|17| Ya, Lagi-lagi Tidak Terduga

4.9K 644 67
                                    

Membujuk Renjun ternyata cukup sulit. Perlu banyak kali mereka menjelaskan, dan ternyata tidak hanya memerlukan waktu sejam atau dua jam-an. Dua hari, baru setelah itu Renjun kembali lagi seperti sedia kala. Karena bagaimana pun juga, Renjun rasa, berlama-lama marah dengan sahabat-sahabatnya tidak ada gunanya. Lagipula, atas dasar apa dia mendiamkan serta menghindari sahabat-sahabatnya itu?

"Akan aku pastikan orang itu benar-benar bisa mentlaktir kita kali ini." Haechan berujar dengan berapi-api. Jemarinya menggepal, tatapannya menajam. "Jika dia kembali membatalkan secara sepihak, demi Tuhan aku akan mendatangkan apartemennya, dan mengacak-acak isinya." Jaemin di seberang sana menyetujui. Bahkan Chenle dan Jisung pun menganggukkan kepala.

Kali ini pembahasan tentang 'temannya Haechan' atau mungkin 'temannya sahabat-sahabatnya' Renjun.

Renjun tidak tahu, karena bahkan sampai saat ini nama orang itu tidak disebutkan. Renjun, sih, tidak masalah atau bahkan sangat penasaran. Dia tidak peduli, selagi itu tidak mengenai orang-orang terkasihnya.

"Oke, sampai jumpai nanti malam."

Bel pelajaran berikutnya berbunyi, mengharuskan mereka kembali ke kelas. Berpencar, karena memang memiliki kelas yang berbeda. Juga, lorong yang berbeda pula.

Renjun berjalan beriringan bersama Jaemin, sedang Haechan dan Jeno—yang memang sekelas—berjalan ke ruang olahraga.

Sepanjang perjalanan Jaemin terus bercerita. Membuat suasana hati Renjun juga berseri saat mendengar cerita yang keluar dari belah bibir Jaemin. Jika dilihat-lihat—apalagi dalam jarak sedekat ini, Renjun akui Jaemin sangat tampan. Namun yang masih membuat Renjun bingung—mengapa Jaemin yang bersama dengannya akan berbanding terbalik saat dengan Jeno?

Jaemin yang bersamanya itu terlihat tampan, tegas, maskulin dan pengertian serta perhatian sekali dengannya. Jaemin bagaikan pahlawan super untuknya.

Namun, mengapa Jaemin ketika bersama Jeno terlihat sangat berbeda?

Lelaki itu akan lebih banyak bicara dengan nada yang dibuat-buat. Tatapannya tidak setajam atau sedalam saat menatap dirinya. Dan saat bersama Jeno, Jaemin selalu—entah itu disengaja atau tidak—mengeluarkan aegyonya dalam berkata ataupun meminta sesuatu. Juga, dia selalu memeluk lengan Jeno dengan posesif, sedang jika bersama dengannya, Jaemin hanya akan merangkul dirinya dengan senyuman teduh milik lelaki itu.

Tidak hanya Jaemin sebenarnya. Melainkan Haechan pun demikian. Sangat berbanding terbalik sekali pada saat dengan Mark.

Dan Renjun hingga saat ini tidak mengerti mengapa keduanya bisa demikian.

Apakah mereka memiliki dua kepribadian?

🔻➖🤔

"Ini tempatnya?" Renjun mengitari pandangan ke setiap sudut restoran.

Restoran bergaya Cina-Eropa yang katanya baru dibuka beberapa minggu yang lalu—yang sangat dinantikan Haechan untuk mencicipi menu makanan yang dikatakan sangat nikmat.

Restorannya didonimasi warna emas dan hitam—elegan dan menenangkan. Banyak tamu yang berdatangan, namun semua tampak tenang. Mereka semua mengenakan jas ala orang kantoran ataupun pejabat—berbanding sekali dengan ketujuh anak itu yang hanya mengenakan pakaian ala anak muda.

Namun yang jadi permasalahan Renjun di sini bukanlah mengenai orang-orang berjas ataupun rupa restoran yang sangat mewah. Yang dipermasalahkan Renjun di sini ialah—"kafe ini milik gegeku."

Semua sontak menoleh ke arah Renjun. Merasa cukup terkejut akan pengakuan Renjun yang tiba-tiba itu. "Kau.. apa?" Haechan bertanya seakan linglung mendengarnya. Pemuda itu tidak tahu bahwasanya kakak dari sahabatnya itu sudah benar-benar sukses hingga memiliki restoran berkelas semacam ini—yang bahkan hanya untuk sekedar menikmati seporsi makanan, yang demi Tuhan tidak akan kenyang di perut Haechan, harganya selangit. Sangat disarankan, jika kalian yang tidak memiliki pekerjaan tetap ataupun seorang menengah ke bawah untuk tidak menampakkan kaki di sana. Atau tidak kalian akan pingsan melihat bill yang akan diterima nantinya.

Yang dikatakan di atas tidaklah hiperbola, karena bagaimana pun memang benar seperti itu kenyataannya.

"Eo, Renjun?" seseorang yang mengenakai pakaian pelayan menghampiri Renjun. Cukup terkejut saat melihat adik dari bosnya itu.

Renjun menoleh, "Noona?" Renjun tersenyum. Telah lama sejak terakhir dirinya bertemu dengan Yuqi—yang ternyata kekasih dari gegenya.

Ya, keduanya telah meresmikan hubungan seminggu yang lalu. Dan Renjun yang melihat bagaimana gegenya menembak Yuqi, yang jauh dari kata romantis, hanya dapat menggelengkan kepala dan tertawa saat menatap ekspresi terkejut Kun yang ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

Lagipula, Kun itu tampan dan dia seorang bos yang memiliki beberapa cabang kedai dan restoran Cina-Eropa. Siapa pula yang akan menolak penyataan cintanya?

Dan lagi, Kun itu kelewat baik terhadap karyawan-karyawannya. Apalagi terhadap Yuqi yang notabenya incaran lelaki itu. Jadi, tidak ada alasan yang mengharuskan Yuqi menolak pernyataan cinta sang bos, 'kan?

Wanita itu pula tidak dapat menolak pesona Kun, hingga tidak sadar jatuh ke dalam dekapan lelaki itu.

🔻➖😶

"Di mana temanmu itu?" Renjun bersuara setelah beberapa saat hanya keheningan yang melanda meja khusus yang biasa Renjun dan Kun tempati.

Meja yang lebih pribadi dengan interior yang lebih menawan dibanding yang lainnya. Letaknya di ruang lantai dua, di salah satu bilik kaca.

"Dia kata sedang menuju ke sini—ah, itu!" Haechan yang semula sibuk dengan gawainya—mengirim pesan kepada temannya, kini mengalihkan pandangan, lalu berseru kencang sembari jari telunjuk kanannya menunjuk seseorang yang baru saja menaiki tangga terakhir.

Seseorang berperawakan tinggi dengan pakaian nyentrik ala-ala anak USA sana. Seseorang yang bisa membuat Renjun menegang seketika melihatnya.

Meskipun orang itu mengenakan kacamata dna juga tampak tidak fokus menatap ke arah meja mereka, namun dalam sekilas kejapan mata saja Renjun tahu siapa orang itu. Dan tepat saat langkah panjang orang itu mendekat, dan tatapan keduanya bertemu, pergerakan di dunia seakan berhenti seketika. Seseorang itu kembali, setelah lama pergi darinya.

"Lucas?"

—To Be Continued

Oke aku udah double up kan ya itu 😍
Btw, niatnya pertemuan lucas renjun itu dipart sebelumnya, tapi gak tau kenapa malah kuundur seperti ini 😔
Dan ada gak yang udah paham jalan ceritanya—well, sebenernya dari awal cerita udah kentaraan banget aku buat hal-hal tersembunyinya, seperti misal;

Teman haechan itu lucas.
Restoran Cina-Eropa itu milik Kun.

Yang minta renjun sama guanlin atau lucas, harap bersabar, ya. Di otak aku udah kecantum kok apa-apanya. Tinggal tulis aja wkwk 😍😍 juga, yang minta cepet2 up atau double up mulu, itu juga aku pastikan mempercepat cerita ini tamatnya 🎉😍

See you👀❤️

ₐₙₜₐᵣₐ ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang