Warn! Banyak typo!"Please, beri gue kesempatan! Sekali aja! Gue tahu itu, Ngga. Tapi bukan berarti gue nggak pantes buat dapetin loe, kan?"
-Serene
Sarah memperlihatkan kuda-kudanya siap menerima bola. Di pusat perhatiannya, Glenn menyunggingkan senyumannya.
Service pertama bergerak mulus ke arah Sarah. Tangannya lihai memainkan bet itu. Gerakan kakinya juga turut berirama.
Inilah kesenangan Sarah yang tak bisa dilewatkan.
Pantulan bola Glenn meleset dari bet Sarah, membuat laki-laki itu tertawa renyah. Sarah mendengus kesal, bukan saatnya ia kalah.
Ia melempar bola service, permainan kembali berlanjut. Decitan sepatu para peserta ekstra itu, membuat dering telepon pada ponsel Sarah tak terdengar.
Berkali-kali nama [Mymoon] terlihat di layar ponsel Sarah yang menyala.
^^
Sementara Rangga, laki-laki itu sibuk mencari dimana pacarnya? Hanya terdengar bunyi nada sambung namun tak diangkat oleh Sarah.
Pandangannya mengarah pada ruang kelas pacarnya yang sudah sepi. "Dimana Sarah?" pikirnya. Langkahnya menjauh, mendekati papan pengumuman.
Dibacanya jadwal daftar ekstra kulikuler di sekolahnya. Tennis. Hari ini. Rangga menoleh ke arah bangunan di seberang gedung itu. Masih banyak motor dan mobil yang terparkir di depannya.
Rangga melangkahkan kakinya untuk memastikan apakah Sarah mengikuti extra tennis hari ini. Langkahnya terhenti ketika seseorang memanggil namanya.
"Rangga!" Seorang gadis berperawakan langsing itu tersenyum dengan girangnya, mengetahui orang yang dicarinya ketemu.
Rangga menoleh sebentar, ia sangat malas meladeni gadis ini. Gadis yang sama lagi.
"Pulang yuk! Mamaku udah nyuruh pulang nih," Seakan gadis berwajah Serene itu lupa dengan apa yang dilakukan Rangga padanya pagi ini.
"Sorry, gue ada janji sama Sarah," Kakinya berniat untuk melangkah, sebelum pergelangan tangannya di cegah oleh Serene.
"Ngga? Bisa nggak sih, loe anggep gue ada? Apa yang kurang dari gue coba?!" Serene tampak lelah. Ia lelah mengejar Rangga.
"Loe masih nanya? Gini ya, Rin! Gue nganggep loe nggak lebih dari ini. Gue punya pacar, gue sayang sama dia, gue cinta sama dia. Please, loe berhenti gangguin kita. Loe tahu, kan?" Kini Rangga sepenuhnya menatap Serene. Ia juga lelah. Lelah dengan ego Serene.
"Please, beri gue kesempatan! Sekali aja! Gue tahu itu, Ngga. Tapi bukan berarti gue nggak pantes buat dapetin loe, kan?" aksen Serene terdengar tak terkendali. Tak ada aku-kamu melainkan loe-gue. Mata gadis itu berkaca-kaca.
"Sorry banget, Rin. Bukan gue munafik. Tapi gue sayang sama orang lain. Dan itu bukan loe. Loe bebas nglakuin apapun, kecuali gangguin gue sama Sarah, ngerti?" Rangga berusaha setenang mungkin agar emosi dalam dirinya reda.
"Tapi, Ngga-" Belum selesai Serene mengungkapkan unek-uneknya. Rangga lebih cepat berbalik dan berjalan dengan tangan kanan yang terangkat ke atas.
Serene kembali kecewa dengan dirinya sendiri. Ia juga berusaha untuk tidak melampaui batasnya. Ia harus tahu diri.
^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Matahari
Teen FictionBulan dan Matahari berjudul asli Sun and Moon ----------------------------------------------------------------- Mencintai dan memiliki adalah hasrat diri. Satu kata untuk Sarah, egois. Bisakah ia memeluk Rangga sedangkan tangannya menggenggam Glenn...