9. Not Over You

42 7 0
                                    

#NP Gavin DeGraw - Not Over You

Damn, damn girl you do it well

And I thought you were innocent

You took this heart and put it through hell

But still you're magnificent

No matter what they say

I'm not over you, not over you

"Iya, sudah diperiksa dokter. Katanya Gia anemia." Bintang menarik selimut yang dikenakan Gia sampai ke dagunya. "Belakangan ini dia lagi kecapean kayaknya."

"Dia emang sering gitu, kalo udah stress pasti langsung drop." Gino mendesah di ujung telepon. "Jadi mau lo anter apa gimana?"

Bintang terdiam sejenak. "Boleh dia nginep di sini aja? Besok kalau sudah siuman langsung gue anter pulang."

"Yasudah, tapi lo yang telpon Gio ya, jujur gue takut disemprot."

Bintang pun mematikan ponselnya setelah mengiyakan permintaan Gino. Ia mendial nomor Gio dan menceritakan kondisi Gia. Gio terdengar panik dan ingin menyusul, tetapi Bintang meyakinkannya bahwa Gia sudah mendapat penanganan terbaik dan keadaannya juga tidak parah.

Pria itu mengusap wajahnya gusar. Ia panik setengah mati saat melihat Gia terkulai di lantai kamar mandinya. Tangannya bahkan sampai gemetaran saat memindahkan Gia ke tempat tidur dan menelpon dokter. Untunglah gadis itu tidak apa-apa.

Rambut Gia berantakan di sisi wajahnya. Dengan pelan Bintang merapikannya ke samping, takut Gia merasa tidak nyaman. Tangannya pun tanpa sadar membelai kepala Gia dengan sayang. Perasaan hangat memenuhi lubuk hatinya.

Gia, satu-satunya orang yang telah memberikan dia banyak hari-hari bahagia. Namun gadis itu juga yang menjadi satu-satunya alasan dia tidak bisa tidur tenang selama bertahun-tahun. Bahkan ketika ia memutuskan untuk pindah ke luar negeri dan melupakan semuanya, rasa penasarannya tidak pernah benar-benar pergi.

"Aku mau udahan," ujar Gia tiba-tiba saat Bintang baru mematikan mesin mobilnya.

"Udahan?"

Gia mengangguk, matanya berkeliaran ke segala arah. "Aku mau putus."

Bintang mengamati Gia. Hatinya mencelos mendengar permintaan gadis itu yang sangat tiba-tiba. Baru beberapa menit yang lalu mereka menghabiskan waktu bersama dengan gembira, tapi kenapa sekarang?

"Kenapa?"

"Gak kenapa-napa." Gia menarik napas lalu menghadapkan wajahnya ke Bintang. "Aku cuma gak mau lanjut lagi sama Kak Bintang."

Bintang mendesah frustrasi. "Pasti ada alasannya, kan? Saya buat salah?"

"Kalo itu Kak Bintang mikir aja sendiri. Aku mau turun dan jangan ikutin aku. Jangan telpon atau cari aku lagi. Kita sampai sini aja."

Gia pun terburu-buru keluar dari mobil Bintang tanpa memberikan pria itu waktu untuk mencerna yang baru terjadi. Ketika ia sadar, Bintang segera turun dan setengah berlari mengejar Gia yang sudah menghilang di balik pintu rumahnya.

Bintang hanya mendapati ketiga abang Gia yang sedang duduk di sofa dan menonton pertandingan sepak bola. Seperti dirinya, ketiga orang itu juga diliputi rasa bingung yang mendalam ketika melihat adik perempuan mereka satu-satunya tiba-tiba masuk dengan menutupi wajahnya dan membanting pintu kamar.

"Coba diketuk aja," saran Geva.

Bintang pun mengetuk pintu kamar Gia. "Gi? Kita bisa bicara?"

Never NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang