| 17 - akhir dari segalanya |

126 17 13
                                    

Sudah dua minggu Chani ada dirumah sakit. Laki-laki itu juga sudah siuman. Bahkan sudah bisa tertawa malah.

Saat ini Chani sedang berdiri menatap ke luar jendela kamar rawatnya. Senyum tipis menghiasi wajahnya yang masih pucat.

Di otaknya terputar memori dua minggu lalu. Dimana hari itu adalah bertemunya ujung masalahnya selama ini.

Solusi yang sebelumnya belum terungkap. Keegoisan yang bisa tersingkir. Kejujuran yang akhirnya mengudara di pendengarannya.

Flashback

Dua minggu yang lalu. Esok pagi setelah Chani masuk rumah sakit. Laki-laki rapuh itu perlahan membuka matanya. Cahaya yang memaksa masuk pada retinanya sedikit menyebabkan pusing pada kepalanya. Tapi perlahan, Chani membuka matanya dengan mantap.

Fokusnya langsung tertuju pada dua laki-laki yang tidur dengan posisi duduk dilantai menyandar ke dinding. Rowoon dan Sanha. Lalu, netra Chani beralih pada gadis yang tertidur pulas dikursi samping ranjangnya dengan kepala yang ditaruh ke ranjang.

Yena. Chani pikir gadis itu benar-benar tidak akan peduli lagi dengannya, tapi lihat? Sekarang ia ada disini.

Chani menatap Yena lekat. Mata gadis itu terlihat sedikit sembab. Apa Yena menangis semalaman? pikir Chani.

Ceklek!

Fokus Chani beralih ke pintu. Dia kakaknya, Hyewon. Laki-laki itu tersenyum kala bibir tipis sang kakak juga merekahkan sebuah senyuman.

Hyewon mendekat pada Chani. Mengusap pelan rambut adiknya lalu, "Udah baikan?" tanyanya lirih.

"Udah Kak, Bunda ga kesini?" Chani balik bertanya dengan suara seraknya.

Hyewon menggeleng. "Anak Bunda ga cuman kamu. Adik-adik kamu disana lebih membutuhkan Bunda" ucap Hyewon.

"Sekarang kamu sarapan dulu, Kakak beliin bubur didepan rumah sakit tadi" sambung Hyewon sembari menyiapkan sarapan untuk adiknya.

Begitu selesai menyiapkan bubur yang ia beli, Hyewon bergegas membangunkan Rowoon, Sanha dan terakhir Yena.

Rowoon dan Sanha menatap Chani dengan berbinar. "Akhirnya lo sadar juga!" seru dua laki-laki itu bersamaan.

Sedangkan si gadis terdiam. Sorotnya masih dipenuhi kelam rasa bersalah. Rautnya masih dipenuhi suram kecanggungan.

Yena berdehem, "Aku ke kamar mandi dulu mau cuci muka" pamitnya keluar ruangan.

Seperginya Yena keluar ruangan, alih-alih ke kamar mandi gadis itu justru duduk dikursi tunggu depan bangsal. Mengadahkan kepalanya dan memejamkan mata.

"Ehem. Mau sampai kapan kita diem-dieman gini Na?" ucap sebuah suara yang membuat Yena kembali sadar.

Yena menengok dan mendapati Chani duduk disampingnya. Helaan nafas terdengar darinya.

"Sorry" cicit Yena.

"Buat apa?" tanya Chani lembut.

"Buat segalanya. Keegoisan gue, kebodohan gue dan kebohongan gue" jawab Yena.

"Ga perlu minta maaf. Kita sama-sama salah kok Na. Sama-sama egois, sama-sama bodoh dan sama-sama berbohong.

Sanha cerita sama gue tentang semua. Maaf udah egois mempertahankan gengsi buat deketin lo duluan. Maaf udah bodoh karena gapeka sama perasaan lo. Maaf karena udah berbohong tentang perasaan gue. Gue bahkan ga peka sama perasaan gue sendiri Na" jelas Chani.

"Kita itu seperti berkaca. Karena tumbuh dan terbiasa bersama, kita seperti daksa yang berhadapan dengan bayangannya" timpal Yena.

Chani tersenyum, kata-kata Yena memang benar. "Intinya saling memaafkan aja" ucap Chani selanjutnya.

"Iya.." jawab Yena.

Keadaan tiba-tiba hening. Fokus mereka masih pada objek masing-masing begitu juga pikirannya.

"Em, jadi b-baikan?" tanya Chani memberanikan diri menatap gadis di sampingnya.

Yena mengangguk kaku. Wajahnya masih datar.

Dua daksa itu tidak sadar kalau ada daksa lain yang menyaksikan mereka. "Hemm, udah selesai nih marahannya" ucap Sanha.

"Pelukan dulu dong biar kelihatan akur" sahut Rowoon yang disetujui oleh Hyewon.

Dengan berani Chani mendekat dan mendekap tubuh kecil Yena. Memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya kurvanya berbisik,

"Gue sayang sama lo. Bukan sebagai sahabat ke sahabatnya, tapi sebagai laki-laki ke gadisnya. Sorry kalo telat sadar" lalu mundur dan melepaskannya.

"Gitu dong. Walaupun Yena ga bales, tp kan kelihatan akurr" Sanha kembali berseru.

Rowoon, Hyewon dan Sanha kembali masuk meninggalkan Yena dan Chani berdua.

"Kehidupan itu berevolusi. Begitu juga perasaan. Pertama kali kita bertemu sebagai teman lalu berangsur dekat menjadi sahabat, sampai akhirnya jadi rasa sayang. Pokoknya mulai saat ini kita pacaran, gue maksa" ucap Chani mengusak rambut Yena lalu pergi masuk ke kamar rawatnya.

Flashback Off

Ceklek!

"Wesss pagi Mbak pacar?" sapa Chani pada gadis yang baru saja memasuki kamar rawatnya.

"Bunda udah didepan. Ga mau pulang apa?" balas Yena ketus.

Laki-laki itu terkikik. Hari ini memang jadwalnya Chani check out. Walaupun masih pucat, dokter bilang laki-laki itu sudah baik-baik saja.

Chani mendekat ke arah pacarnya setelah menggendonh tas berisi pakaiannya selama dirawat. Btw, iya mereka benar-benar pacaran.

"Gandeng dong" ucapnya sok manis.

Yena berdigik, "Gelo maneh" ucap gadis itu tapi tetap menggandeng tangan Chani.

Mereka keluar berdampingan hingga tiba di lobi, dimana Hyewon, Rowoon, dan Bunda menunggu.

Bunda tersenyum saat melihat putra angkatnya tersenyum. Begitu juga Rowoon dan Hyewon.

"Yang udah teken mah beda ye gak" Sanha tiba-tiba datang bergabung dengan mereka.

Memang laki-laki tinggi satu ini selalu ada dimana-mana. Tapi kali ini, tidak hanya Sanha tapi ada teman-teman mereka yang lainnya.

Yena tersenyum gembira. Ia kira ia tidak akan merasakan kebahagiaan dari sebuah keluarga. Tapi ternyata, setelah melewati ribuan rasa sakit, duka dan luka, ada secercah cahaya yang mengantarnya pada kebahagiaan sesungguhnya.

Walau bukan keluarganya yang sebenarnya, Yena sudah sangat bersyukur kisahnya ditorehkan dengan akhir yang bahagia.

END











notes :
haloo, akhirnya cerita ini selesai juga. pertama, aku mau minta maaf kalau ceritanya kurang asik atau tidak sesuai ekspektasi, karena ini karya pertama aku.

kedua, aku mau berterima kasih buat yang udah support dan dukung Yena di work ini, yang udah vote, udah mau baca, yang sengaja atau ga sengaja mampir juga thanks banget. sayang kalian banyak-banyak♡

ketiga, aku mohon dukungan buat aku supaya tetep giat nulis. aku mau minta kritik dan saran juga dari kalian supaya karya aku selanjutnya bisa lebih baik dari ini.

dan yang terakhir, kalian semua yang ga bisa aku sebut satu-satu stay safe ya! semangat juga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. semoga selalu dimudahkan dalam segala urusan, amiin.

interact yu sama aku,
ig : @ellysialisa @shnhwhyn
twt : @eledenss

sekali lagi terimakasih banyak semuanya!

salam sayang,
jea♡

best (boy)friend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang