Satu ( Revisi )

173 61 20
                                    

Bandung, Agustus 2020.
Kei merapikan seragamnya, ia berdiri di depan cermin untuk melihat penampilannya saat ini. Senyum di bibirnya merekah saat di dilihatnya dirinya di pantulan cermin itu.

Dengan seragam hitam putih dan rambut yang di kepang dua, dia menuruni tangga yang menghubungkan lantai 2 dengan lantai dasar.

Di meja makan, kedua orang tua dan kakak perempuannya telah menunggunya untuk sarapan bersama.

" Pagi pa, ma. " sapa Kei kepada orang tuanya.

" Pagi anak papa. " sapa Aji kembali.

" Ayo sarapan Kei. " ajak Fina, ibunya Kei.

Kei mengambil dua helai roti dan mengolesi dengan slai nanas kesukaannya dengan ditemani segelas susu putih.

" Cie yang udah jadi mahasiswa " goda Raina, kakaknya Kei.

Kei hanya tersenyum menanggapi godaan Raina. Ia lebih memilih menyantap roti slai nanasnya itu dibanding menghiraukan godaan Raina.

" Kei, kamu baik-baik ya kuliahnya. Kamu ikuti aturan kampus, jangan sampai membuat ulah. " kata Aji mengingatkan.

" Iya Pa. Kei akan ikutin kok semua aturan kampus. Kei kuliah kan untuk mencari ilmu. " tukas Kei.

Setelah meneguk susu yang tersisa di gelasnya, Kei berpamitan pada Kedua orang tuanya dan pergi ke kampus di antar oleh supir pribadi keluarga.

o(〃^▽^〃)o

" Hei yang di sana, percepat jalannya atau mau dihukum !!! " teriak perempuan yang ada di lapangan dengan toa ditangannya.

Sepertinya perempuan itu adalah seorang senior. Terlihat jelas dari wajahnya yang seperti orang kesetanan memarahi mahasiswa-mahasiswa baru yang berdatangan.

Kei yang baru sampai di gerbang, mempercepat langkahnya menuju lapangan.

Tapi saat dia baru setengah jalan, dia hampir tersandung tali sepatunya. Kei duduk di trotoar untuk mengikat tali sepatunya.

" Hei yang di sana !! Kenapa masih santai-santai saja. Buruan lari !! " teriak perempuan tadi.

Kei yang menyadari dirinya yang di panggil, segera mempecepat langkahnya setelah mengikat tali sepatunya dengan benar.

Kei menepuk dahinya, dia menyadari kalau dirinya lupa membawa kokarde atau identitas dirinya setelah melihat para senior yang memeriksa perlengkapan ospek teman-temannya yang lain.

" Yang tidak memakai kokarde silahkan maju ke depan ! " kata senior laki-laki dengan memegang toa yang ada di deoan barisan Kei.

Kei yang belum diperiksa, mencoba bersembunyi di belakang mahasiswa baru yang tadinya sudah di periksa perlengkapannya.

Tapi hal itu tidak berhasil, karena ada seorang senior perempuan yang melihat gerak-geriknya yang mencoba bersembunyi itu.

" Eh, kamu kan tidak pakai kokarde. Tidak dengar apa kata senior di depan. Kalau tidak pakai kokarde harap memisahkan diri ke depan. " kata senior perempuan itu mengingatkan.

Dengan wajah menunduk, Kei maju ke depan untuk memisahkan diri dari mahasiswa yang membawa peralatan ospek lengkap.

Seorang laki-laki dari barisan senior yang ada di depan, tersenyum mengejek ke arah Kei. Kei yang melihat itu merasa jengkel. Ingin rasanya dia menjambak rambut laki-laki itu. Tapi posisinya sekarang, dia adalah mahasiswa baru. Sedangkan laki-laki itu adalah seniornya di kampus.

[1] About a Taste [ SELESAI ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang