Belajar Membunuh

22 2 0
                                    

Begitu banyak orang yang datang dan pergi mendatangiku hanya untuk meminta diajarkan bagaimana membunuh yang efektif, padahal aku hanya sekali saja membunuh manusia seumur hidup. Bahkan sampai detik ini, tapi memang terkenal oleh mereka, caraku yang dinilai efektif, karena rahasiaku sebagai seorang mantan algojo bocor kemana-mana.

Suatu hari, ada bocah remaja umur dua puluhan datang padaku dan berbicara hal yang cukup mengagetkan.

"Bapak bisa membunuh?"

Belum habis aku berpikir bagaimana membalasnya, ia meneruskan.

"Aku ingin membalas kematian ibuku delapan belas tahun yang lalu, ia mati di tangan suaminya sendiri. Aku mengetahuinya setelah kuberanjak dewasa lalu bertanya kepada bibi yang membesarkanku. Darinya, kutemukan beberapa bukti di rumah lama. Akan kucari orang itu dengan bukti yang kupunya, walau agak sulit karena tak kutemukan satu pun foto dirinya."

Aku memandangi bocah ini. Kuamati wajahnya. Tampak tak asing bagiku.

Matanya, mengingatkanku pada seorang wanita. Wanita yang pernah kunikahi, lalu kami punya anak laki-laki. Ya, dulu wanita itu juga yang jadi korban akan hal yang membuatku dicari-cari orang saat ini.

Sontak, kutanyakan pada bocah itu, "Siapa nama ibumu?"

"Rini Maryani."

Tanpa pikir panjang aku bangkit dan menerjangnya hingga tersungkur di tanah lalu melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan pada ibunya.

Cerita Tapi Singkat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang