Memancing

51 4 0
                                    

Hari ini aku diajak pergi memancing oleh Ruenda, ini pertama kalinya, aku bersemangat.
Kami berangkat dengan sampan kecil milik Ruenda. Sungai di ujung timur desa jadi tempat pemancingan kami.

Setelah sampai di sungai.
"Wah, pasti banyak ikan di sini, ayo kita mulai," seru Ruenda.

Langsung kulempar pancing ini dengan penuh semangat, kail yang kupasang juga yang terbaik milik ayah ketika masih jadi atlet memancing.

"Kevin, kau belum memasang umpan!" teriak Ruenda sebelum kail kulempar melesak ke depan.

"Iya tak apa, aku hanya ingin mencoba joran, sudah lama tidak kupakai." Aku mengada-ngada agar tak tampak bodoh di depan Ruenda. Beruntung posisiku memunggunginya, jadi tak tampak ekspresi bohongku ini.

Tak lama setelah kulempar, air tampak kemerahan di titik kailku, sepertinya ada ikan yang menggigit, tapi setelah kutunggu, tidak ada tarikan tanda ikan benar-benar terkail.

"Hey Ruenda, bagaimana? Sudah ada ikan yang kau dapat?"
Tak ada jawaban darinya, apa suaraku terlalu pelan? Ah tidak.

Akhirnya kulirik ia. Pantas saja, Ruenda menutup telinganya dan menatapku dengan sinis, juga ada beberapa tetes air mata jatuh dari pipi gemuknya.

Sepertinya Ruenda membalas perbuatanku yang tak mau mendengar perkataannya tadi, dasar ia, padahal sudah besar, kelakuannya masih saja seperti anak kecil.

Cerita Tapi Singkat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang