Prolog

57 11 1
                                    

Hampir satu jam telah berlalu, suasana hening menyelimuti para muba yang baru saja menempati kelas masing-masing, lebih tepatnya kelas X MIA 3. Kelas yang dihuni oleh pemilik otak dengan IQ yang tinggi dan pemikiran yang kritis, calon-calon penerus Einstein ada didalam diri mereka.

           Tidak ada sama sekali yang berkutik, semua tengah fokus pada sebuah buku yang mengharuskan tiap-tiap siswa mengisinya dengan pendapat diri sendiri. Pengawas juga tak lengah dan tak jengah menatap setiap murid. Ya, saat ini adalah tes IQ dan pemeriksaan psikologis untuk setiap murid baru.

           “Baik, waktu kalian selesai. Tolong kumpulkan setiap jawaban kalian ke bangku paling depan!” pintah salah satu pengawas.

           Semua siswa menurut, buku jawaban itu di estafet hingga bangku paling depan. Setelah terkumpul, buku itu dibawa oleh para pengawas. Sebelum meninggalkan kelas, mereka berpesan akan menunjukkan hasil pemeriksaan ini paling lambat besok.

           “Vinka, sulit banget gak sih soalnya. Otak gue sampai keringetan, nih!” adu Alika pada teman sebangkunya, yang sama sekali tak merespon keberadaan Alika.

           Vinka terdiam cukup lama, mengingat banyak pertanyaan yang dirasa terlalu sulit sehingga Vinka tidak yakin dengan jawaban yang ia berikan. Bermain pola dan motorik membuat Vinka lelah.

***

Satu hari berlalu,

           “Selamat pagi anak-anak!” sapa bu Putri, selaku wali kelas X MIA 3. “Baik, sekarang ibu akan bagikan hasil pemeriksaan psikologis kalian. Untuk tiap anak, jangan membagi hasil kalian dengan teman. Karena ini bersifat rahasia!”

           “Baik, bu!”

           Setelah itu, bu Putri memanggil setiap murid yang tercantum namanya di buku jawaban. Beberapa anak yang sudah membukanya cukup terkejut dengan hasilnya, tak sedikit juga yang menangis. Menurut mereka sebagai anak unggulan, IQ adalah yang paling utama.

           “Vinka Maudry!”

           Vinka berjalan santai, mengingat dirinya yang pintar realita tak akan menghianati ekspektasinya yang tinggi.

           “Alvaro Azri Narendra!”

           Dibukanya buku jawaban itu dengan perlahan, Alika yang berada disamping Vinka juga penasaran hal itu membuat Vinka menghembuskan nafas kesal karena Alika terus mendesaknya untuk segera membuka.

           Kecerdasaan Intelektual : Rata-rata bawah (85-99)

           Pemakaian otak         : Otak kanan (Seni,Kreatif, Imajinatif)

           “Vin,” Alika menatap tak percaya pada hasil yang didapatkan Vinka.

           Dengan spontan Vinka meremas kertas itu, ternyata realita menghianati ekspektasi yang dibangun tinggi sehingga menjatuhkan kepercayaan dirinya. Vinka adalah murid pintar, tapi entah mengapa IQ nya tak sejalan dengan asumsi semua orang.

           “Woi kelas kita ada cucunya einstein!!” seorang laki-laki penghuni bangku belakang berteriak heboh, sambil menunjuk buku hasil tes milik teman sebangkunya. “IQ Varo diatas superior, gila nih anak!”

           Seketika, kelas mejadi heboh semua berbondong-bondong menuju bangku sang pemilik IQ diatas superior itu, tak lain tak bukan adalah Alvaro Azri Narendra. Siswa tercerdas yang dimilik oleh SMAN 2 saat ini, ia akan menjadi kesayangan para guru dan raja dari setiap olimpiade.

           “Vin, lo harus liat sih. IQ dia 140-170. Gue yakin dia bakal berantas semua nilai dan angkat nama baik sekolah kita lewat olimpiade dan—” ucapan Alika terhenti.

BRAK!!

           Semula perhatian penuh tertuju pada Varo, tapi kali ini sudah berubah dan teralihkan pada Vinka yang tiba-tiba menggebrak meja dan menatap sinis pada Varo.

           “Memang, IQ menentukan segalanya? Mungkin aja lo Cuma kebetulan dapat IQ sebesar itu.” Vinka tersenyum remeh, sambil terus menatap Varo dingin.

***
HAII!!!
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MELAKSANAKAN....

Kali ini aku balik lagi ke wattpad setelah agak lama hiat nulis (enggak sih, masih nulis tapi nggak ke wattpad)

Cerita baru yang aku tulis berjudul "Rehat"
Semoga semua berkenan untuk membaca ya.

Oiya, sekarang aku bakal fokus untuk menjadikan nulis sebagai kesenangan bukan mengais reader atau vote. Karena belakangan ini agak melebar kemana-mana sehingga ngebuat tulisan aku seperti dikejar" dan gak sesuai hati.

UPDATE TIAP HARI!!!! (BENERAN KALI INI)

Selamat mengikuti kisah "Rehat"!

REHATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang