| 02 - mau kumpul |

222 33 0
                                        

Kim Yena

Hahh, hari selasa napa aku males banget ya?

Dengan terpaksa aku jalan ke kamar mandi, buat siap-siap sekolah.

Setelah siap, aku ambil tas dan turun kebawah.
Tapi, baru aku memegang knop pintu, tiba-tiba pintu terbuka membuat aku terhuyung karena terbentur pintu.

"AAduhh! Bang-SATT!" ucapku saat oknum yang merupakan pelaku pagi ini justru menunjukkan wajah tak berdosanya.

"hehe-

BANGG WOON!! YENA NGOMONGNYA KASARRR" lanjutnya berteriak.

"YAKK! KANG CHAN-"

"UDAH WOII! TURUN LU PADA! GOSAH BIKIN RIBUT, INI MASI PAGI!" Kak Rowoon teriak dari bawah memotong ucapanku.

Aku menatap orang didepanku yang justru menjulurkan lidahnya. Dengan kesal aku turun mendahuluinya.

"Kak, kok ni anak setan udah disini aja? Ada apaan?" tanyaku yang justru dapet lemparan sendok, untung ga kena.

"Mau berangkat bareng katanya. Walaupun gue tau sih, tujuan utamanya numpang sarapan, Bunda kan pergi." ucap Kak Woon.

"Serius Bunda pergi? Kemana Chan?" tanyaku semangat.

"Gatau, urusan butik paling." jawabnya mengendikkan bahu.

"Wah kalo Bunda pergi, yang ngurus Yebin? Ares? Teh Yeri kan-"

"Makan dulu!" potong Kak Woon menyodorkan sepiring nasi goreng padaku.

Aku makan dengan cepat. Lalu berpamitan berangkat.

"Berangkat Kak!" aku mencium pipi kakakku sekilas, lalu menyeret Chani keluar.

"Na, na? Gue ga dicium juga? Pengen ih kaya Bang Woon, tiap berangkat di chup dulu sama lo." ucapnya memanyunkan bibirnya.

Aku cuman geleng-geleng kepala, liat tingkahnya. Keknya si ya- abis kebentur kepala ni anak.

"Gila lo, Chan" ucapku masuk ke mobil hitam milik Chani.

Mobil Chani mulai menjauh dari halaman rumahku. Aku mulai membuka percakapan.

"Beneran Bunda pergi Chan?" tanyaku dengan nada serius.

"He'em, tadi pagi berangkatnya. Mana Teh Yeri ga sempet bikinin sarapan." ucapnya terselip nada kecewa.
"Wkwkwk, dateng rumah aja. Toh sekalian gue nebeng. Lumayan hemat ongkos, hehe." jawabku

"Tapi Chan, panti?
-maksud gue, teh yeri sibuk ngampus, lo sekolah, Nara juga sekolah, trus yang ngurus ares, nessa?" tanya gue.

Aku lihat dia hanya menghela nafas panjang.

Iya, Chani itu anak panti. Karena Ibu gapernah bersikap baik, aku selalu pergi ke panti tempat Chani tinggal. Makanya aku kenal baik sama Chani dan Chani kenal baik sama aku.

Dia tertutup dan ga pernah cerita apa masalah keluarganya, padahal dia tau persis apa yang aku alami dirumah.

Yang aku tau, Chani mutusin pergi dari rumah disusul sepupunya, Ahn Nara. Dan tinggal bareng Bunda Anna, pemilik panti itu.

Karena aku gamau bikin Chani tersinggung, jadi aku diem aja. Sampe akhirnya kita udah sampe di sekolah, dan udah parkir. Aku langsung turun.

Kita jalan diem-dieman ke kelas. Gaenak banget. Harusnya aku ga nambah pikiran dia ya?

Aku udah sampe depan kelas dan pamit masuk kelas.

aku pamit.

g. g. g. canda wkwk

"Masuk kelas dulu ya Chan." ucapku.

"Na, lo gausah khawatir, Teh Yeri, gue sama Nara bakal usaha yang terbaik buat jaga Nessa sama Ares, oke?" ucapnya menunduk.

Aku mengangkat ujung bibirku, sedikit terkekeh mendengar penuturannya "Iya, nanti gue juga sering-sering ke panti deh! Sekalian ke rumah lama." ucapku menepuk bahunya.

"Makasih Na." balasnya. Setelah itu, Chani melangkah pergi dari kelasku.

Ini yang aku suka dari Chani. Walaupun dia kadang nyebelin, rese, kekanakan, tapi dia itu sebenarnya dewasa, dan tanggung jawab. Hal yang bikin aku ga pernah nyesel jadi orang yang paling ngerti dia.

Aku masuk kelas dan liat Sara sama Nara udah duduk ditempatnya.

"Nar!" panggilku

Yang punya nama menoleh dan menatapku seakan bertanya ada apa.

"Ga crita-crita lo, Bunda pergi. Abang lo galau tuh!" ucapku bercanda

"Wkwkwk, iya. Gue tau kok," ucapnya terkekeh.

"Bunda? Bunda Anna?" tanya Sara kebingungan.

"Iya, Bunda Marianna. Nyokap angkat sekaligus Ibu Panti gue. Ada urusan di luar kota, 3 hari katanya." ucap Nara.

"Lah cuma 3 hari? Kirian berbulan-bulan." ucapku.

Saat Nara akan menjawab, bel masuk berbunyi terlebih dahulu. Akhirnya kita mengikuti pelajaran.

kringg...

yeayyy udah pulang aja. Hari ini aku pulang ama Chani. Tiap hari juga gitu ding, hihi. Berangkat doang yang sering naik bus-lah, dianter si tiang lah, nebeng Sara dan lain-lain.

Waktu aku keluar kelas, tasku ditarik oleh seseorang dan ya, kalian tau orangnya.

Aku suka heran, ni anak bolos apa gimana- sebelum bel pasti udah didepan kelasku. Bedanya, kali ini Kak Hwi juga ada disana.

"Hai, Kak Hwi!" sapaku pada si pemilik nama. Dia hanya balas dengan lambaian tangannya.

"Dih! Gue ga disapa nih?" ucap Chani.

"Halo Abang Kampretku!!" ucap suara dibelakangku, ternyata adalah Nara.

Bisa aku lihat rasanya Chani ingin menampar Nara sekarang juga wkwkwk. Emang, kayanya ga ada yang bisa akur kalo sama yang namanya Kang Chanhee.

"Btw, tumbenan Kak Hwi ngikut ni anak, ada apa?" tanyaku heran.

"Sf9 kumpul dirumah lu, dek." ucap Kak Hwi.

"Aduh, harus ngungsi dong gue." ucapku menepok jidat.

"Ngungsi, ngungsi- abang lo udah nyuruh balik ya. Katanya, jangan sampe si bebek lepas." ucap Chani menyebalkan.

Aku langsung memukul kepalanya dengan tas kecilku.
"Udah ayo pulang! Nar, Sar, ikut rumah gue yuk!" ucap ku pada teman-temanku.

Kita pun pulang dengan Aku sama si Dedemit pake mobilnya yang punya. Kak Hwi pake motornya. Nara sama Sara pake mobilnya Sara.

Chani bilang, Nara gaboleh ganggu acara berduaanya dia sama gue di mobil. Lawak banget wkwkwkwkwk.

_____________________________

Kim Rowoon as himself

"lo berdua tu, kalo akur napa sih? yang ribut kalian, tapi yang capek gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"lo berdua tu, kalo akur napa sih? yang ribut kalian, tapi yang capek gue."






maap jml wordnya nurun ini-
maaf juga kalo banyak typo

yang mau lanjut comment, wkwkwk:vv

best (boy)friend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang