Empat Belas ( Revisi )

73 37 8
                                    

" Kei, itu di bibir kamu es nya belepotan. " tunjuk David.

Kei pun membersihkan es cream yang di maksud David. " Sudah ?" tanya Kei memastikan.

David mengulurkan tangannya dan membersihkan sisa es cream yang dimaksudnya tadi dengan ibu jarinya.

" Makasih. " ujar Kei tersipu.

" Udah sore nih. Pulang yuk kak. " ajak Kei. David pun mengangguk dan menggenggam jemari Kei membawanya beranjak dari tempat duduk.

o(〃^▽^〃)o


Jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.25 wib. David masih terjaga untuk menemani Kei yang sedang mengerjakan tugas di ruang tengah.

" masih banyak Kei ?" tanya David bangkit dari tidurnya dari salah satu sofa.

" masih kak. Hoooaaaammm. Ngantuk. " Kei menguap, ia menahan kantuk yang melandanya.

" Sini, coba lihat. Biar kakak bantu. " David meraih beberapa kertas yang isinya soal dari tangan Kei.

" Katanya masih banyak. Tinggal 5 lagi pun. Udah ah, buruan. Kakak juga ngantuk nih. " David kembali membaringkan tubuhnya di sofa.

" Bantuin kek. Ini malah tidur lagi. " ujar Kei kesal. Ia menarik-narik David agar segera duduk dan membantunya untuk mengerjakan tugas.

" Yang mana ? Buruan !" tukas David.

David yang fokus dengan tugas-tugas Kei, tak sadar kalau si empunya tugas sudah tidur nyenyak di sebelahnya.

" Dasar bocah, di bantuin malah tidur. " omel David.

David pun menggendong Kei ke kamarnya, supaya tidurnya lebih nyaman daripada di ruang tengah malah tidur sambil duduk. 😁

Setelah meletakkan Kei di atas ranjangnya. David kembali ke ruang tengah untuk melanjutkan tugas Kei yang belum selesai tadi.

Sampai pukul setengah satu dini hari, barulah David dapat menyelesaikan tugas-tugas itu dan beranjak untuk mengistirahatkan dirinya yang sudah benar-benar kelelahan.

ʕ•ﻌ•ʔ

" Aaaaaaaa... " suara teriakan dari dalam kamar Kei terdengar. David yang baru saja keluar dari kamarnya terkejut mendengar suara teriakan itu. Dengan segera ia masuk ke kamar Kei.

" Ada apa Kei ?" tanya David dengan wajah paniknya.

" Aku telat kak. " ujar Kei miris. Kei langsung meloncat dari ranjang dan bergegas membersihkan dirinya ke kamar mandi.

Kurang lebih 15 menit, Kei turun dari tangga dengan tergesa-gesa. Karena 30 menit lagi kelas pertamanya akan segera dimulai.

" Kak, Ayo buruan. Ntar aku telat. " ujar Kei panik.

Dengan segera David melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan yang lumayan sepi pagi ini.

Setelah sampai parkiran, Kei langsung turun dan bergegas ke kelasnya. Tapi, baru di pertengahan jalan ia menepuk jidatnya. Ia baru ingat, kalau tugasnya semalam lupa ia bawa.

" Lupa bawa ini ?" tanya David menyodorkan tugas Kei yang dikerjakanya semalam. Untung saja David berinisiatif untuk membawa tugas itu, yang tadinya masih tergeletak di atas meja ruang tengah.

" Makasih kak. " ujar Kei senang, refleks Kei mencium pipi David dan berlari meninggalkan David sendirian di koridor.

David menegang di tempat. Ia meraba pipinya yang Kei cium barusan. Wajahnya terasa panas, apa wajahnya sekarang memerah ? Ah entahlah. David melihat sekelilingnya memastikan tidak ada orang yang melihat adegan barusan, dan untung saja saat itu tidak ada orang di koridor.

David menghela napas lega, ia pun melajutkan perjalanannya menuju kelas. Tapi, baru beberapa langkah ia dikejutkan oleh seseorang.

" Doorr... " Bimo teman sekelas David datang mengejutkannya. " Hayoo, Habis ngapain tadi. " goda Bimo yang tak sengaja melihat adegan David dengan seorang perempuan tadi.

" apaan sih. Gue nggak habis ngapa-ngapain juga. " elak David.

" Gue lihat Loh barusan, Lo habis ngapain. " goda Bimo menjadi-jadi. " Eh, btw tu cewe cantik juga. Kenalin dong. "

" Cewe Gue bege. Lo mah lihat yang bening-bening aja, langsung aja mau di gebet. Inget noh si via udah ada. "

" hehe, iya - iya Dave santai aja. Nggak bakal Gue mbat kok cewe Lo. " cengir Bimo.

David melirik jam di pergelangan tangannya sekilas. Ia kaget, 3 menit lagi kelasnya akan dimulai, mana yang ngajar dosen killer lagi. Dengan segera ia langsung berlari meninggalkan Bimo sendiri di koridor.

" Woy Dave ngapain lari-lari, kayak di kejar setan aja. " ujar Bimo terheran-heran.

" Emang. Bentar lagi Pak Rusdi masuk. " ujar David sambil berlari menuju kelasnya.

Bimo pun baru teringat kalau kelas pak Rusdi pagi ini. Jika terlambat satu menit saja, tidak ada toleransi bagi mahasiswa/i untuk mengikuti kelasnya. Secepat kilat Bimo berlari menyusul David yang sudah tidak terlihat lagi.

o(〃^▽^〃)o


Setelah semua kelasnya selesai, Kei menunggu David di kantin. Karena kelas David baru selesai pukul 15.00 wib, sedangkan sekarang baru pukul 14.00 wib.

Adel senantiasa menemani Kei untuk menunggu David pulang. Mana tau ia dapat tebengan dan sekaligus bisa pdkt dengan David, pikirnya.

" Kei, Lo punya nomernya kak Dave kan ?" tanya Adel to the point.

" Iya, kenapa ?" tanya Kei balik, ia menatap Adel aneh.

" Gue boleh minta nggak ?"

" Sorry Del, Kak Dave nggak suka kalo nomernya di kasih-kasih ke orang. " tukas Kei.

Adel sedikit kecewa, karena Kei tidak mau memberikan nomer handphone David padanya. Ia harus cari cara agar dapat nomernya David.

Adel melihat Kei yang memasukkan ponselnya ke dalam tas. " Aku ke toilet dulu Del. Nanti kalo kak Dave udah ke sini, suruh tunggu aja. " ujar Kei meresleting tasnya dan beranjak ke toilet.

Sesekali Adel melirik tas Kei yang di letakkan di atas meja. Ide licik muncul di kepalanya untuk diam-diam mengambil nomer David dari ponsel Kei. Ia segera membuka tas Kei dan mengambil ponsel itu.

Sudah 5 kali Adel mencoba membuka pola ponsel Kei. Tapi tak kunjung terbuka. Ia mencoba berfikir bagaimana caranya untuk membobol ponsel Kei.

Tapi, baru saja akan mencoba kembali. Tiba-tiba ponsel itu sudah di rampas oleh seseorang.


o(〃^▽^〃)o
















Next Chapater ...

Hayo tebak di rampas siapa ? 😉

See you gaes 🤗🤗🤗🤗

[1] About a Taste [ SELESAI ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang