| 10 - terasa jauh |

100 18 6
                                    

Sekarang Yena sedang bersama Sanha di taman dekat rumahnya. Lumayan ramai dengan anak-anak yang bermain disana.

"Mau apa nih? Gue traktir!" ucap Sanha.

"Ga usah deh kak, Yena ngrepotin kakak terus" ucap Yena sungkan.

"Santai haha, beli eskrim yuk? Gue tau mood lo baru ga bagus" ucapnya mendorong bahu Yena dari belakang menuju kedai eskrim disana.

"Pak, eskrim nya 2 ya, yang satu vanila coklat satunya 3 rasa" ucap Sanha pada penjual eskrim.

Setelah pesanannya jadi Yena dan Sanha duduk disalah satu bangku taman.

"Yen?" ucap Sanha tiba-tiba. Nadanya serius.

"Mau sampe kapan sih lo bohongin hati lo sendiri?" lanjutnya.

Yena menatap Sanha tidak percaya.

"M-maksudnya a-apa kak?" jawab Yena tergugup.

"Lo bisa bohongin orang-orang tapi ga sama gue. Gue tau kita ga seakrab lo sama temen-temen lo, tapi gue peka Yen. Lo kalo suka ya diungkapin jangan dipendam, sakit sendiri tau rasa lo!" ucap Sanha panjang lebar.

"Apasih kak! Yena tu ga ngerti maksud kakak" ucap Yena.

"Gue tau lo suka Chani!" katanya membuat Yena menatap Sanha.

Yena tertunduk, gak tau harus menyangkal bagaimana. Tidak tau juga harus berkata menyetujui dengan apa.

Yena masih bingung sama hatinya. Yena heran sama perasaannya.

Otaknya yakin dia hanya nyaman dengan lelaki itu. Tapi hatinya sakit saat melihat perempuan lain bersama lelaki itu.

"G-gue bingung kak..." gumam Yena lirih.

"Lah kok bingung?" tanya kak Sanha.

"Ya gitu, gue gatau perasaan gue tu gimana" ucap Yena menunduk.

"Yang lo rasain gimana?" Kak Sanha mengusap punggung Yena.

"Ya gue nyaman, tapi gue ngira itu perasaan nyaman dari sahabat ke sahabatnya-

-tapi, gue juga cemburu waktu haeri terang-terangan deketin dia" jawab Yena.

Sanha memijit pangkal hidungnya.

"Itu tandanya lo suka sama Chani dodol!" ucap Sanha ngegas.

"YAKAN GUE GATAU DODOL!!" balas Yena ngegas.

Setelah itu mereka hanya mengobrol ringan dan memutuskan untuk pulang.

Begitu sampai di rumah Yena, ya gitu etika abis dianter pulang. Bilang makasih sama hati-hati trus masuk rumah, yang nganter pergi.

"Baru pulang?" tanya Rowoon.

"Ah iya, kenapa Kak?" tanya Yena.

"Chani kesini nanyain kamu" ucap Rowoon bersedekap menatap Yena.

"Kenapa lagi? Berangkatnya akur, kok pulang-pulang ribut?" lanjut Rowoon.

Yena tersenyum, "gapapa" setelah itu Yena memutuskan masuk kamar.

Rowoon menghela nafas. Adiknya masih begitu tertutup padanya.

•••

Paginya, Yena terkejut saat Bunda ada dirumah. Iya, Bundanya Chani ada Chani juga.

Mau tidak mau Yena tetap turun menyapa Bunda.

"Pagi Bunda! Tumben Bunda kesini?" tanya Yena.

"Ehh pagi cantikk. Bunda kangen kalian ihh!" ucap Bunda memelukku.

best (boy)friend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang