Enam ( Revisi )

97 50 2
                                    

Seorang gadis tengah meringkuk di atas ranjangnya. Ia merintih kesakitan, ia tidak tau meminta pertolongan kepada siapa untuk mengobatinya. Sedang orang tuanya tengah pergi ke luar kota karena urusan bisnis. Hanya ia seorang diri di rumah sekarang. 

Keringat bercucuran mengalir di pelipisnya, matanya ia coba pejamkan untuk meredakan rasa sakit di perutnya itu.

Tapi semakin ia memaksa menutup matanya, rasa sakit di perutnya semakin menjadi-jadi.

" Argh " jeritnya tertahan.

Di raihnya ponsel yang ada di atas nakas samping ranjangnya. Ia mencari nomor seseorang yang mungkin dapat menolongnya saat ini.

" Halo Kei. Ada apa ? Kenapa malam-malam nelpon ? Belum tidur ? " rentetan pertanyaan diberikan oleh orang yang di telpon gadis itu.

" Kak, tolong Kei. Perut Kei sakit. " rintihnya.

" APA ? Kamu tunggu di sana, 10 menit lagi kakak nyampe. " orang itu langsung mematikan telponnya secara sepihak.

Gadis itu mencoba menahan sakitnya, ia  meremas sprei kasurnya meluapkan rasa sakit yang dirasakannya saat ini.

Di lain tempat, seorang laki-laki mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. Demi menolong sang pujaan hati, ia rela mempertaruhkan nyawanya untuk menolong.

Laki-laki itu mencoba membangunkan satpam yang berjaga di gerbang depan rumah sang gadis pujaannya itu.

" Pak Asep, Pak .. " panggilnya kepada satpam yang ada di pos penjagaan.

Satpam itu terbangun dan berlari tergesa ke arah gerbang untuk melihat siapakah gerangan yang bertamu malam-malam seperti ini.

" Oalah den David toh. Ada apa den ? "

" Pak tolong bukain pintunya cepat. Saya lagi buru-buru. " kata David dengan muka cemasnya.

Setelah satpam membuka gerbang, David langsung masuk ke dalam rumah itu.

" Loh den, ada apa ? " teriak Pak Asep bingung.

David menaiki tangga menuju kamar Kei. Saat tiba di kamar Kei, ia melihat seorang gadis yang meringkuk menahan sakit di atas ranjang.

Dengan cepat David menghampirinya.

" Kei kamu nggak apa-apa ? Apa yang sakit ? " tanya David cemas melihat muka pucatnya Kei.

Di gendongnya Kei menuruni tangga menuju mobilnya yang terparkir di halaman depan dan segera membawa Kei ke rumah sakit terdekat.

Hal ini lah yang selalu membuatnya panik. Hal yang selalu membuatnya memikirkan Kei, bagaimana keadaannya ? Dengan siapa dia di rumah ?

Dan hal yang selalu di takutinya itu terjadi saat ini. Hal yang tidak diinginkannya, ia tidak ingin gadisnya merasakan sakit lagi. Entah itu sakit hati atau pun sakit fisik. Intinya, ia tidak ingin melihat Kei merasakan yang namanya sakit.

Harap-harap cemas David menunggu Kei di bangku tunggu depan ruang IGD. Di liriknya jam yang melingkar di tangannya itu, ternyata masih pukul 2 dini hari.

Sebenarnya, ia berniat untuk menghubungi Aji dan memberitahu keadaan Kei sekarang. Tapi, ia urungkan. Karena tidak ingin mengganggu waktu istirahat Aji.

David memutuskan, lebih baik dia menunggu sampai pagi, barulah ia menghubungi Aji.

Saat Dokter keluar dari ruangan itu, David langsung berdiri dan menghampirinya.

" Bagaimana keadaanya dok? Dia kenapa ? " David menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan yang sedari tadi terlintas di pikirannya.

Dokter itu menghela napas sejenak. " Gadis itu tidak apa-apa. Perutnya hanya mengalami kram, mungkin karena kebanyakan makan cabai. Dan juga maghnya kambuh karena tidak mengatur pola makan dengan baik. " tukas dokter itu.

" Lalu bagaimana keadaanya sekarang dok ?"

" Dia tidak apa-apa, sudah kami tangani tadi. Sekarang dia sedang istirahat. Sebentar lagi juga akan di pindahkan ke ruang rawat. Kalau begitu Saya permisi dulu. "

Setelah dokter berlalu, David melihat kondisi Kei dari celah pintu yang tidak tertutup rapat itu.

Wajah paniknya sedikit memudar, karena sudah mendengar penjelasan dari dokter tadi.

Mulai sekarang, David akan mengatur dan menjaga Kei semaksimal mungkin. Karena ia tidak ingin hal ini terulang kembali.

o(〃^▽^〃)o

Setelah Kei di pindahkan ke ruang rawat beberapa menit yang lalu, David tidak tidur sama sekali demi menjaga Kei. Ia akan sigap jika Kei meminta apa-apa jika terbangun nanti.

Saat David keluar dari kamar mandi yang ada di ruang rawat Kei, ia melihat Kei yang sudah terbangun.

" Hai, Pagi princess. " sapa David. Kei hanya tersenyum menanggapi sapaan David.

" Makasih ya kak udah nolong Kei. " kata Kei tulus.

David mengelus pipi tembem milik Kei dan tersenyum. " Nggak apa-apa Kei. Ini udah jadi kewajiban aku juga buat jagain kamu. "

" Kak, papa sama mama mana ? "

" Oh, Om sama Tante belum bisa pulang Kei. Mungkin lusa baru pulang. " jelas David.

" Oh iya. Btw semalam kamu sendirian di rumah ? Kok sepi banget. " tanya David lalu mendudukkan dirinya di kursi sebelah brangkar Kei.

" Iya kak. Papa sama mama kan lagi pergi ke luar kota. Trus bibi izin pulang ke rumah udah seminggu, anaknya sakit katanya. "

" Trus Reina ke mana ? "

" Kak Rein nginap di rumah temannya kak, ada tugas kelompok katanya. "

" Untung kakak belum tidur semalam, jadi bisa angkat telpon kamu. Kalau kakak udah tidur mah, kakak nggak bisa akan telpon kamu. Kan kakak kalo tidur nggak bakal denger apa-apa, apalagi kakak kan tidurnya pules banget, trus juga kakak susah bangun. Kalo nggak bunda siram pake air mah kakak nggak bangun-bangun. " kata David, Kei terkekeh mendengarnya.

Tapi setelah itu, wajah Kei terlihat murung. Entah apa yang sedang dipikirkannya sekarang. David yang melihat perubahan semu wajah Kei pun mencoba memahami dikit demi sedikit.

" Kamu kenapa ? Hah? Cerita sama kakak ! " David membawa tangan Kei untuk di genggamnya.

" Nggak apa-apa kok kak. Kei cuma lagi kepikiran aja. Untung ada Kakak yang selalu ada buat Kei. Nggak seperti keluarga Kei, mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Sedangkan Kei ? Kei tidak punya kesibukan apa-apa. Dan kalau pun Kei kepengen nyibukkin diri, itu selalu di larang papa. " Ujar Kei dengan wajah sendu nya.

David mengelus puncak kepala Kei sayang. " Kamu punya kakak. Kakak siap kapan pun buat kamu. Atau kamu mau ikut kakak gabung sama organisasi mapala yang kakak ikuti di kampus ? Organisasi ini dapat sedikit membuat perasaan kita nyaman, di mapala ini kita dapat menjelajahi berbagai tempat dan mengenal alam lebih dekat. Dan itu mungkin akan membuat kamu menjadi tenang. "

" Tapi kak, papa pasti nggak bolehin aku ikut yang begituan. "

" Kakak akan bujuk papa kamu. " tukas David meyakinkan Kei.

" Seriusan kak ?" tanya Kei antusias, dan di angguki oleh David.

" Makasih Kak. "

Kei bangun dari tempatnya lalu memeluk David, efek terlalu senang karena David mengajaknya untuk ikut bergabung dalam organisasi yang David katakan tadi.

o(〃^▽^〃)o




Next Chapter....😊

[1] About a Taste [ SELESAI ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang