Delapan ( Revisi )

101 49 13
                                    

" Dia cuma teman kakak waktu kecil Kei. Bukan siapa-siapa. Kamu nggak usah cemburu gitu juga kali. " kata David terkekeh.

" Siapa yang cemburu ? " elak Kei. 

" Ya udah yuk, kakak antar pulang. " ajak David lalu beranjak dari duduknya.

David menepikan mobilnya di dekat penjual bakso yang ada di pinggir jalan.

" Makan yuk, laper nih. " ajak David lalu keluar dari mobil dan diikuti Kei.

" Mang baksonya 2 nggak usah pake sambel ya. " pesan David.

David mengajak Kei duduk di kursi kosong yang di sediakan pedagang bakso itu.

" Kamu suka nggak makan bakso ? " tanya David menatap Kei dari samping.

" Suka banget malahan kak. " jawab Kei antusias.

Ini salah satu alasan David menepikan mobilnya tadi di dekat pedagang bakso, karena ia ingin mengajak Kei untuk memakan makanan kesukaannya itu.

Kei berbeda dengan perempuan lain pada umumnya. David bangga pada Kei yang mau di ajak makan di pinggir jalan seperti ini. Tidak seperti mantan-mantannya dulu yang selalu memilih di resto atau di kafe.

Setelah menghabiskan baksonya, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda tadi.

o(〃^▽^〃)o

" Kak, kapan ngerekrut anggota baru di organisasi yang kakak bilang waktu itu ? " tanya Kei tak sabaran.

" Mungkin sabtu ini Kei. Besok sabtu kakak jemput kamu, sekalian minta izin sama papa kamu untuk ngikutin kegiatan ini. " kata David tersenyum.

" Makasih ya kak. " ucap Kei.

Akhirnya, ia akan mempunyai kesibukan baru, yaitu menikmati alam bebas. Kei tersenyum memikirkan hal-hal yang akan di lakukannya bersama anggota mapala lainnya.

Tapi, ia juga berharap agar organisasi yang akan di ikutinya ini tidak mengganggu kuliahnya nanti. 

" Pulang yuk, udah sore nih. " ajak David.

Dilihatnya cuaca saat ini, spertinya cuaca sekarang sedang tidak bersahabat.

David mendengus, sialnya hari ini ia membawa motor ke kampus. Takutnya nanti di perjalanan mereka malah kejebak hujan. Tapi, dengan segera ia mengaja Kei langsung pulang untuk menghindari hujan yang sebentar lagi akan turun.

Kei mengeratkan pegangannya di jaket David, ia memejamkan matanya takut, karena sekarang David mengemudikan  motornya dengan kecepatan tinggi untuk menghindari hujan.

Firasat David benar kali ini, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Memaksanya harus menepikan motor untuk berteduh.

Ia menepikan motornya di depan teras rumah orang, dan sepertinya rumah itu tidak berpenghuni.

David menyuruh Kei duduk di kursi yang ada di depan rumah itu, supaya ia tidak kelelahan jika berdiri lama-lama.

Dibukanya jaket kulit yang di pakainya tadi dan memakaikan jaket itu untuk Kei yang sepertinya kedinginan karena angin hujan yang lumayan kencang.

Diliriknya Kei sekali-sekali untuk memastikan kalau gadis itu baik-baik saja.

David mensejajarkan tubuhnya setinggi tubuh Kei. Dan menggosok-gosokkan tangannya lalu meletakkannya di pipi tembem milik Kei.

" Gimana ? Masih dingin ? " tanya David lalu menatap kedua manik mata Kei.

" Ng...gak kok kak. " jawab Kei gugup.

[1] About a Taste [ SELESAI ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang