Shikamaru dan Naruto baru saja pulang dari penjara, selama di penjara mereka memainkan permainan dan tertawa seperti mereka berada dirumah mereka sendiri. Yah... Mereka sudah menganggap bahwa sel penjara adalah rumah mereka, bagaimana tidak? Mereka masuk penjara sudah seperti minum obat. Baru saja keluar dari penjara tak lama lagi juga mereka akan masuk kedalam jeruji besi itu.
Shikamaru dan Naruto memasuki ruang kelas mereka, masih tertawa seperti tanpa beban.
Disana sudah ada Gaara, Neji, Kiba dan Sasuke. Kiba sedang memberikan materi dan Sasuke berada dibelakang seakan mengawasi.
Kedua pemuda beda Surai itu masuk tanpa memberi salam, duduk di kursi masing-masing sambil tertawa. Entah apa yang mereka tertawa kan.
"Ehem." Dengan Sasuke. Ia harus sedikit lebih tegas, seperti yang Kiba katakan.
"Kalian terlambat 2 jam." Ucap Sasuke menarik perhatian semua yang ada disana.
Shikamaru menatap bingung sedangkan Naruto menatap tak suka, hei! Mereka itu murid khusus, datang telat sekalipun tak masalah.
"Hukuman apa yang harus kita berikan padanya?" Kali ini Kiba yang berbicara. Naruto menatap Kiba yang berada didepan kelas, tunggu! Mengapa kedua gurunya sekarang memberikan hukuman? Dulu Kiba bahkan tak berani untuk menghukum murid-murid nya, ya karena hukuman itu malah akan menyiksa Kiba.
Seperti, Kiba akan diikat didalam kamar mandi, tersiram air kotor saat memasuki kelas, meminum susu basi dan lain sebagainya. Bahkan dulu pernah Neji menambah obat perangsang dalam makannya, sehingga Kiba harus mengurus dirinya sendiri dikamar mandi sekolah. Empat bocah kurang ajar itu, kali ini Kiba akan membalas dendamnya.
"Tapi, Kiba. Mereka baru saja pulang dari penjara, bagaimana jika beri mereka hadiah saja?" Sahut Sasuke.
Naruto menatap berbinar Sasuke. Ternyata guru barunya tidaklah buruk, hadiah apa yang akan mereka dapat? Naruto tak sabar untuk mendapat hadiah itu.
"Tunggu Sensei! Itu tak adil!" Protes Gaara. Mana mungkin anak nakal seperti mereka yang kerjaannya hanya membawa masalah malah mendapat hadiah?
"Bilang saja kau iri dengan ku!" Sahut Naruto.
Gaara menatap tajam Naruto dan begitu juga dengan Naruto. Lihatlah, mereka itu masih seperti anak kecil yang kurang kasih sayang saja, jika mereka mendapat perhatian lebih dan kasih sayang percayalah, mereka bukan anak nakal seperti yang orang lain lihat.
"Baiklah, aku akan memberikan hadiah nya nanti. Sekarang kembali ke pelajaran." Sasuke menengahi.
Dalam hati Sasuke dan Kiba tertawa puas, hadiah yang mereka siapkan jauh dari bayangan kedua pemuda itu. Mereka akan senang mendapatkannya.
...
Sasuke mengunjungi kamar Naruto, seperti yang ia janjikan pagi tadi, ia akan memberi hadiah pada Naruto.
Ia meletakan kotak besar yang berisi berbagai makanan kesukaan Naruto.
Naruto saat membukanya berdecak kagum, sudah lama ia tak memakan makanan kesukaannya.
Tanpa pikir panjang, Naruto melahapnya dengan begitu rakus, bahkan wajahnya menjadi berantakan karena makanan itu. Oh~ tidak tau saja Naruto jika sekarang Sasuke sedang menyeringai puas.
Tadi, Kiba mencampurkan obat perangsang kedalam sana. Naruto dan Shikamaru sempat melakukan hal itu pada Kiba, jadi Kiba akan membalas dendam nya sekarang, bagaimana rasanya main solo jika kau sedang terpengaruh obat perangsang, itu sangat amat menyakitkan dan menyebalkan.
"Habiskan makananmu, aku harus pergi." Sasuke hendak bangkit, namun Naruto menahan pergelangan tangan Sasuke.
Menatapnya Sasuke seakan Sasuke adalah mangsa yang siap untuk diterkam.
"Kau mau kemana? Kau harus bertanggungjawab, Teme. Aku tau kau memberi obat perangsang didalam makananku." Mata Sasuke membola, mengapa Naruto mengetahui rencananya dengan Kiba?
Sasuke harusnya menolak ide gila itu, ia tau jika ide gila ini tidak akan dapat berjalan lancar. Sasuke meruntuki kebodohannya karena mengikuti ide gila Kiba, sekarang apa yang bisa ia lakukan?
Naruto menarik pergelangan tangannya, membanting tubuh Sasuke diatas ranjang lalu menindihnya. Tangan Sasuke sudah dikunci diatas kepalanya. Wajah Naruto begitu dekat, bahkan Sasuke dapat merasakan nafas mint Naruto.
...
Kiba baru saja masuk kedalam kamar Shikamaru, pemuda itu baru selesai mandi. Rambutnya basah, dan begitu juga dengan wajahnya, Shikamaru terlihat begitu tampan dengan mengenakan kaos kebesaran silver tanpa lengan dipadukan dengan celana panjang berwarna Dongker.
Kiba menyodorkan kotak besar itu pada Shikamaru. Shikamaru membukanya, namun reaksinya biasa saja, padahal itu semua makanan kesukaannya.
"Kau mencampurkan apa kedalam makananku?" Tanya Shikamaru to the poin.
Kiba ketahuan.
Kiba membeku ditempat. Ia lupa jika Shikamaru murid yang begitu pintar dikelas, ia bisa membaca gerak-gerik orang lain, ia bisa mengetahui jika sang lawan bicara bohong atau tidak. Mengapa Kiba melupakan fakta itu?
"Habiskan saja makanan mu, aku harus pergi." Kiba bangkit dan berlari menuju pintu kamar Shikamaru yang tertutup rapat.
Tangan Kiba hendak membuka pintu, pintu itu bahkan sudah terbuka jika saja tangan kekar Shikamaru tidak mendorongnya kuat.
Kiba takut untuk bergerak sekarang, ia dapat rasakan tatapan tajam yang Shikamaru berikan padanya.
Tangan Shikamaru melingkar di pinggang ramping Kiba, ada senyum miring yang terlukis disana.
Mengapa sekarang udara terasa begitu panas? Dan terlebih mengapa juga jantung Kiba berdebar? Kiba memaki jantungnya yang dengan bodohnya berdebar disaat yang tidak tepat.
"Bukankah kau akan memberiku hukuman? Bagaimana dengan membuatku lelah diatas ranjang, Kiba?" Bisik Shikamaru tepat di samping telinga Kiba, bahkan dengan jahilnya ia meniup telinga itu dan sedikit menjilat nya. Menjijikan.
...
Gaara menatap keluar jendela, Neji ada dibelakang tubuh mungilnya, memeluk pinggang itu dengan posesif.
Sejujurnya, Gaara ingin berhenti menjadi budak sex Neji. Meski Neji memperlakukannya dengan lembut, tapi tetap saja menjadi budak sex itu tidak lah menyenangkan.
Terkadang Gaara menangisi nasibnya yang begitu menyedihkan. Mengapa orangtuanya dengan tega menjual dirinya? Apa mereka tak menginginkan kehadirannya? Jika memang, mengapa Gaara ada didunia ini? Ia tak pernah memohon untuk dilahirkan ke dunia.
Gaara membiarkan Neji yang sedari tadi mengecup lehernya, meninggalkan jejak kemerahan disana. Gaara sedang tak mood untuk melakukan sex, tapi sudah pasti Neji akan memaksanya dan Gaara akan berakhir dengan meminum obat perangsang, sudah beberapa kali Neji melakukan hal itu, memaksa Gaara untuk meminum obat laknat itu.
Dengan paksa Neji memutar tubuh Gaara dan mencium bibir itu dengan rakus, tak membiarkan Gaara untuk menghirup udara.
Sudut mata Gaara mengeluarkan air mata, kapan siksaan ini akan berakhir?
...
JeanTheRapper.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uptention🔚
FanfictionSasuke terjebak di sekolah yang cukup terkenal, menangani empat murid nakal dan bar-bar bersama salah satu temannya, Kiba. Dua murid diantaranya bersih keras untuk menyetubuhi Sasuke maupun Kiba, entah apa yang ada di otak anak muridnya.