Parut

31 2 0
                                    

Suatu malam, aku lapar dan makan beberapa lembar roti tawar dibalut parutan daging manusia yang kusimpan di dalam laci kamar.

Tidak ada seorang pun di rumah yang mengetahui hal ini. Sekalipun ibu dan ayahku yang mondar-mandir mengecek keadaanku karena lebih banyak menghabiskan hari-hari di kamar sendirian.

Aku sangat menolak kehadiran keluargaku sendiri untuk mengenalku lebih akrab, bisa dibilang menjauhi. Entah kenapa, hatiku hanya tak ingin.

Berbagai cara juga sudah orang tuaku lakukan untuk menjalin hubungan yang baik denganku, tapi tidak mempengaruhiku sama sekali, begitu pun kakak yang membujukku dengan hal-hal yang tak pernah ku sukai. Jelas. Aku hanya suka parutan daging manusia.

Esok paginya, ibu memanggilku untuk turun dan menyiapkan meja makan, ini biasa dan harus kulakukan, untuk setidaknya tak selalu dicurigai dan mereka bisa merasa lega sekaligus damai karena dapat sedikitnya berinteraksi denganku.

Walau setiap pagi kusiapkan meja makan untuk sarapan, tak pernah kumakan yang ibu sajikan, tapi kali ini ibu bilang,

"Kamu pasti suka masakan ibu kali ini, Ron. Kamu harus mencoba!" sambil memarut keju di pizza yang ia buat.

Entahlah, bualan apa lagi ini.

Lalu kulihat ayah dan kakak turun dari kamarnya masing-masing, betapa mengejutkan ketika kulihat tangan kiri ayah sebagian tidak ada.

"Ayah kenapa? Apa yang terjadi dengan tangan kiri ayah?" tanyaku dengan sedikit panik, ya ini juga pertama kalinya aku tampak perhatian dengan ayah.

"Tumben sekali Ron kamu perhatian dengan ayah. Tidak apa, ini semua terjadi demi kamu," sambil tersenyum ikhlas tanpa sedikit pun sedih dan sesal.

Pizza telah tiba di meja makan. Ibu, ayah dan kakak memintaku mencoba duluan. Apa mau dikata, ayah sedang berduka dan ibu berusaha membahagiakanku.

Lalu kuangkat satu potongan ke piring, kumakan, dan.. aku merasa tak asing dengan rasa pizza ini, maksudku ada rasa yang membuatku jatuh cinta.

Melihat bibir tersungging di bibirku, kakak berkata,
"Parutan daging tangan kiri adalah favoritmu kan?"

Cerita Tapi Singkat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang