Kesetaraan Gender

35 2 0
                                    

Fabio adalah bajul kelas berat, puluhan kali ia keluar masuk jeruji besi.

Suatu hari, ia memutuskan berhenti dari pekerjaan itu dan ingin memulai kehidupan normal dari satu kebajikan. Ia mengatakannya padaku sesaat setelah ia kukeluarkan dari sel.

Aku kagum padanya, bukan, bukan karena ia ingin berubah dan melakukan kebajikan, tapi ia begitu memercayaiku sebagai orang terdekatnya dalam kehidupan jeruji besi. Tiada ku temukan alasan ia melakukan itu, padahal aku sangat benci padanya, sebab selalu merepotkan dan telah banyak korban materi juga nyawa hanya untuk mengurusinya. Rasa-rasanya enggan sekali kulepas ia dan abadi tulang belulangnya di sel ini.

Suatu sore, Fabio menjumpai wanita sedang tarik-menarik tas dengan seorang pria. Di gang itu, tak ia jumpai seorang pun membantu wanita tersebut, nyawanya mungkin terancam, beberapa kali wajah dan tubuhnya terkena pukulan pria tersebut. Fabio yang tak kuasa dan bertekad berubah sontak menghampiri dan membantu wanita tersebut.

Pria itu berhasil ia lumpuhkan.
Tak lama sirene polisi terdengar dari kejauhan. Ya, di mobil itu ada aku. Sampai di lokasi kejahatan, kujumpai Fabio di sana.

"Lagi-lagi kau Fabio, tak kujumpai kebenaran dari ucapanmu."

Kemudian Fabio kuborgol dan kumasukkan ke dalam mobil untuk dimasukkan kembali ke jeruji besi.

"Apa-apaan ini? Aku baru saja menolong wanita yang dirampok, dimana dia sekarang?" tanya Fabio.

"Jangan bodoh, kau seperti amatiran saja sebagai seorang pencuri cabul. Ini akibatnya, terlalu sering menggoda dan melecehkan wanita sehingga menganggap mereka selemah dan serendah itu," balasku.

"Ini, dia ada di sini," sambil kusodorkan buku pencarian orang padanya.

Cerita Tapi Singkat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang