditempat.
Shikamaru menyentuh dadanya yang berdebar, senyum kecil terukir disana, Shikamaru menyukai kehangatan yang menjalar ditubuhnya saat ia mencium bibir ranum merah muda itu. Shikamaru semakin penasaran, bagaimana jika Kiba mendesah dibawah tubuh kekarnya? Apa suara desahan Kiba akan membuatnya kecanduan? Shikamaru ingin mendengarnya.
...
JeanTheRapper.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uptention🔚
FanfictionSasuke terjebak di sekolah yang cukup terkenal, menangani empat murid nakal dan bar-bar bersama salah satu temannya, Kiba. Dua murid diantaranya bersih keras untuk menyetubuhi Sasuke maupun Kiba, entah apa yang ada di otak anak muridnya.