"Apa semua sudah siap?" Tanya Lisa kepada Hye Sung.
"Sudah nona, kita bisa berangkat sekarang" Ucap Hye Sung kemudian membungkuk mempersilahkan Lisa memasuki mobil yg sudah disediakan.
"Dimana Bambam?" Tanya Lisa saat menyadari sahabatnya itu tidak ada.
"Tuan Hwang sudah lebih dahulu berangkat nona. Tuan mengatakan ingin berkunjung ke suatu tempat terlebih dahulu" Jelas Hye Sung yg kini sudah duduk dikursi penumpang disamping pengemudi.
Lisa mengernyitkan alisnya 'Kemana manusia itu?' batin Lisa.
"Ok kita berangkat". Kemudian mobil yg ditumpangi Lisa melaju dengan kecepatan sedang.
Hari ini adalah seksi uji coba untuk seluruh senjata api yg ditawarkan oleh kedua perusahaan yg cukup besar itu. Jam tangan Lisa menunjukkan pukul 8 pagi, Lisa menatap keluar jendela memperhatikan orang-orang yg berlalul-lalang untuk bekerja melakukan aktivitas.
Setelah menempuh perjalanan 30 menit Lisa akhirnya sampai ditempat tujuan. Gedung dimana disediakan khusus untuk melakukan uji coba senjata api mereka.
Pemandangan pertama yg Lisa lihat saat turun dari mobilnya adalah sahabatnya yg berdiri dengan senyum cengengesannya.
"Darimana saja kau?" Tanya Lisa.
"Jalan-jalan, ehehehe" jawab Bambam lengkap dengan cengiran diwajahnya.
Lisa, Bambam dan Jung Hye Sung memasuki gedung besar itu, tentu saja dituntun oleh staff yg sudah standby. Mereka akhirnya tiba dibagian belakang gedung dimana terdapat lapangan yg cukup luas yg dikeliling oleh hutan buatan.
.
.
.
"Ahhh tak kusangka sesi uji coba itu memakan waktu sangat lama, aku benar-benar lelah hari ini" Ucap Bambam, seperti kebiasaannya yg selalu membantingkan tubuh keatas sofa.
"Istirahatlah kau, kita memiliki waktu kosong beberapa hari hingga proses penawaran" Ujar Lisa sembari berlalu menuju kamarnya.
"Okay. Nona tolong siapkan air hangat untukku lengkap dengan aroma therapy" Ucap Bambam pada seorang pelayan wanita.
"Baik tuan" Ucap pelayan itu lembut membungkuk dan kemudian berlalu meninggalkan Bambam seorang diri diruang tengah yg masih setia dengan posisi tubuhnya terbaring diatas sofa.
Lisa membuka kemejanya. Hari yg sangat melelahkan untuk mereka karna hari ini mereka pulang cukup larut. Lisa melihat pantulan dirinya dicermin, perutnya yg mulai kehilangan 1 linenya.
'Aku masih belum percaya kau ada didalam sana, kau sangat kuat ternyata' gumam Lisa sembari membelai lembut perutnya.
.
.
.
"Lisaa!!! Bangunlah sampai kapan kau akan tidur seperti kerbau begitu?" Bambam tentu saja, yg kini menggedor pintur kamar Lisa dengan brutal.
Lisa mengerang kesal dengan tingkah laku sahabatnya, beranjak dan membuka pintu kamarnya kasar hingga membuat Bambam terjatuh hingga hampir mencium lantai.
"Ya! Tidak bisakah kau membuka pintu dengan lembut? Beruntung wajah tampanku ini tidak lecet" protes Bambam.
"Kau yg menggangguku. Apa maumu pagi-pagi begini huh?" Ucap Lisa dengan suara khas bangun tidurnya.
"Lisa lihatlah dirimu yg mulai gemuk karna kau sangat malas berolah raga. Kita kan kosong hari ini. Jadi sebaiknya kita olah raga, hehehe"-Bambam.
Lisa menatap sahabatnya dengan tatapan tajam kemudian mengangguk. Yah pada akhirnya dia menerima ajakan Bambam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vitam et Mortem
Fiksi Penggemar⚠️KunLisa⚠️ Dimohon bijak dalam membaca, karena terdapat kata yang tidak pantas, kekerasan,pembunuhan, minumam keras, revolver, dan benda tajam. Terima kasih😊 Ketika cinta dan dendam menjadi satu, ketika tekad terlalu kuat hingga cinta pun tidak da...