Sembilan ( Revisi )

79 48 5
                                    

" Aaaaa.... "

Hap, David menangkap Kei yang terjatuh dari pegangannya.

" Kamu nggak apa-apa ?" tanya David cemas, Kei hanya menggelengkan kepalanya. Tapi mukanya terlihat pucat sekali.

Reza menghampiri David dan Kei setelah ia melihat kejadian tadi. " Kamu nggak apa-apa ?" Tanya Reza memastikan.

" Nggak apa-apa kok kak. " kata Kei pelan.

" Dave, lebih baik kamu bawa dia istirahat dulu. Tenangin dirinya, sepertinya dia masih shock. " ujar Reza.

David pun membawa Kei istirahat ke tempat camp, lalu membaringkannya ditandu tenda kesehatan.

" Ini minum dulu Kei. " David memberikan sebotol air untuk Kei minum, agar dapat merilekskan dirinya sejenak.

o(〃^▽^〃)o

" Kei kalo kamu nggak sanggup buat ikut survive ke hutan, kamu istirahat aja di tenda. " ujar David.

" Nggak kak, aku masih kuat kok. " Kata Kei meyakinkan.

Setelah perdebatan yang lumayan panjang antara David dan Kei, akhirnya David yang mengalah.

" Ya sudah, kalo kamu masih ngotot mau ikut. Tapi kalo kamu udah capek kasih tau kakak. Jangan di tahan-tahan. "

" Siap bos " ujar Kei terkekeh.

Sekitar pukul 12.30 anggota baru dan anggota lama mulai menyusuri hutan untuk pengenalan alam lebih lanjut.

Di bawah terik matahari, semua yang mengikuti kegiatan, sudah berada di pos-pos yang sudah di siapkan di hutan.

Setelah lumayan jauh berada di hutan, mereka beristirahat sejenak. Merilekskan tubuh mereka dan menyiapkan lagi stamina untuk melanjutkan perjalanan.

" Za, kelihatannya mau hujan. Gimana kalo kita bangun tenda sementara di sini buat berteduh. " usul Fandy dari kepanitiaan.

" Boleh juga, kalo gitu. Untuk yang cowo, bantu kakak-kakak yang panitia buat bangun tenda untuk kita berteduh. " ujar Reza, lalu bergerak akan membangun tenda.

" Za gimana kita pake terpal biru aja, kita ikat setiap ujungnya di pohon-pohon. kelihatannya posisinya strategis. " usul Bimo.

" Ya udah kita bangun terpal biru tadi, iket ujung terpalnya di 4 pohon. Trus nanti posisi terpalnya miring ya, supaya airnya nggak genang di tengah. " jelas Reza lagi.

Anggota yang cowo mulai bergegas mendirikan terpal biru yang tadi sempat mereka bawa buat istirahat.

Setelah membentang terpar biru itu, tanda aba-aba, hujan pun turun. Tidak begitu deras, tapi anginnya lumayan kencang.

David menggeser duduknya menjadi di sebelah Kei, sekaligus untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu pada Kei nantinya.

" Capek nggak ?" tanya David pada Kei.

Kei mengeratkan jaketnya, dan tersenyum pada David. " Nggak kok kak. Aku malah sehat banget. Aku senang bisa kek gini. Aku jadi dapat pengalaman baru. "

David senang jika Kei senang, setidaknya ia bisa mendampingi Kei untuk mendapatkan pengalaman baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

o(〃^▽^〃)o

Setelah Reza menutup kegiatan, mereka kembali ke kampus untuk pulang ke rumah masing-masing.

" Nanti kalo udah sampe rumah, jangan lupa istirahat ya. " pesan David pada Kei setelah sampai di kampus untuk menunggu jemputan.

" Iya kak, oke. " kata Kei lalu mengacungkan jempolnya.

" Kamu di jemput nggak ?"

" Nggak tau kak, papa dari tadi di hubungin nggak ngangkat telpon aku. Kak Reina pasti lagi sibuk sama organisasinya. " ujar Kei menatap sendu ponsel yang ada di genggamannya.

" Ya udah kamu pulang bareng kakak aja. Ayah sama bunda kebetulan lagi di luar, mereka katanya mau jemput kakak. "

Tin..Tin..Tin..

Suara klakson mobil tak jauh dari tempat mereka duduk.

" Nah itu bunda sama Ayah. Yuk ke sana. " David membawakan tas Kei ke dalam mobil.

Belum sampai di mobil. Laras, bundanya David sudah menyambut kedatangan Kei.

" Ugh Kei, bunda kangen. " Laras membawa Kei ke dalam pelukannya.

" Sama tante. Kei juga. " Kei membalas pelukan Laras.

" Eh, ingat ! Panggil bunda, jangan tante. " tegur Laras lalu terkekeh.

" Siap bunda. " kata Kei patuh.

Laras membawa Kei untuk masuk ke bangku mobil belakang, sedang di bangku depan di isi David dan Jordan, ayahnya.

Kei terheran saat mobil yang di bawa Jordan berhenti di sebuah resto. Yang lumayan terkenal lah untuk kalangan atas.

" Kita makan dulu ya Kei. Bunda tau kalo kalian pasti lapar. " tebak Laras. Kei tersenyum menanggapinya.

Kei, David dan kedua orang tuanya memasuki resto itu, mereka mencari meja yang kosong. Lumayan lama mereka mencari meja untuk mereka tempati, karena banyaknya pelanggan yang ada di resto itu.

Tiba-tiba mata Kei memanas, saat melihat keharmonisan keluarga David, yang bisa menyempatkan diri untuk anaknya itu.

Kei menundukkan kepalanya, agar tidak terlihat kalau matanya berkaca-kaca.

" Kei, kamu kenapa ??"

o(〃^▽^〃)o



Next Chapter ...

Jan lupa tinggalkan jejak setelah membaca gaes. Hargailah karya para author, walau hanya memberi vote untuk ceritanya.

See You ... 🤗

[1] About a Taste [ SELESAI ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang