#NP Bruno Major - Easily
I'll be the wind picking up your sail
But won't you do something for me?
"Tolong lebih difokuskan ke interaksi mereka berdua, produknya memang harus di-highlight tapi jangan terlalu overbearing, ya." Gia memberikan instruksi kepada fotografer dan pengarah gaya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar yang menampilkan preview shoot mereka hari ini.
Wajahnya serius, alisnya berkerut saat ada sesuatu yang tidak sesuai dengan instruksinya. Gia yang penuh konsentrasi seperti ini membuat semua karyawan dalam ruangan itu seperti berjalan diatas gelas yang retak. Mereka takut membuat kesalahan dan memancing amarah bos yang akhir-akhir ini lebih sensitif.
"Duh, gimana, ya? Kok saya kayak gak dapet feelingnya ini!" ucap Gia lagi. Fotografer dan model yang ada di depannya langsung salah tingkah. "Kalian semua lihat lagi ya mood boards yang dibikin sama Rosalie, kita istirahat dulu 30 menit!"
Dengan langkah kesal, Gia mengambil ponselnya dari atas meja dan meninggalkan studio. Ia merasa bersalah dengan nada ketus yang ia lontarkan sejak tadi, tetapi tidak satupun pekerjaan karyawannya memuaskannya hari ini.
Gia bukan bos tiran yang suka semena-mena terhadap bawahannya, hanya saja ia orang plin-plan yang juga perfeksionis, yang menurut Rosalie adalah perpaduan sifat paling menyebalkan. Sifatnya itu membuat Gia gampang berubah pikiran tetapi sulit untuk puas dengan hasil yang tidak sesuai dengan apa yang ada di kepalanya.
Di saat-saat seperti ini, mereka butuh Rosalie sebagai interpreter.
***
"Gi, gue aja yang handle pictorial, lo review aja kontrak sama vendor packaging ya." Ujar Rosalie sambil meletakkan beberapa map di meja Gia. "Konsepnya ga berubah kan? Tetep sesuai sama mood boards yang kemarin?"
Gia mengangguk. "Iya, gue cuma mau lebih ditekenin ke interaksi modelnya, jangan kayak cuma iklan perhiasan gitu, loh."
"Paham, paham." Rosalie berhenti sejenak sebelum membuka pintu, "lo jadi hari ini nyari baju sama si Gino?"
"Kayaknya jadi, udah tinggal dua hari lagi soalnya. Kenapa? Mau ikut?"
"Idih, ogah."
Gia tertawa. "Hati-hati loh Rose, salah-salah malah kepepet lu."
"Amit-amit jabang bayi!" balas Rosalie cepat lalu membanting pintu Gia dengan kencang. Gia yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. Potensi hubungan Gino-Rosalie bukan tidak pernah lewat di kepala Gia, dinamika mereka sangat mirip dengan pasangan kekasih. Hanya saja, Gino sedang menunggu seseorang dan Rosalie juga saat ini sudah punya pacar.
Tapi, masa depan siapa yang tahu, kan?
Gia membuka map perihal kontrak dengan vendor packaging yang diberikan Rosalie. Memang sepertinya ia butuh sekali-sekali berganti lingkungan kerja. Terlalu sering mengurusi bagian kreatif membuat Gia sering terjebak dalam slump alias keadaan dimana ia tidak suka apapun yang dibuatnya, seperti hari ini.
Anggun, Co. adalah perusahaan perhiasan premium yang didirikan oleh Gia tiga tahun yang lalu. Rosalie kemudian bergabung beberapa bulan setelahnya. Gia membawahi urusan kreatif seperti desain, produksi dan konsep setiap era, lalu Rosalie mengurusi bagian bisnisnya. Kini mereka sudah memiliki 13 cabang di kota-kota besar di Indonesia, dua cabang di Singapura, satu di Thailand, serta satu lagi akan buka di Barcelona.
Ah, Barcelona. Lagi-lagi satu kata saja mampu membuat Gia mengingat orang itu. Masa muda yang berapi-api juga akan menghasilkan penyesalan yang sama panasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Not
ChickLitGia mendorong Bintang jadi bersandar di sofa dan naik di atas tubuh pria itu, "Kamu, lebih suka bahasa Indonesia atau..." Tangannya bermain-main di balik kaus Bintang, "bahasa tubuh?" Bintang kembali menelan ludahnya sendiri, dadanya bergemuruh kenc...