#NP Clara Mae - Unmiss You
I try to come up with a hundred of reasons not to
Leading you back to my heart just by thinking of you
But you keep coming over
Though deep down you know that you're wrong, to hold on
I wish I could unmiss you
Reverse the time so I could unmeet you
It would've made it so much easier, easier
Gino langsung berlari kecil masuk ke dalam restoran setelah mobilnya terparkir ala kadarnya. Tadi ia sedang menikmati waktu karaoke bersama teman-teman kantornya ketika Bintang menelpon dan memberitahu posisi Gia. Beberapa kata umpatan kesal dilemparkan pria itu kepada Bintang yang tega meninggalkan adiknya sendirian, namun lawan bicaranya itu tidak menjawab.
Patah hati jilid dua nih, gumam Gino saat melihat Gia yang duduk sendirian sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ia memperhatikan beberapa orang yang melirik ke arah adiknya itu dan juga pelayan yang seperti enggan menghampiri. Setelah menarik nafas dalam, Gino pun berjalan ke meja Gia.
"Gi?"
Gia membuka tangannya dan mengangkat kepala. Bibirnya langsung melengkung sedih seperti anak kecil yang sedang menahan tangis, sementara matanya sudah berair. Gemas banget, batin Gino sebelum menarik kursi dan duduk di sebelah Gia.
Bukannya berusaha menenangkan Gia, Gino malah merangkul adiknya itu sambil berkomentar, "aduh kenapa sih, Prinses? Nangis kok di tempat umum begini, bikin malu deh!"
Gia berusaha melepaskan diri dari rangkulan Gino, namun ditahan olehnya. "Ga, ga, bejanda doang, dek. Bintang lagi nih? Cinta monyet berakhir jadi cinta kutu ya, nyusahin."
"Hiks."
"Cup, cup, cup. Gongju, masa kamu udah dibesarin 26 tahun sama tiga pangeran, trus nangis bombai gini karena satu lelaki, sih? Menjatuhkan harga diri abang-abangmu ini namanya." Gino sejujurnya sudah tidak tahu mau bilang apa lagi, ia hanya mengeluarkan kalimat-kalimat yang ia anggap lucu supaya Gia setidaknya berhenti menangis karena sekarang mereka sudah menjadi tontonan.
Membesarkan Gia selama 26 tahun adalah hiperbola yang sering diucapkan Gino dimana-mana. Tentu saja tiga orang lelaki tidak akan mengerti cara membesarkan seorang anak perempuan apalagi jarak umur mereka tidak jauh. Mereka dulu sempat memiliki seorang pengasuh yang dipekerjakan oleh sang nenek. Pengasuh itulah yang membesarkan mulai dari Gio, Geva, Gino dan Gia sampai Gia berusia 14 tahun. Setelahnya, karena usia lanjut, pengasuh mereka memutuskan untuk berhenti dan pindah ke kampungnya. Gio yang sudah dewasa saat itu memutuskan untuk mengurus adik-adiknya sendiri, sampai saat ini.
"Udah yuk Gi, balik yuk? Tar kalo ada yang kenal abang di sini, gimana?"
Gia pun mengambil tisu di meja dan mengelap wajahnya. Lalu karena kesal, gadis itu menarik ujung hoodie Gino dan mengelap ingusnya di sana.
"Gi, Gi--yahhh, Gia! Kamu mah!"
"Rasain." Balas Gia kejam. Ia pun mengambil tasnya dan berjalan menuju kasir diiringi oleh tatapan ingin tahu dari hampir seluruh penghuni restoran.
"Your bill has been paid, Miss." Ujar kasir saat Gia hendak mengeluarkan kartu dari dompetnya.
"By who?"
"The man you came in with, Miss."
Gia mendengus. Bagus sekali Bintang, menelpon Gino, membayar makanan, sekarang apa? Jangan-jangan ia juga masih menunggu Gia di luar untuk memastikan bahwa gadis itu pulang dengan Gino, sesuai dengan kelakuannya yang penuh moral dan kebaikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Not
ChickLitGia mendorong Bintang jadi bersandar di sofa dan naik di atas tubuh pria itu, "Kamu, lebih suka bahasa Indonesia atau..." Tangannya bermain-main di balik kaus Bintang, "bahasa tubuh?" Bintang kembali menelan ludahnya sendiri, dadanya bergemuruh kenc...